Liputan6.com, Singapura - Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) Kementerian Kesehatan Singapura belum lama ini melakukan riset guna mencari tahu apakah memegang buah dan sayuran dapat menularkan virus Corona penyebab COVID-19.
Riset melibatkan sejumlah pasien COVID-19 dari klaster Pasar Bukit Merah View dan Hawker Center yang memiliki total kasus sebanyak 94 jiwa.
Baca Juga
Akibat dari penemuan kasus COVID-19 tersebut, sebanyak 182 kios di pusat perdagangan yang beralamat di 115 Bukit Merah View, Singapura, ditutup selama dua pekan.
Advertisement
Terkait hasil riset, NCID menemukan adanya tiga kesamaan pada pasien dari salah satu klaster COVID-19 terbesar di Singapura tersebut, yaitu pasien tidak divaksinasi, pasien juga mengaku tidak pakai masker dengan benar, dan cenderung menyentuh buah dan sayuran sembarangan.
Setelah mengetahui hasilnya, Direktur Eksekutif NCID, Profesor Leo Yee Sin, mengatakan, akan memerluas jangkauan penelitian mengenai penyebab penyebaran virus Corona di tempat tersebut, mengingat banyaknya lansia yang bertindak sebagai pedagang maupun pembeli.
Lee Yee Sin, mengatakan, lansia merupakan kelompok rentan. Dia pun berharap para lansia yang akan dilakukan tracing (pelacakan) tergolong kelompok yang tidak menghabiskan waktu di pasar terlalu lama.
Sebab, makain sebentar keberadaannya, makin kecil pula kemungkinan tertular virus penyebab COVID-19.
"Bila Anda menghabiskan waktu di episenter, tentu saja risiko terinfeksi lebih tinggi," katanya dikutip dari situs The Strait Times pada Senin, 13 September 2021.
Perilaku Para Pedagang Akibatnya Terjadinya Penularan COVID-19
Direktur Kesehatan Masyarakat dan Epidemiologi Nasional Singapura, Profesor Matthias Toh, melanjutkan, setelah ditelusuri, NCID menemukan sebuah fakta bahwa para pedagang atau pemilik lapak cenderung mengemas kembali dagangan sebelum dijual ke pembeli. Sayangnya, mereka tidak rutin cuci tangan.
Padahal, pemilik lapak seharusnya memiliki hand sanitizer dan lebih sering membersihkan tangan sebelum menyentuh buah dan sayuran dagangan mereka.
"Setelahnya, mereka juga dapat membersihkan tangan mereka kembali. Ini tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga masyarakat," ujarnya.
Toh kembali mengimbau para pedagang dan pemilik lapak untuk tidak melupakan protokol kesehatan COVID-19. Selain cuci tangan, Toh mengingatkan agar mereka memakai masker non-medis yang dapat dicuci lalu dipakai kembali.
Hal serupa juga harus dilakukan karyawan dan swalayan.
"Barang-barang yang kemungkinan akan disentuh banyak orang sebelum mereka membuat keputusan, barang itulah yang harus kita perhatikan secara spesifik karena bisa menjadi sumber penularan," katanya.
Advertisement
Sering-Sering Cuci Tangan Dapat Mencegah Penularan COVID-19
Meski begitu masyarakat tak perlu cemas sehingga enggan memegang buah dan sayuran. Selama rutin mencuci tangan setiap habis pegang benda apa pun, penularan virus Corona dapat dicegah.
Konsultan Penyakit Menular di National University Hospital, Profesor Dale Fisher, mengingatkan, tidak perlu mengenakan sarung tangan agar terhindar dari paparan virus.
Sarung tangan, kata dia, justru dapat mengakibatkan perpindahan partikel virus Corona unutk mencemari tempat lain.
Sebab, sarung tangan seringkali tidak dilepas sehabis menerima duit atau benda lainnya.
"Jauh lebih baik untuk sering mencuci tangan. Membawa botol kecil yang berisi pembersih tangan berbahan dasar alkohol dan sering menggunakannya, jika Anda khawatir, lebih baik (daripada memakai sarung tangan)," ujarnya.
Dan, jangan lupa mencuci buah sebelum dikonsumsi. Ketika mencuci buah dan sayur sebaiknya tidak menggunakan deterjen, sabun, atau produk pembersih lainnya. Endapan atau sisa sabun dari bahan-bahan tersebut dikhawatirkan dapat tertelan manusia
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19
Advertisement