Liputan6.com, Jakarta Tahun ini, umat Muslim di seluruh dunia akan kembali menjalankan ibadah puasa. Namun, beberapa orang yang memiliki Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) mungkin khawatir penyakitnya itu akan kambuh.
Terutama bagi mereka yang baru saja mengalami GERD dan bingung soal keamanan untuk tetap berpuasa. Mengingat jam makan akan mengalami perubahan selama sebulan penuh.
Baca Juga
Berkaitan dengan hal tersebut, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Entero Hepatologi, dr Rabbinu Rangga Pribadi pun mengonfirmasi bahwa bahwa puasa tetap aman dan bisa dilakukan meski Anda memiliki GERD.
Advertisement
"Tapi memang mesti diperhatikan, enggak lagi akut --- karena kalau GERD itu kan variatif gejalanya, kalau lagi nyeri dada, heartburn hebat, baiknya atasi dulu," ujar Abi dalam live streaming bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare ditulis Selasa, (22/3/2022).
"Jadi saya suka bilang ke pasien sebelum puasa, yuk kita kontrol dulu gejalanya. Jadi pada saat puasa siap. Tapi kalau ditanya boleh atau enggak, boleh, boleh banget puasa yang penting sudah terkontrol," tambahnya.
Hal tersebut dikarenakan bila GERD tidak terkontrol, maka kondisi tubuh pasien tidaklah nyaman. Bisa diikuti nyeri sekaligus heartburn atau rasa panas di dada.
"Banyak kok pasien-pasien saya bisa. Jadi tidak perlu khawatir, pasien GERD boleh banget puasa. Jadi semangat saja, kebetulan saya juga GERD jadi saya tahu perasaannya," kata Abi.
Cara puasa ala pasien GERD
Abi menjelaskan, pasien GERD bisa melakukan modifikasi gaya hidup untuk dapat mengontrol gejala yang muncul yakni lewat obat, makanan yang dikonsumsi, aktivitas, dan pengelolaan stres.
"Ada beberapa jenis makanan yang enggak bisa dikonsumsi sebetulnya. Justru makanan yang enak-enak --- pada pasien GERD itu, kalau kopi, kafein lebih tepatnya, itu memicu," ujar Abi.
"Jadi penanganan GERD menjadi sulit dalam hal gaya hidupnya karena terkait makanan minuman enak. Kopi, makanan asam, pedas. Pedas ini juga memicu, makanan Padang, Manado. Susah-susah gampang ngelarangnya, tapi saya bilang terus terang kalau ini perlu dihindari," katanya.
Selanjutnya, Abi menuturkan bahwa biasanya seseorang akan kembali ngantuk. Namun ia menyarankan untuk tidak langsung tidur kembali.
"Kalau pasien GERD itu enggak boleh langsung tidur (sehabis makan), meskipun ngantuk banget. Harusnya dijarak dua sampai tiga jam,"
"Karena kalau habis makan lagi diolah terus posisi kita tidur, asam lambung yang lagi mengolah naik itu ke kerongkongan," ujar Abi.
Seandainya ngantuk pun tidak tertahankan sama sekali, Abi mengungkapkan bahwa pasien GERD bisa tidur lebih tegak meski tidak terlalu direkomendasikan.
Begitupun dengan obat yang mungkin harus rutin diminum dan pengelolaan stres yang harus dilakukan dengan baik.
Advertisement