Kasus COVID-19 Harian RI Tembus 3 Ribu, Apakah Varian XBB Biang Keroknya?

Selama dua hari terakhir, kasus COVID-19 harian di Indonesia tembus 3 ribu. Banyak yang menduga lonjakan kasus terjadi akibat masuknya varian baru XBB ke Tanah Air.

oleh Diviya Agatha diperbarui 27 Okt 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi COVID-19 Omicron varian XBB
Ilustrasi COVID-19 Omicron varian XBB

Liputan6.com, Jakarta - Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI selama dua hari berturut-turut tepatnya 25-26 Oktober 2022 menunjukkan adanya penambahan kasus COVID-19 harian lebih dari tiga ribu. Banyak yang menduga kenaikan ini disebabkan oleh Omicron subvarian XBB.

Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa jika merujuk pada teori, maka umumnya kenaikan kasus COVID-19 harian memang akan terjadi setelah munculnya varian baru.

"Apabila terjadi lonjakan kasus, itu biasanya dikaitkan dengan adanya subvarian baru. Nah kenaikannya kan baru kemarin (25 Oktober), hari ini kita lihat dalam satu dua tiga hari," ujar Syahril dalam konferensi pers ditulis Kamis, (27/10/2022).

"Kita Kementerian Kesehatan sudah bergerak untuk melakukan whole genome sequencing pada kasus-kasus, terutama yang di rumah sakit untuk melihat apakah memang subvarian XBB ini sudah mendominasi atau belum," tambahnya.

Syahril menjelaskan, jika memang tidak ada lonjakan akibat XBB, biasanya penambahan kasus disebabkan oleh banyaknya testing yang dilakukan. Mengingat semakin banyak testing yang dilakukan, maka akan semakin banyak pula penemuan kasus.

Sejauh ini diketahui sudah ada 26 negara yang melaporkan adanya temuan varian XBB. Di Indonesia, Syarhril dalam kesempatan yang sama juga mengungkap terdapat penambahan jumlah pasien COVID-19 dengan varian tersebut. 

"Perkembangan varian Omicron XBB di Indonesia, sudah ada 26 negara yang melaporkan XBB ini, terutama negara tetangga kita Singapura. Di Indonesia hingga Selasa 25 Oktober kemarin, tercatat penambahan 3 kasus XBB Indonesia," kata Syahril.

Ada 4 Pasien COVID-19 Varian XBB

COVID-19 Omicron subvarian XBB
ilustrasi COVID-19 Omicron subvarian XBB.

Dengan adanya tambahan kasus itu, maka jumlah pasien dengan varian XBB di Tanah Air genap menjadi 4 orang. Syahril menjelaskan bahwa keempat pasien XBB mengalami gejala ringan seperti batuk dan pilek.

"Pasien XBB ada 4. Satu di Surabaya, tiga di DKI. Semuanya melakukan isolasi mandiri, tidak sampai dirawat di rumah sakit. Artinya (gejala) dia ringan, dan hari ini tercatat sudah sembuh," kata Syahril.

"Sudah dilakukan penyelidikan epidemiologi ke kontak erat pasien tersebut dan sudah dilakukan pemeriksaan testing dan semuanya negatif."

Syahril menambahkan, dua dari empat pasien XBB merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang datang dari Singapura, sedangkan dua lainnya transmisi lokal. Keempat pasien XBB yang tercatat berjenis kelamin perempuan.

"Transmisinya yang Jakarta, dua non PPLN, satu PPLN diduga dari Singapura, Surabaya juga dari Singapura," ujar Syahril.

Varian Baru Selalu Lebih Cepat Menular

Omicron XBB di Indonesia
Omicron XBB, Subvarian COVID-19 yang harus diwaspadai. (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Lebih lanjut Syahril mengungkapkan bahwa varian XBB yang baru muncul dikatakan memang lebih cepat menular lagi daripada varian sebelumnya. Namun, tingkat fatalitasnya tidak lebih parah dari varian sebelumnya pula.

"Subvarian XBB ini memang dia cepat menular, seperti halnya sub-Omicron yang lalu. Cuma hanya tingkat fatalitas maupun angka kesakitan rumah sakit tidak terlalu tinggi," kata Syahril.

Menurut Syahril, virus SARS-CoV-2 memiliki tipikal dimana sering melakukan mutasi yang tingkat penyebarannya lebih cepat. Gejala yang muncul pada varian-varian baru pun hampir sama dengan varian yang sebelumnya telah ada.

"Sama gejalanya batuk, pilek, demam, badan lemah, dan seterusnya. Tapi tidak separah (yang sebelumnya), kemungkinan kenapa tidak parah itu salah satunya memang karena sifat atau spesifikasi virus itu dan adanya antibodi vaksin yang ada di dalam tubuh," ujar Syahril.

Terlebih, vaksin COVID-19 yang diberikan dianggap masih efektif untuk menghadang segala varian baru yang muncul termasuk XBB. Meskipun varian XBB memiliki kemampuan untuk menghindar dari imunitas seseorang (immune escape).

Temuan Varian XBC di Filipina

Omicron XBB
Omicron XBB, Subvarian COVID-19 yang harus diwaspadai. (pexels.com/CDC)

Selain varian XBB yang baru muncul, belakangan sudah ada lagi varian COVID-19 lain bernama XBC yang muncul di Filipina. Namun, Syahril menegaskan bahwa Indonesia belum mendeteksi adanya varian XBC.

Syahril pun menyarankan masyarakat untuk tidak heran dan tidak kaget bila terjadi mutasi-mutasi baru dari COVID-19. Apalagi Indonesia sudah memiliki pola tertentu untuk menghadapi lonjakan kasus.

"Kita sudah punya pola atau cara penanganan bila terjadi lonjakan kasus dengan varian apapun, dari hulu sampai ke hilir. Sampai ke rumah sakit, kita sudah punya pedoman tatalaksana," ujar Syahril.

"Diharapkan untuk tidak panik, tidak galau, dan sebagainya. Harapannya subvarian ini lebih ringan dari sebelumnya dan kita bisa tetap melakukan isolasi mandiri."

Infografis Kenali Gejalanya dan Jurus Redam Covid-19 Omicron XBB
Infografis Kenali Gejalanya dan Jurus Redam Covid-19 Omicron XBB (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya