Liputan6.com, Jakarta Kata healing mungkin sudah akrab di telinga Anda beberapa waktu belakangan. Healing sendiri merujuk pada proses penyembuhan dari luka, permasalahan, atau stres yang dihadapi.
Namun, tak sedikit yang melihat healing sebagai sebuah liburan. Celetukan 'mau healing' ketika hendak pergi berlibur pun mungkin sudah pernah Anda dengar.
Baca Juga
Beberapa waktu lalu, psikolog Enlightmind, Nirmala Ika pernah berpendapat terkait persoalan healing. Menurutnya, setiap orang akan memiliki kebutuhan healing yang berbeda.
Advertisement
Akan tetapi, penting untuk menyadari lebih dulu akar masalahnya atau apa yang ingin Anda pulihkan sebelum melakukannya.
"Sebenarnya healing itu proses pemulihan, maksudnya memulihkan diri. Kalau kita berbicara kesehatan mental itu bukan sembuh. Kalau sakit kepala terus diobati itu bisa sembuh, kalau dalam kesehatan mental istilahnya membaik," ujar Nirmala pada Health Liputan6.com.
"Definisi sembuh dalam kesehatan mental bukan berarti sembuh seutuhnya, karena kondisi mentalnya tetap ada tapi lebih terkelola," tambahnya.
Penyebab seseorang perlu melakukan healing pun berbeda-beda. Nirmala menjelaskan, ada orang yang memiliki masalah mental akibat suatu hal yang belum dialaminya.
Ada pula yang memiliki masalah di masa lalu dan belum terselesaikan hingga saat ini. Sehingga sebenarnya, healing bukan hanya sebatas main ke alam terbuka atau pergi berlibur.
Terlebih, healing juga ternyata membutuhkan proses dan teknik tersendiri bila benar-benar ingin dilakukan.
Bukan Sekadar Berlibur
Lebih lanjut Nirmala mengungkapkan bahwa healing juga dapat dilakukan dengan banyak cara, yang mana tidak selalu dapat dirasakan manfaatnya hanya dengan pergi berlibur.
"Healing itu banyak caranya, salah satunya dengan konseling. Sebagian orang mungkin melakukan teknik-teknik meditasi, pendekatan agama, apapun sebenarnya bisa, banyak caranya lah,” kata Nirmala.
Sebelumnya, Nirmala juga menyebutkan bahwa proses dan teknik healing memiliki tiga hal yang perlu diakses. Ketiganya adalah level kognisi, level emosi, dan level perubahan perilaku.
Level-level tersebut membutuhkan cara penyembuhan yang berbeda. Pertama, dengan level kognisi, seseorang bisa melakukan konseling, coaching, mendengar motivator, dan membaca kata-kata motivasi.
Pada level emosi, seseorang harus melalui proses khusus dengan ahli. Sedangkan pada level perubahan perilaku, ada upaya tertentu yang perlu untuk dilakukan.
Misalnya, jika yang dihadapi adalah masalah kurang produktif di lingkungan kerja. Maka perubahan perilaku yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba membuat jadwal yang lebih tertata.
Advertisement
Lalu, Apakah Liburan Bisa Membantu?
Dalam kesempatan berbeda, Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Galang Lufityanto juga mengakui bahwa konsep healing sering dimaknai dengan liburan atau staycation.
"Healing itu proses membuat psikologis kita jadi sehat lagi atau proses menyembuhkan, mengobati diri secara psikologis," kata Galang dikutip Antara.
"Cari dulu masalahnya apa, baru healing. Misalnya karena ada masalah dengan rekan kerja atau atasan maka healing dengan liburan atau staycation jadi tidak cocok. Ini malah seperti melarikan diri," Galang menuturkan.
Galang menyebutkan, liburan dapat dijadikan salah satu upaya untuk healing bila persoalan yang dihadapi memang sesuai. Misalnya, persoalan yang dihadapi adalah pekerjaan yang padat.
Sehingga tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Dalam kondisi tersebutlah, liburan dapat menjadi cara yang pas untuk mengurangi kelelahan akibat bekerja.
Dengan begitu, konsep healing yang diusung bisa lebih tepat sasaran sesuai dengan masalahnya. Namun apabila masalah yang dihadapi justru berbeda atau mungkin lebih dalam, maka konsep healing dengan berlibur belum tentu tepat sasaran.
Melakukan Hobi Bisa Dijadikan Pilihan
Galang juga mengungkapkan bahwa healing dapat dilakukan dengan melakukan hobi yang Anda minati atau sukai. Hal tersebut pun menjadi hal sederhana tanpa merogoh kocek yang besar.
"Bisa dilakukan dengan membuat proyek-proyek kecil di rumah. Misalnya mengerjakan hobi seperti merancang, memasak, menjahit, dan lainnya," kata Galang.
Lewat aktivitas ringan tersebut, Anda dianggap dapat menghasilkan sesuatu dengan cepat, yang mana nantinya bisa menimbulkan perasaan bahagia karena mampu mencapai tujuan.
Tak hanya itu, Galang juga menyebutkan soal mindfulness. Teknik tersebut dapat membantu Anda untuk fokus memahami diri sendiri dengan apa yang dirasakan dan dialami.
"Mindfulness ini adalah salah satu teknik healing yang cukup efektif. Contohnya bisa dengan relaksasi seperti meditasi maupun mengatur pernapasan," ujar Galang.
Advertisement