Liputan6.com, New York - Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kasus pertama flu burung H5N1 pada manusia. Seorang pria di Colorado, Amerika Serikat teridentifikasi ada paparan H5N1 di hidungnya. Ia adalah seorang pekerja di sebuah peternakan di sebuah wilayah bernama Western Sloupe.
Kabar ini tentu mengagetkan mengingat flu burung H5N1 umumnya ditularkan dari satu unggas atau burung ke unggas atau burung lainnya. Meski memang bisa virus tersebut menular dari hewan ke manusia.
Baca Juga
Saat ini, Departemen Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Colorado memantau dan melakukan tes pada mereka yang bekerja atau berinteraksi dengan unggas dan burung liar yang terinfeksi flu burung. Hal ini seperti disampaikan pemerintah setempat dalam rilis resmi baru-baru ini.
Advertisement
Menyeruaknya kasus pria terpapar H5N1 disampaikan pemerintah Colorado beberapa waktu yang lalu. Dalam laporannya, disebutkan bahwa di awal pekan ini hasil tes menunjukkan ada virus influenza dalam pemeriksaan hidung seorang pria yang bekerja di sebuah peternakan unggas yang hewan-hewannya terinfeksi flu burung.
Lalu, pada Rabu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS, melakukan tes ulang. Hasilnya pria tersebut sudah negatif dari H5N1 seperti mengutip Denver Post, Jumat (29/4/2022).
Virus H5N1 memang mungkin saja bisa ditemukan di hidung seseorang. Meski begitu, tak otomatis orang tersebut bakal terinfeksi seperti disampaikan pejabat kesehatan pemerintah Colorado, Rachel Herlihy.
"Kita tidak tahu apakah orang ini benar-benar terinfeksi, artinya virus itu bereplikasi di tubuhnya, atau jika virus itu hanya sementara di hidungnya dan diambil oleh tes usap hidung,” kata Rachel yang juga epidemiolog kesehatan ini.
Kondisi Pria AS yang Terdeteksi Virus H5N1 di Hidung
Pria itu berusia di bawah 40 tahun. Meski terdeteksi ada virus H5N1 di hidungnya, ia tidak menunjukkan gejala sakit.
Departemen Kesehatan Colorado mengatakan, pria itu hanya melaporkan rasa kelelahan.
Saat ini, pria tersebut sedang menjalani isolasi. Ia juga mendapatkan perawatan medis dengan mengonsumsi obat-obatan. Diantarnya ia mengonsumsi obat antivirus influenza oseltamivir (tamiflu) sesuai panduan CDC.
Para ilmuwan kesehatan di Amerika Serikat masih yakin bahwa penularan virus flu H5 ini amat rendah dalam menularkan dari manusia ke manusia lain.
"Para ilmuwan percaya bahwa risiko terhadap manusia rendah karena virus flu H5 menyebar diantara burung-burung liar dan unggas," kata pemerintah Colorado.
"Virus ini biasanya tidak menginfeksi manusia atau menyebar dari manusia ke manusia lain," kata mereka.
Amerika Serikat jug amengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada kasus penuaraln virus flu H5N1 di antara manusia.
"Tidak ada kasus pada manusia lain terkonfirmasi virus H5N1 di Colorado maupun Amerika Serikat untuk saat ini," kata pemerintah di sana.
Advertisement
Manusia Terpapar Virus H5N1 Jarang Terjadi
Infeksi virus H5N1 jarang terjadi pada manusia. Seseorang bisa terpapar virus tersebut bila berinteraksi langsung dengan unggas yang terinfeksi. Misalnya seorang pekerja di peternakan yang unggas-unggasnya terinfeksi H5N1 maka pekerjanya berisiko terkena virus tersebut.
“Kita tahu bahwa secara umum risiko bagi masyarakat umum sangat rendah,” kata Herlihy.
“Risiko itu meningkat pada individu yang memiliki kontak dekat atau kontak lama dengan unggas yang terinfeksi.”
Pada unggas yang terinfeksi flu burung, mereka bisa menularkan virus lewat air liur serta kotoran. Maka orang-orang harus menghindari kontak dengan unggas yang tampak sakit atau mati. Hindari juga melakukan kontak atau bersentuhan langsung dengan permukaan yang tampaknya terkontaminasi dengan kotoran dari unggas yang sakit itu.
Orang yang menangani unggas yang sakit atau mati harus memakai sarung tangan dan mencuci tangan dengan sabun dan air setelahnya.
Jika memungkinkan, kenakan pelindung pernapasan seperti masker wajah medis dan pelindung mata seperti kacamata.
Gejala Terpapar Flu Burung pada Manusia
Bila pada orang di AS tersebut hanya mengungkapkan kelelahan, bila di Indonesia menunjukkan data berbebda. Seseorang yang terkena flu burung akan mengalami gejala seperti, demam atau panas tinggi ≥ 38 derajat Celsius, batuk, sakit tenggorokan, pilek, sakit kepala, sesak napas dan dapat disertai diare.
Data penemuan kasus Flu Burung Positif (H5N1) di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2005-2015 terjadi 52 kasus dengan 45 kematian dengan Case Fertility Rate 86,54 % yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota seperti mengutip laman bapelkesjabar.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai pecegahan dalam rangka pengendalian flu burung adalah:
- Hindari kontak langsung dengan itik dan atau produknya (daging, telur, kotoran)
- Bila terpaksa harus kontak langsung dengan itik/unggas lain atau produknya maka diusahakan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri/ APD (masker, sarung tangan, kacamata, sepatu booth)
- Mengisolasi serta tidak memelihara unggas bersama dengan unggas lainnya berada dalam satu kandang.
- Pemeliharaan unggas lain (ayam) dan itik kandangnya harus berjarak sekitar 25 meter dari tempat tinggal/pemukiman.
- Kandang dibersihkan secara berkala dengan menggunakan desinfektan dan petugas pembersih menggunakan APD.
- Segera melaporkan bila menemukan unggas yang sakit atau mati melaporkan ke Dinas Peternakan terdekat.
- Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam keluarga salah satunya mencuci tangan menggunakan sabun dengan cara yang baik dan benar.
Memasak daging unggas atau produk lainnya sampai benar-benar matang.
- Datang/Lapor ke fasilitas kesehatan (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit) terdekat jika ada anggota masyarakat dengan teridentifikasi gejala-gejala flu burung.
Advertisement