Liputan6.com, Jakarta - Piring keramik dan tanah liat memang menarik untuk dikoleksi. Namun, waspadalah apabila digunakan untuk menyajikan makanan. Piring keramik dan tembikar dari negara lain rawan mengandung timbal dalam jumlah tinggi.
Dikutip Very Well Health, timbal digunakan pada peralatan makanan yang dibuat untuk dekorasi seperti digantung di dinding karena lebih berwarna. Potongan-potongan tua porselen yang dibuat di Amerika Serikat sebelum tahun 1971, atau yang retak atau terkelupas, juga dapat memiliki kadar timbal yang tinggi yang dapat melarutkan timbal ke dalam makanan dan minuman.
Piring keramik antik seperti pot tanah liat, cangkir, dan piring dari luar negeri mungkin memiliki kadar timbal tinggi yang dapat mencemari makanan. Begitu pula keracunan timbal sebagian besar terkait dengan debu dan serpihan dari cat lama, piring keramik dan tembikar berlapis timah yang bahaya untuk kesehatan.
Advertisement
Pada anak-anak, keracunan timbal dapat mengganggu pembelajaran dan menyebabkan masalah perilaku. Sedangkan pada orang dewasa, kadar timbal yang tinggi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan mempengaruhi beberapa sistem organ. Pada wanita hamil, paparan timbal dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran.
“Perabotan keramik tradisional atau buatan tangan dari berbagai negara, termasuk Meksiko, Ekuador, Turki, dan Uzbekistan, ditemukan mengandung timbal tingkat tinggi,” kata Paromita Hore, PhD, direktur Penilaian Paparan Lingkungan dan Pendidikan di departemen kesehatan NYC.
Timbal dapat ditambahkan ke cat atau kaca untuk mencerahkan warna dan memberikan hasil akhir yang halus.
Baca Juga
Sebenarnya, keracunan timbal karena peralatan makan dan tembikar bukanlah masalah khusus di New York City. Menurut Hore, Food and Drug Administration (FDA) telah menerima laporan dari berbagai yurisdiksi.
Sementara itu, Kelly Johnson-Arbor, MD, direktur co-medis National Capital Poison Center di Washington, DC, mengatakan keracunan timbal dari penggunaan piring yang mengandung timbal relatif jarang terjadi.
"Ini adalah sesuatu yang kita lihat dari waktu ke waktu, tetapi itu bukan sesuatu yang biasa seperti paparan timbal dari air, atau dari cat," kata Johnson-Arbor kepada Verywell.
Periksa Piring Warisan Orang Tua
Ada baiknya Anda mulai memperhatikan peralatan makan pusaka yang dibuat sebelum tahun 1971, ketika FDA menetapkan peraturan untuk kadar timbal dalam keramik. Gelas dan botol kristal timbal juga dapat menimbulkan risiko kesehatan.
“Rekomendasi terbaik bagi orang-orang untuk menghindari penggunaan produk tersebut, terutama jika produk tersebut tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai peralatan masak,” kata Johnson-Arbor.
Ia menambahkan langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah menghindari meletakkan makanan di benda yang tujuannya untuk dipajang di dinding sebagai dekorasi.
Anda tidak mungkin sakit parah dari sekali paparan produk yang mengandung timbal, tambahnya, tetapi produk tersebut mungkin lebih berbahaya bagi anak kecil.
"Lebih memprihatinkan ketika orang menggunakan produk ini dari waktu ke waktu," katanya.
Karena itu, jangan menggunakan piring, cangkir, atau gelas untuk makanan atau minuman kecuali memiliki label yang menyebutkan bahwa produk tersebut aman untuk digunakan dengan cara itu.
Advertisement
Mug Keramik untuk Minum
Johnson-Arbor menyontohkan laporan kasus seorang wanita berusia 32 tahun yang mengalami keracunan timbal dari penggunaan mug keramik secara teratur. Saat diuji, wanita tersebut memiliki kadar timbal dalam darah 44 mg per desiliter. Wanita ity kemudian melahirkan seorang bayi perempuan yang juga memiliki kadar timbal yang tinggi dalam darahnya
Penyebabnya dari mug yang dibeli di toko yang sudah terkelupas dan glasir timbalnya terkelupas. Dia telah minum air lemon panas secara teratur selama kehamilannya dan sesudahnya. Keasaman lemon, bersama dengan panas, menyebabkan timbal keluar dari cangkir.
Makanan yang asam atau panas lebih cenderung menyebabkan kebocoran dari piring yang retak atau terkelupas. "Jadi, piring lama yang retak atau piring yang glasirnya mengelupas, misalnya, harus dihindari," ujar Johnson-Arbor.