Fasyankes Jabar Kolaps, Jika Dua Pekan Mendatang Prokes Ketat Gagal Dilaksanakan

Prokes COVID-19 harus dijaga ketat jika tidak Rumah Sakit Kolaps

oleh Arie Nugraha diperbarui 23 Jun 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2021, 14:00 WIB
Rumah Sakit Darurat COVID-19 Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung
Rumah Sakit Darurat COVID-19 Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung. (Sumber Foto: Humas Jabar)

Liputan6.com, Jawa Barat - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jawa Barat menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) kemungkinan kolaps dalam dua pekan mendatang.

Menurut Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Barat, Marion Siagian, hal tersebut terjadi apabila selama dua pekan mendatang seluruh kelompok masyarakat lalai menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

"Memang kalau dilihat COVID-19 ini belum bisa dikendalikan dengan baik. Karena kalau kita lihat peran-peran kita sebagai anggota masyarakat juga, ini masih perlu sekali ditingkatkan," ujar Marion dalam kanal YouTube Podcast Juara, Bandung, Rabu, 23 Juni 2021.

Marion, mengatakan, bukti prokes ketat perlu dilakukan mengacu kepada peningkatan jumlah kasus COVID-19 sejak periode 9 April hingga 12 Mei 2021 yang mencapai 33.876 kasus. Angka itu setara dengan 1.143 per hari atau rata-rata di tiap kabupaten dan kota terdapat 50 kasus.

Marion menjelaskan bahwa periode 14 Mei - 16 Juni 2021, angka kasus COVID-19 terus naik mencapai 39.685. Rinciannya terdapat penambahan kasus COVID-19 sebanyak 1.167 per hari.

"Itu kemungkinan diakibatkan dengan aktivitas masyarakat pada waktu itu. Banyak sekali kegiatan masyarakat pada waktu tersebut, membuat kita abai walau pun itu dimulai dari lingkungan yang kecil," kata Marion.

 

Simak Video Berikut Ini


Kenaikan Kasus COVID-19 di Jawa Barat

Bahkan Marion menyebutkan bahwa kenaikan kasus COVID-19 paling tinggi di Jawa Barat terjadi pada saat libur pergantian tahun lalu. Namun kini banyak pasien yang terinfeksi cukup berat masuk ke rumah sakit.

Paling parah, kata Marion, adanya pasien terinfeksi COVID-19 ringan tetapi tetap beraktivitas di luar ruangan. Ini yang memicu tingginya angka kasus di Jawa Barat.

"Selain komorbid, ada juga pasien usia muda yang positif dirawat di rumah sakit. Mereka datang dengan kondisi yang cukup parah. Mulanya ringan tapi tidak melakukan isolasi mandiri dengan benar," kata Marion.

Marion menerangkan bahwa tingginya kasus COVDI-19 di Jawa Barat dipicu oleh perilaku masyarakat yang tidak patuh terhadap prokes yang ada. 


Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta.

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya