Satu Anggota Keluarga Divaksinasi, Risiko Penularan COVID-19 di Rumah Turun 61 Persen

Pentingnya melakukan vaksinasi COVID-19 di lingkungan keluarga.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Okt 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2021, 07:00 WIB
VAKSINASI MURID SEKOLAH DASAR
Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 Pfizer untuk seorang siswa di SDN Panunggangan 5, Pinang, Kota Tangerang, Selasa (19/10/2021). Pelaksanaan vaksinasi untuk pelajar usia 12 tahun ini dilakukan dalam rangka persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti dari Unit of Geriatric Medicine, Universitas Ume, Ume, Swedia, Peter Nordström mengatakan bahwa satu anggota keluarga yang melakukan vaksinasi COVID-19 dapat menurunkan risiko penularan kepada anggota keluarga lain yang belum disuntik vaksin.

Risiko infeksi COVID-19 dapat turun lebih tajam ketika jumlah anggota keluarga yang divaksinasi lebih banyak lagi. Temuan ini dipublikasikan secara daring pada 11 Oktober di JAMA Internal Medicine.

"Ketika Anda divaksinasi, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga kerabat Anda," kata Peter mengutip Webmd, Jumat (22/10/2021).

Para peneliti menganalisis 1.789.728 data individu dari 814.806 keluarga pendaftar nasional di Swedia. Semua individu telah memperoleh kekebalan baik dari infeksi COVID-19 sebelumnya atau dengan vaksinasi lengkap.

Setiap orang dengan kekebalan dicocokkan dalam rasio 1:1 dengan orang tanpa kekebalan dari kelompok individu dengan keluarga yang memiliki dua hingga lima anggota.

Hasilnya

Hasilnya, keluarga yang memiliki satu anggota dengan kekebalan COVID-19 memiliki risiko 45 hingga 61 persen lebih rendah untuk tertular COVID-19.

Pengurangan risiko meningkat menjadi 75 hingga 86 persen ketika dua anggota keluarga kebal.

Ini kembali meningkat menjadi 91 hingga 94 persen ketika tiga anggota keluarga kebal, dan menjadi 97 persen dengan empat anggota keluarga yang kebal.

"Hasil ini serupa dengan risiko infeksi COVID-19 parah yang bisa membuat pasien harus rawat inap di rumah sakit," tulis para peneliti.

Dalam keluarga dengan tiga anggota di mana dua anggota kebal, anggota keluarga nonimun yang tersisa memiliki risiko 80 persen lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit.

Implikasi Global

Peter, menambahkan, timnya menggunakan pengaturan keluarga karena lebih mudah diidentifikasi sebagai kohort dengan pendaftar nasional. Alasan lainnya karena COVID-19 menyebar di antara orang-orang yang kontak dekat satu sama lain.

Walau meneliti lingkup keluarga, tapi temuan ini memiliki implikasi bagi kelompok lain yang menghabiskan banyak waktu bersama yang pada akhirnya berkaitan pula dengan kekebalan kelompok.

Para penulis mencatat bahwa sebagian besar populasi global belum divaksinasi. Mereka juga mencatat, sebagian besar populasi di negara-negara berpenghasilan rendah tidak akan dapat menerima vaksin pada 2021.

Oleh sebab itu, penelitian ini dapat menjadi kabar baik bagi negara-negara yang capaian vaksinasinya belum tinggi.

Infografis Cek Zonasi Destinasi Libur Bebas COVID-19

Infografis Cek Zonasi Destinasi Libur Bebas Covid-19
Infografis Cek Zonasi Destinasi Libur Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya