1,4 Juta Kader PKK di Jabar Dikerahkan Cegah Stunting

Mengenai transisi pandemi menjadi endemi COVID-19, berikut tiga hal yang penting untuk dipahami.

oleh Arie Nugraha diperbarui 13 Mar 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2022, 10:00 WIB
Atalia Praratya
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil upaya mengatasi stunting. (Foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Bandung Pemerintah Jawa Barat mengerahkan 1,4 juta kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk mendampingi keluarga agar terhindar dari stunting.

Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya pendampingan itu berupa peningkatan pola asuh, pola makan, dan sanitasi di setiap keluarga.

"Jawa Barat terus berkomitmen menurunkan angka prevalensi stunting atau tengkes," ujar Atalia ditulis Bandung, Minggu, 13 Maret 2022.

Komitmen itu dibutuhkan kata Atalia, agar target Jabar zero stunting pada 2023 dapat diraih dengan baik.

Atalia menyebutkan pendampingan keluarga tersebut dilakukan bersama lintas instansi lainnya yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan bidan desa telah membentuk tim bersama.

"Tim ini anggotanya mencapai 37 ribu orang ini mampu menjangkau sasaran keluarga lebih dekat," kata Atalia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Meja Posyandu Jadi 6

Selain itu, 52 ribu posyandu juga dilibatkan menjadi garda terdepan penurunan stunting. Salah satu upaya yang sudah dilakukan ucap Atalia, yaitu menambah meja pelayanan posyandu yang tadinya lima menjadi enam buah.

"Meja keenam dikhususkan menangani permasalah spesifik salah satunya stunting. Penambahan meja di posyandu yang khusus menangani permasalahan stunting," tutur Atalia.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Wahidin menjelaskan angka prevalensi stunting hingga tahun 2021 mengalami penurunan signifikan.

Dari 31,5 persen pada 2018, Wahidin mengaku angka stunting di Jawa Barat kini berada di angka 24,5 persen.

"Prevalensi stunting di Jabar tahun 2021 sebesar 24,5 persen, angka ini menurun cukup signifikan dibanding tahun 2018 yaitu 31,5 persen," sebut Wahidin.

Angka prevalensi ini terbilang cukup tinggi, mengingat jumlah penduduk Jawa Barat merupakan yang terbesar se-Indonesia.

Wahidin menuturkan meskipun secara persentase bukan yang tertinggi, tetapi secara angka absolut akibat penduduknya terpadat se-Indonesia, angka stunting di Jawa Barat cukup tinggi.

"Disparitas antar kabupaten dan kota masih cukup lebar artinya di satu sisi sudah baik namun ada juga yang masing cukup tinggi," sebut Wahidin.

Meski tak merinci nama daerahnya, Wahidin menyebut ada dua daerah di Jawa Barat yang angka prevalensi stunting sudah di bawah 14 persen.

Namun ada juga empat daerah yang angkanya mencapai 30 persen. Untuk itu, lanjut Wahidin, diperlukan sosialisasi masif terkait Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN Pasti) di Jabar.

"Sosialisasi ini bertujuan mendapatkan komitmen dari para kepala daerah dan jajarannya dalam upaya penurunan stunting," tukas Wahidin.


Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya