Liputan6.com, Jakarta - Dampak pandemi COVID-19 dalam bidang kesehatan, salah satunya penanganan tuberkulosis (TBC) terganggu. Hal tersebut tidak hanya dialami Indonesia, melainkan terlihat pada regional wilayah Asia.
Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama membeberkan, dampak atau gangguan pandemi COVID-19 terhadap penanganan TBC. Sebagaimana informasi dari SEA Regional WHO Surveys disruption, ada 5 dampak COVID-19 terhadap TBC.
Advertisement
Baca Juga
"Pertama, deteksi kasus. Deteksi kasus bisa di mana-mana, tapi karena COVID-19 tentu saja bisa terganggu. Semua orang sedang sangat sibuk saat ini melakukan deteksi pasien COVID-19. Kedua, dari sisi kerja laboratorium," jelas Tjandra dalam Eliminasi Penyakit Tuberkulosis, Rabu (29/9/2021).
"Kerja laboratorium untuk memastikan obat tuberkulosis juga terganggu, karena laboratorium semua sibuk menangani memeriksa sampel untuk COVID-19. Ketiga, pengadaan obat. Di banyak negara ini terjadi, tapi di Indonesia umumnya tidak masalah."
Suplai obat TBC berkurang karena orang sibuk menangani obat-obatan untuk COVID-19. Keempat, soal perawatan dan monitoring. Monitoring TBC bisa jadi terlambat dan terganggu.
"Misalnya, minum obat TBC kan ada yang 6 bulan sekali, lantas monitoring bisa terlambat, karena orang takut ketularan gitu ya,"
"Kelima, masalah sumber daya kesehatan. Yang tadi banyak menangani TBC, akhirnya jadi menangani COVID-19. Apalagi ada SDM kesehatan yang menangani TBC dan COVID-19 dua-duanya."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Penyakit Lain Perlu dapat Perhatian di Masa Pandemi
Menilik penanganan TBC yang terganggu masa pandemi COVID-19, Tjandra Yoga Aditama menekankan, ada pesan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bahwa penanggulangan TBC juga tetap ditangani pada masa pandemi.
Pernyataan WHO tersebut dalam WHO Information Note, COVID-19: considerations for tuberculosis (TB) care.
"WHO menyampaikan, walaupun kita lagi pandemi, sangat penting menjamin penanganan pasien TBC pada saat ini. Jadi, jangan lupa, TBC dan penyakit-penyakit lain, seperti demam berdarah juga tetap ada," kata Tjandra Yoga.
"Sambil menangani COVID-19, berbagai penyakit lain harus tetap ditangani secara intensif, termasuk TBC ini. Ini yang perlu disampaikan."
Advertisement