WHO Sebut COVID-19 Segera Berakhir, Kemenkes: Belum Ada Kebijakan Resmi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 September menyatakan bahwa pandemi akan segera berakhir. Hal ini mendapat tanggapan dari Direktur Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) drg. Widyawati, MKM.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Sep 2022, 16:54 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 16:00 WIB
Warga sedang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat sambil mengenakan masker karena masih di tengah pandemi COVID-19. (28/8/2022) Foto: Liputan6.com/ Ade Nasihudin).
Warga sedang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat sambil mengenakan masker karena masih di tengah pandemi COVID-19. (28/8/2022) Foto: Liputan6.com/ Ade Nasihudin).

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 September menyatakan bahwa pandemi COVID-19 akan segera berakhir. Hal ini mendapat tanggapan dari Direktur Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) drg. Widyawati, MKM.

Menurut dia, pernyataan tersebut belum diikuti dengan kebijakan resmi. Artinya, masyarakat masih perlu menunggu sambil tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Terkait dengan endemi, kita ikuti saja karena memang belum ada kebijakan resmi yang keluar. Ini baru berita saja, belum ada kebijakan resmi bahwa ini sudah endemi atau apa,” kata drg Widyawati.

“Tapi tetap protokol kesehatan harus kencang, jaga jarak, cuci tangan, hidup sehat. Itu yang harus kita terapkan sampai sekarang, jangan lalai untuk memakai masker,” ujar wanita yang karib disapa Bu Wid dalam workshop virtual bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Danone, Rabu (21/9/2022).

Ia menambahkan, sejauh ini belum ada bocoran terkait kapan Indonesia akan bebas dari pandemi COVID-19.

“Belum ada bocoran, intinya kalau pemerintah sudah sounding (menyuarakan) pandemi berakhir. Tentunya kita akan memberitahukan kepada masyarakat. Saat ini kebijakan itu belum keluar jadi kita harus tetap menjalankan protokol kesehatan,” katanya.

Penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker tak hanya melindungi diri dari paparan virus COVID-19. Menggunakan masker sehari-hari juga baik untuk meminimalisasi paparan debu saat melakukan perjalanan.

“Banyak sebetulnya manfaat memakai masker, maskermu melindungiku, maskerku melindungimu. Jadi budaya boleh juga, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan makan makanan sehat, hidup bersih sehat, olahraga, itu bagus loh diterusin,” katanya.

Situasi COVID-19

Direktur Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) drg. Widyawati, MKM. dalam workshop virtual bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Danone, Rabu (21/9/2022).
Direktur Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) drg. Widyawati, MKM. dalam workshop virtual bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Danone, Rabu (21/9/2022). Foto: Tangkapan layar Youtube Danone.

Meski disebut-sebut akan segera berakhir, tapi pandemi COVID-19 secara global masih mengalami peningkatan kasus.

Beberapa negara yang masih mengalami peningkatan kasus menurut Our World in Data, Covid Variants per 8 September 2022 yang disajikan Widyawati, yakni Hong Kong, Taiwan, Rusia, dan Cina.

Sedangkan di Indonesia, update kasus COVID-19 per Kamis, 15 September menunjukkan:

- Ada 8 provinsi mengalami peningkatan kasus.

- Ada 26 provinsi mengalami penurunan kasus.

- Kasus positif harian mencapai 2.651 kasus.

- Positivity rate 7,85 persen.

- Hingga 15 September 2022 kasus konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia mencapai 6.402.686.

- Kasus kematian akumulasinya 157.849 kasus.

- Tren kematian turun 13,04  persen dibanding minggu sebelumnya.

- Total spesimen diperiksa sebanyak 107.785.960.

- Rawat inap di rumah sakit dengan keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) 5,41 persen.

- Kasus aktif turun 19,36 persen dibanding minggu sebelumnya.

- Tren perawatan di rumah sakit turun 9,45 persen dibanding minggu sebelumnya.

Capaian Vaksinasi

Dukung Pencegahan Covid-19, Bank DKI Menggelar Sentra Vaksinasi Booster
Peserta saat vaksinasi booster di Kantor Bank DKI Kantor Layanan Juanda, Jakarta (5/3/2022). Sentra Vaksinasi Booster yang digelar di 2 tempat terbuka untuk masyarakat umum yang telah mendaftar via Jaki ataupun secara walk in. (Liputan6.com/HO/BDKI)

Terkait vaksinasi, Widyawati menjelaskan bahwa capaiannya memang biasa turun di akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu atau di hari libur.

Capaian vaksinasi pada 15 September 2022 hingga pukul 18.00 WIB adalah sebanyak 56.023 orang. Sedangkan, sasaran vaksinasi sebanyak 234.660.020.

“Total vaksinasi (hingga tanggal 15) adalah 436.571.380. Capaian vaksinasi booster pertama COVID-19, Bali (69,8 persen), DKI Jakarta (66,0 persen), dan Kepulauan Riau (52,1 persen) sudah mencapai lebih dari 50 persen booster pertama. Dan yang paling kecil adalah Papua (8,9 persen).”

 Vaksin memang masih diyakini sebagai tameng untuk mencegah terjadinya gejala berat ketika terinfeksi COVID-19. Data menunjukkan, pada populasi yang diberikan booster pertama usia lebih dari 18, maka kadar antibodinya naik empat hingga enam kali lipat.

“Jadi memang untuk mencapai target yang lebih banyak lagi supaya selesai, maka perlu dukungan dari berbagai pihak untuk mendorong percepatan booster pertama. Ini supaya semua masyarakat mendapat booster pertama.”

6 Kebijakan Singkat WHO

FOTO: Antusiasme Warga Ikuti Vaksinasi Booster COVID-19 untuk Mudik Lebaran
Warga menerima vaksin booster COVID-19 di Taman Pemuda Pratama, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/4/2022). Presiden Joko Widodo telah mempersilakan masyarakat untuk mudik pada Lebaran 2022. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, WHO telah mengeluarkan 6 ringkasan kebijakan singkat untuk mengakhiri pandemi COVID-19, lanjut Widyawati.

Keenam kebijakan itu meliputi vaksinasi, testing dan sequencing, sistem kesehatan, persiapan lonjakan kasus, pencegahan dan pengendalian, serta penyampaian informasi.

Vaksinasi

Dalam kebijakan ini, WHO memiliki target vaksinasi 100 persen untuk grup prioritas termasuk tenaga kesehatan. Sedangkan, lanjut usia (lansia) setidaknya mencapai target vaksinasi 97 persen.

Testing dan Sequencing

Kebijakan ini dibuat agar testing dan sequencing tetap dilakukan untuk menangani COVID-19. Selain itu, perlu juga terus dilakukan integrasi surveilans dan pelayanan testing termasuk untuk gangguan respiratori lainnya seperti influenza.

Sistem Kesehatan

Memastikan memiliki sistem untuk memberikan pelayanan pada pasien dan mengintegrasikan pelayanan COVID-19 dengan sistem pelayanan kesehatan primer.

Persiapan Lonjakan Kasus

Mempersiapkan lonjakan kasus, memastikan memiliki fasilitas dan tenaga kesehatan yang dibutuhkan.

Pencegahan dan Pengendalian

Terus melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi melindungi petugas kesehatan dan pasien COVID-19 di fasilitas kesehatan.

Penyampaian Informasi

Berkomunikasi secara jelas dengan masyarakat terkait perubahan apapun dalam kebijakan COVID-19 beserta alasannya. Dan melatih tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi serta menyampaikan informasi tersebut dan menyampaikan informasi berkualitas tinggi dalam format digital.

 

Infografis Mekanisme Vaksinasi Covid-19 untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Mekanisme Vaksinasi Covid-19 untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya