Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Cara Tepat Membersihkan Penis Usai Bercinta, Menurut Ahli

Meskipun tidak ada satu cara pasti untuk mencuci penis dengan benar setelah berhubungan seks, ada beberapa hal yang perlu diketahui

oleh Fitri Syarifah diperbarui 06 Nov 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi penis (pixabay)
Ilustrasi penis (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Dari sekian saran yang muncul di media sosial terkait cara membersihkan penis, ada yang berupa candaan, ada juga yang serius. Namun yang pasti, pria harus ke kamar mandi dan membilas setiap sudut dan celah dengan baik.

Tetapi tidak semua orang ingin langsung mandi setelah berhubungan seks, dan meninggalkan pasangannya di tempat tidur sendirian. Itu sebabnya orang lain akan menyarankan menggunakan tisu basah untuk membersihkan area tersebut.

Dilansi dari Menshealth, meskipun tidak ada satu cara pasti untuk mencuci penis dengan benar setelah berhubungan seks, ada beberapa hal yang perlu diingat. Dr. John Zampella dari NYU Langone Preston Robert Tisch Center mengatakan, ada aturan umum seperti membereskan cairan, pelumas dan sebagainya di semua tempat pasca-seks.

"Daripada kesusahan menjangkau penis memasuki wastafel yang tinggi, bukannya lebih mudah mandi. Lalu tisu bayi atau handuk basah memang bisa membantu menghilangkan kotoran dan sisa pelumas, tetapi sabun dan air mengalir lebih baik dalam membunuh bakteri dan mencegah infeksi, terutama setelah seks anal," katanya.

Sementara membersihkan penis dengan peroksida setelah berhubungan seks, meskipun tidak selalu berbahaya namun efek sampingnya bisa menimbulkan rasa pedas pada kulit dan kemungkinan menimbulkan ruam atau bahkan luka, sehingga cara ini tidak ia rekomendasikan.

 

Mengapa pria perlu mencuci penis setelah berhubungan seks?

Penis memiliki dua jenis kulit yang berbeda, yaitu kulit mukosa dan kulit berkeratin. Kulit mukosa tidak memiliki lapisan kulit mati yang keras di permukaannya, anggap saja seperti kulit di bagian dalam bibir Anda. Kulit berkeratin memiliki lapisan pelindung yang keras, lebih mirip dengan kulit di bagian dalam lengan Anda.

Kulit mukosa dapat menjadi sensitif dan rentan terhadap cedera. Meskipun vagina membuat pelumasnya sendiri, tapi itu juga menghasilkan sekresi asam spesifik untuk membantu mencegah infeksi, beberapa di antaranya dapat mengiritasi kulit sensitif pada penis Anda.

Ketika berhubungan dengan seks oral, liur mengandung semua jenis enzim yang membantu memecah makanan saat kita mengunyah, dan enzim yang sama ini akan masuk ke penis saat melakukan seks oral. Namun hal ini bisa menyebabkan iritasi, terutama di sekitar meatus uretra, alias lubang kencing Anda, jelas Zampella.

 

Disirkumsisi (sunat) vs tidak disirku

Zampella menyarankan untuk membilas penis dengan air hangat untuk menghilangkan iritasi. Menambahkan sabun akan membantu menghilangkan bakteri atau sisa lengket dari hal-hal seperti pelumas. Serta pastikan tidak menggunakan apa pun dengan pewarna atau aroma, karena dapat menyebabkan iritasi.

"Ada beberapa sabun yang secara komersial mengandung arang, dan dirancang khusus untuk skrotum/perineum/anus yang membantu menghilangkan bau," tambah Michael Ingber, MD, dari Garden State Urology, dikutip dari MH.

Bersihkan dengan lembut saat mencucinya dan hindari menggosok terlalu kencang, kata Ingbar. "Kulit Anda di bagian ini cukup tipis, terutama di atas batang penis, dan kelenjar (yaitu, ujung) sangat sensitif. Menggunakan tangan saja sudah cukup baik dalam membersihkannya," katanya. Jadi tidak perlu menggunakan scrub, loofah, atau perangkat lainnya.

Kemudian setelah berhubungan seks, pastikan Anda buang air kecil, karena dapat membantu mencegah infeksi saluran kemih dan membantu menjaga kebersihan uretra. (Itu berlaku untuk semua jenis lubang yang Anda masukkan ke dalam penis Anda.)

Setelah semua ini, pertimbangkan untuk menggunakan lotion atau pelembab lembut untuk membantu rehidrasi dan melindungi kulit pada penis. Pastikan Anda menggunakan satu dengan bahan yang tepat. “Namun, banyak losion dan semprotan mengandung alkohol, PEG, atau gliserin, yang dapat merusak kulit, atau mengiritasi lebih lanjut. Jadi perlu diperhatikan lagi komposisinya,” Inbger memperingatkan. 

 

Disirkumsisi (sunat) vs tidak disirkumsisi

Pria yang tidak disirkumsisi perlu sedikit lebih berhati-hati dalam hal pembersihan. Mereka memiliki lebih banyak kulit mukosa, itulah sebabnya daging di bawah kulup lebih merah muda dan lebih lembut. Semakin banyak kulit sensitif ini berarti semakin rentan terhadap iritasi.

“Untuk pria yang tidak disirkumsisi, disarankan untuk rutin membersihkan bagian bawah kulup. Tarik kulup dengan lembut dan cuci bagian bawahnya untuk menghindari penumpukan smegma, zat yang tampak seperti keju dan terkadang berbau busuk yang terbuat dari lemak, sel-sel kulit yang mengelupas, dan kelembapan yang diproduksi secara alami oleh tubuh,” kata Laurence Levine, MD, profesor urologi di Rush University Medical Center di Chicago dan direktur Medical Advisory Board for Promescent, dikutip dari MH.

Levine mencatat bahwa area di bawah kulup Anda harus dibersihkan setiap hari. Jadi bahkan jika Anda tidak berhubungan seks, tetap bersihkan penis Anda.

Orang yang disirkumsisi juga tidak otomatis terbebas dari infeksi. Jadi tetap pastikan saat mencucinya, Anda menarik kulup yang Anda miliki kembali, untuk membilas semuanya dengan benar.

Infografis ukuran penis di berbagai negara

[Bintang] Infografis ukuran penis di berbagai negara
Infografis ukuran penis di berbagai negara | Via: foxnews.com
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya