Liputan6.com, Jakarta Perkembangan kematian COVID-19 di Indonesia semakin naik. Pada 4 Februari 2022, kematian akibat COVID-19 bertambah 42 kasus. Angka ini melonjak drastis dibanding beberapa hari sebelumnya, 38 kasus (per 3 Februari 2022) dan 25 kasus (per 2 Februari 2022).
Data Satgas Penanganan COVID-19 mencatat, pasien meninggal pada 4 Februari 2022 yang bertambah 42 berasal dari kasus transmisi lokal. Total kumulatif mencapai 144.453 kasus meninggal (3,3 persen).Â
Advertisement
Baca Juga
Pada 4 Februari 2022, terdapat 9 provinsi yang menambahkan kematian COVID-19 dari kasus transmisi lokal. DKI Jakarta 25 kasus dengan kumulatifnya 13.737 kasus, diikuti Jawa Timur 5 kasus dengan kumulatifnya 29.783 kasus.
Kemudian Jawa Tengah 4 kasus baru kematian dengan kumulatifnya 30.329 kasus, Bali 2 kasus dengan kumulatifnya 4.082 kasus, serta Jawa Barat 2 kasus dengan kumulatifnya 14.786 kasus.
Sementara itu, 4 provinsi lainnya masing-masing 1 kasus kematian akibat COVID-19 di antaranya, Lampung dengan kumulatifnya 3.884 kasus, Banten dengan kumulatifnya 2.709 kasus, Nusa Tenggara Timur dengan kumulatifnya 1.353 kasus, dan Jambi dengan kumulatifnya 785 kasus.Â
Kematian Harian COVID-19 Naik Lebih dari 10 Kali Lipat
Terkait kematian COVID-19 yang semakin naik, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, angka penambahan kematian naik lebih dari 10 kali lipat. Walau begitu, tren kenaikan masih rendah dibanding penambahan konfirmasi positif COVID-19.
"Kita tentu amat berduka dengan berita 42 warga kita wafat akibat COVID-19 pada 4 Februari 2022 kemarin. Sebulan yang lalu, 4 Januari 2022 tercatat ada 3 orang yang meninggal akibat COVID-19," jelas Tjandra dalam pesan singkat kepada Health Liputan6.com, Sabtu (5/2/2022).
"Artinya, angka kematian harian sudah naik lebih dari 10 kali lipat. Memang kenaikannya jauh lebih rendah dari tren peningkatan kasus, tetapi kejadian wafat kan amat menyedihkan dan tidak dapat tergantikan."
Tjandra menganalisis kematian COVID-19 nasional, berkaitan dengan varian virus Corona yang berhubungan dengan peningkatan angka kematian.
"Dari berita kita ketahui bahwa yang meninggal karena Omicron di negara kita sejauh ini sebanyak 5 orang. Kalau dianalisa varian mana yang menyebabkan angka kematian naik menjadi sampai 42 orang kemarin," jelasnyaa.
"Kalau ternyata meninggal akibat varian Delta (karena yang meninggal akibat Omicron tercatat 5 orang), maka perlu juga digali, apakah memang jumlah pasien varian Delta juga makin meningkat sehingga ada peningkatan kematian ini."
Di sisi lain, kalau kematian akibat varian Omicron, maka tentu perlu digali kenapa varian Omicron sampai menimbulkan kenaikan kematian. Hasil analisa tentang varian yang behubungan dengan peningkatan kematian mungkin akan dapat menjadi salah satu masukan bagi kebijakan pengendalian dan mitigasi pengendalian COVID-19.
Advertisement