Penyakit Mulut dan Kuku Serang Ribuan Hewan Ternak, Menkes: Sangat Jarang Menular ke Manusia

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit mulut dan kuku pada hewan sangat jarang menular ke manusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mei 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2022, 12:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di Jatim sangat jarang menular ke manusia.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ribuan hewan ternak di empat kabupaten di Jawa Timur. Hal ini membuat resah warga karena khawatir bisa menular ke manusia. Menanggapi ini, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit mulut dan kuku sangat jarang menular ke manusia.

"Kami sudah diskusi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal Health/OIE) bahwa penyakit mulut dan kuku dominan di hewan, hampir tidak ada yang loncat ke manusia," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers secara virtual, Senin (9/5/2022).

Budi mengatakan penyakit mulut dan kuku yang menyerang sekitar 1.200-an hewan ternak di Jawa Timur berbeda dengan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang ditularkan hewan kalelawar ke manusia. Berbeda pula dengan flu babi dan flu burung. Budi menekankan bahwa PMK hanya menular di hewan berkuku.

"Kalau penyakit mulut dan kuku memang adanya hanya di hewan yang berkuku dua. Sangat jarang yang loncat ke manusia. Jadi tidak usah khawatir dari sisi kesehatan manusianya," katanya.

Budi mengatakan penyakit mulut dan kuku memang sangat menular di hewan. "Tapi sekali lagi, di manusia masih sangat jarang," kata Menkes.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PMK adalah Masalah Kesehatan Hewan

Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan penyakit mulut dan kuku atau Foot and Mouth Disease (FMD) bukan masalah kesehatan masyarakat. Ia mengatakan bahwa penyakit tersebut sepenuhnya masalah kesehatan hewan.

"Memang pernah ada laporan penularan pada manusia, seperti misalnya disampaikan European CDC pada 2012 yang berjudul 'Transmission of Foot and Mouth disease to humans visiting affected areas', tetapi itu adalah sangat jarang dan hanya terjadi pada mereka yang betul-betul kontak langsung," kata Tjandra mengutip Antara.

Menurut Tjandra penyakit mulut dan kuku pada hewan yang dihubungkan dengan penyakit tangan kaki dan mulut (PTKM) (Hand Foot Mouth Disease/HFMD) pada anak dan bayi adalah pernyataan keliru.

"Keduanya tidak berhubungan sama sekali, dua penyakit berbeda, penyebabnya juga virus yang berbeda," katanya.

Penyakit tangan, kaki dan mulut pada anak dan bayi, kata Tjandra, disebabkan oleh enterovirus 71, sementara penyakit mulut dan kuku pada hewan disebabkan Aphthovirus, yang merupakan bagian dari Picornaviridae, dan ada tujuh strain yakni A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1.

Kasus Pertama PMK di Gresik

Ilustrasi sapi ternak (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)
Ilustrasi hewan sakit PMK

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) terdapat di empat kabupaten di Jawa Timur.

“Dari laporan masyarakat serta hasil peninjauan di lapangan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jatim, dan uji lab Pusvetma, pada  5 Mei resmi terkonfirmasi ada empat kabupaten di Jatim yang hewan ternaknya terjangkit PMK yaitu Kabupaten Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Sidoarjo,” kata Khofifah mengutip Regional Liputan6.com.

Kasus pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 402 ekor sapi potong yang terjangkit PMK. Kasus tersebut tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa.

"Kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Lamongan. Dimana ada sbanyak 102 ekor sapi potong yang terindikasi mengalami PMK dan tersebar di tiga kecamatan dan enam desa," ucapnya.

Di hari yang sama, lanjut Khofifah, Sidoarjo juga ditemukan kasus yang menjangkit sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau. Kasus itu ditemukan dengan sebaran di 11 kecamatan dan 14 desa.

"Sedangkan kasus keempat terlaporkan pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto. Kasus yang dilaporkan tercatat ada 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa," ucapnya.

“Outbreak (wabah) yang telah menyerang 1.247 ekor di empat kabupaten tersebut yang terkonfirmasi memiliki tanda klinis sesuai dengan indikasi penyakit PMK,” imbuh Khofifah.

Hewan Rentan Tertular PMK

Sesuai penjelasan Dirjen PKH Kementan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100 persen.

“Namun, penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan," kata Khofifah.

Ia berjanji bakal melakukan langkah komprehensif untuk menangani hal ini. Khofifah juga meminta  masyarakat tidak panik. Perihal suplai daging di area Jawa Timur bakal diupayakan agar tetap terjaga.

 

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya