Liputan6.com, Jakarta Lonjakan kasus COVID-19 masih terjadi, pada 6 Juli 2021 kasus harian yang dilaporkan mencapai 31.189. Hal ini mendorong pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memperkuat pelaksanaan 3T yaitu Testing, Tracing dan Treatment.
Testing selain untuk skrining, juga sangat diperlukan untuk pelacakan atau tracing sehingga dapat ditemukan suspek dan kontak erat dari kasus terkonfirmasi.
Baca Juga
Sebagai upaya membantu pemerintah, perusahaan obat Kalbe mendorong penyediaan infrastruktur alat pemeriksaan virus SARS-CoV-2 melalui metode pemeriksaan RT-LAMP Saliva atau pemeriksaan dengan air liur tanpa pengambilan darah.
Advertisement
Metode RT-LAMP yang merupakan pemeriksaan biomolekuler yang masuk dalam tes NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) di mana RT-PCR juga masuk dalam kategori yang sama.
“RT-LAMP Saliva bisa menjadi solusi dalam membantu pemerintah untuk memperluas cakupan tes terhadap virus SARS-CoV-2 khususnya di daerah-daerah yang tidak memiliki kapasitas mesin RT-PCR yang mencukupi,“ kata Hari Nugroho, Head External Communication PT Kalbe Farma Tbk mengutip keterangan pers, Rabu (7/7/2021).
Ia menambahkan, metode RT-LAMP Saliva tidak memerlukan fasilitas alat laboratorium yang mahal, cukup memerlukan water bath sebagai alat utama ditambah peralatan laboratorium standar lainnya seperti pipet, tabung, mini centrifuge, dan vortex mixer.
Simak Video Berikut Ini
Perbandingan dengan RT-PCR
Jika dibandingkan dengan pemeriksaan RT-PCR, lanjut Hari, pemeriksaan RT-LAMP Saliva juga termasuk dalam tes biomolekuler yang target pemeriksaannya adalah materi genetik virus SARS-CoV-2, dalam hal ini gen N yang sudah mendapat EUA (Emergency Use Authorization) dari WHO sebagai salah satu gen target yang bisa digunakan.
Dengan mengidentifikasi gen N dari virus SARS-CoV-2, RT-LAMP Saliva dapat mengidentifikasi beberapa mutasi varian seperti Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan beberapa varian mutasi virus lainnya.
Sementara itu, Direktur KalGen DNA, Retno Ambarwati, menambahkan perbandingan lainnya antara RT-PCR dan RT-LAMP Saliva yakni:
-Prinsip kerja pemeriksaan RT-PCR menggunakan beberapa setting suhu (nonisothermal) sedangkan RT-LAMP Saliva menggunakan suhu yang konstan (isothermal).
-Waktu pengerjaan RT-PCR kurang lebih 240 menit sedangkan RT-LAMP Saliva kurang lebih 65 menit.
-Hasil RT-PCR bersifat kuantitatif (ada nilai CT) sedangkan RT-LAMP Saliva bersifat kualitatif tanpa nilai CT.
-Rata-rata sensitivitas dan spesifisitas RT PCR lebih dari 95 hingga 100 persen. sedangkan data terakhir RT-LAMP Saliva menunjukkan sensitivitasnya 92,6 persen dan spesifisitasnya 93,3 persen.
-Pengambilan sampel RT-PCR memerlukan tenaga terlatih karena menggunakan swab sedangkan RT-LAMP Saliva dapat dilakukan pasien secara mandiri.
Advertisement
Butuh Perlakuan Khusus
Retno menambahkan, yang perlu diperhatikan masyarakat adalah pemeriksaan RT-LAMP Saliva tetap membutuhkan perlakuan khusus terhadap sampel yaitu untuk memperbanyak materi genetik yang terdapat pada sampel dengan menggunakan reagen dan peralatan laboratorium standar, jadi RT-LAMP Saliva masih memerlukan laboratorium dalam uji sampelnya.
RT-LAMP Saliva mendeteksi materi genetik virus sama seperti RT-PCR, bukan mendeteksi protein virus seperti rapid tes Antigen.
“Jadi pemeriksaan RT-LAMP tidak bisa dilakukan sendiri sehingga kit RT-LAMP Saliva tidak dijual bebas, termasuk di marketplace,” kata Retno, “Hanya laboratorium yang dapat membeli kit RT-LAMP Saliva ini,” pungkasnya.
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Alpha, Beta dan Delta
Advertisement