6 Pilar Transformasi, Strategi Kemenkes Bangkitkan Layanan Kesehatan

Melalui transformasi ini, 514 Kabupaten/Kota ditargetkan memiliki RS yang mampu melakukan pelayanan kesehatan untuk keempat penyakit tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi dokter/dok. Unsplash Hush Naidoo
Ilustrasi dokter/dok. Unsplash Hush Naidoo

Liputan6.com, Jakarta - Menyadari masyarakat memerlukan layanan kesehatan yang lebih siaga, antisipatif, responsif dan tangguh dalam menghadapi ancaman masalah kesehatan saat ini maupun di masa mendatang, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyusun langkah konkret dengan melakukan transformasi sistem kesehatan.

Transformasi tersebut berfokus pada 6 pilar, salah satunya transformasi layanan rujukan yang bertujuan untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini mengingat selain fokus pada penanganan pandemi COVID-19, pada saat yang sama Kemenkes juga dihadapkan pada penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM).

Sebagai wujud transformasi layanan rujukan, Kemenkes mengembangkan layanan unggulan dan jejaring pelayanan rujukan untuk penanganan empat penyakit tidak menular yakni stroke, kanker, jantung dan ginjal yang jumlahnya terus meningkat serta menjadi penyebab utama kematian dan berkontribusi pada besarnya biaya kesehatan.

“Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan layanan kesehatan terhadap penyakit katastropik terutama di Daerah Terluar, Pedalaman dan Kepulauan (DTPK). Kita perlu dorong, karena pelayanan rujukan rumah sakit sangat penting untuk masyarakat,” kata Wamenkes.

Untuk layanan penyakit jantung misalnya, sekarang ini belum banyak Kabupaten/Kota yang mampu melakukan pemasangan ring jantung. Tak jarang pasien harus menunggu dalam jangka waktu yang lama bahkan ada juga yang memilih berobat ke luar negeri.

“Transformasi ini harus segera kita lakukan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan di Indonesia. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengantre lama demi bisa berobat,” kata Wamenkes.

Melalui transformasi ini, 514 Kabupaten/Kota ditargetkan memiliki RS yang mampu melakukan pelayanan kesehatan untuk keempat penyakit tersebut.

“Visi mempercepat cakupan pelayanan rumah sakit untuk 4 penyakit katastropik sedang kita lakukan dengan mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Kita targetkan 34 provinsi memiliki minimal 1 RS tingkat paripurna/utama dan 507 kabupaten/kota memiliki minimal 1 RS tingkat menengah,” ujar Wamenkes. 

 

Pengembangan Layanan RS Dilakukan Bertahap

Demi mencapai target tersebut, pengembangan layanan rumah sakit akan dilakukan bertahap. Tahap pertama, progresnya ditargetkan mencapai 50% di tahun 2025, sedangkan tahap kedua ditargetkan rampung 100% di tahun 2027.

Wamenkes pun menekankan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mencapai target tersebut. Dibutuhkan komitmen dan kolaborasi lintas sektor termasuk sektor swasta untuk membantu pemerataan akses dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

“Banyaknya rumah sakit swasta dengan sumber dayanya diharapkan dapat berperan aktif untuk mendukung program pemerintah yakni mengembangkan center of excellence dan mengembangkan layanan prioritas Kardiovaskular, Kanker, Stroke dan Uronefrologi. Kita perlu perkuat dalam kerangka penyediaan layanan kesehatan yang bermutu, berkualitas dan mudah diakses masyarakat,” harap Wamenkes.

6 Transformasi Kesehatan l

Adapun enam transformasi kesehatan yang diinisiasi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.

"“Kita melakukan enam transformasi pertama adalah layanan primer ini yang paling penting di promotif preventif, yang kedua adalah transformasi layanan rujukan rumah sakit, ketiga transformasi sistem ketahanan kesehatan ini kalau ada pandemi lagi supaya kita lebih siap dari sisi obat-obatan, alat-alat kesehatan, tenaga kesehatan cadangan itu masuk ke sana, termasuk surveilan terhadap penyakit menular kita ingin pastikan baik lokal, nasional, maupun regional itu harus siap," katanya, Selasa (31/5).

Menkes Budi melanjutkan transformasi keempat adalah transformasi sistem Pembiayaan Kesehatan. Hal ini sebagian besar ada di BPJS, namun ada juga asuransi swasta dan harus dipastikan bahwa ini sustainable. Transformasi kelima adalah SDM Kesehatan dan keenam adalah transformasi Teknologi Kesehatan, ini terkait teknologi informasi dan bioteknologi.

“Itu adalah 6 kerangka besar yang akan kita kejar sampai 2024,” ucapnya.

Targetkan RS di Seluruh Porvinsi Bisa Layani Penyakit Jantung pada 2024

Pada transformasi Layanan Rujukan, dia akan memulai dari tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker. Dia mengambil contoh penyakit jantung, tidak semua provinsi memiliki rumah sakit dengan fasilitas untuk pasang ring di jantung. Data sementara, dari 34 provinsi hanya 28 provinsi yang bisa melakukan operasi pasang ring.

"Terus kalau pasien sudah dipasang ring juga tidak bisa, maka tindakan berikutnya adalah bedah jantung terbuka, ini jumlahnya turun lagi dari 28 provinsi kalau tidak salah ke 22 provinsi," tuturnya.

Budi menargetkan rumah sakit di seluruh provinsi pada 2024 harus bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker. Setiap rumah sakit dengan dokter yang berprestasi akan dipertemukan dengan dokter dari negara lain untuk menjalin kerja sama. Sedangkan dokter-dokter yang terbaik dari luar negeri akan didatangkan ke Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dokter Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya