Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda naik pesawat? Jika pernah, yang mana tempat duduk incaran Anda? Meskipun tujuan semua penumpang pesawat—terlepas dari pilihan kursinya—sama, tetapi memilih tempat duduk yang bisa membuat Anda nyaman selama perjalanan itu penting.
Di dalam pesawat, ada 3 tipe kursi, yaitu kursi dekat jendela (window seat), kursi tengah (middle seat), dan kursi lorong (aisle seat). Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Baca Juga
Tiap orang memiliki tempat duduk favoritnya masing-masing. Ada yang suka duduk di kursi dekat jendela dengan alasan suka melihat pemandangan di luar jendela. Ada juga yang lebih memilih kursi lorong karena dianggap paling efisien jika ia ingin berjalan kesana kemari.
Advertisement
Sedangkan untuk kursi tengah, hampir semua orang sepakat bahwa kursi tengah dalam sebuah pesawat terbang adalah yang terburuk. ia tidak bisa bebas melihat ke luar jendela, dan harus melangkahi penumpang di sebelahnya jika ingin berjalan di lorong.
Jika Anda seorang introvert, kursi tengah memang bukan pilihan yang tepat. Sebaliknya, seorang ekstrovert mungkin lebih menyukai kursi tengah.
Menurut situs news.com.au, psikolog menilai orang-orang yang menikmati tempat duduk tengah sebagai seseorang yang "berpikiran terbuka".
Benarkah itu? Kemudian, bagaimana dengan orang-orang yang lebih suka kursi dekat lorong? Atau kursi dekat jendela?
Berikut penjelasan soal kepribadian seseorang menurut psikolog berdasarkan pilihan tempat duduk pesawatnya.
1. Kursi Tengah
Kursi tengah biasanya ditempati oleh seorang ekstrovert—atau orang-orang yang sayangnya, sangat terlambat untuk memesan tiket penerbangan.
Menurut psikolog dan Profesor Universitas Washington Jonathan Bricker, orang yang lebih suka kursi tengah biasanya adalah tipe santai. Ia tidak masalah berada di tengah dua orang asing. Namun, jika ia suka mengobrol, maka ia bisa dengan bebas mengobrol dengan orang yang berada di sisi kanan dan kirinya.
"Ini adalah orang-orang yang kemungkinan bersifat rendah hati dan sopan, daripada suka mengatur dan egois" kata Prof Bricker.
"Ia mungkin tidak terlalu khawatir tertular COVID-19 atau penyakit lain yang ditularkan melalui udara. Secara filosofis, mungkin ia menyadari bahwa kita semua berbagi alam semesta ini dan terus terang semua berbagi tujuan yang sama: Untuk melakukan perjalanan dari titik A ke titik B."
Namun, dia menambahkan bahwa pada tingkat yang paling praktis, tubuhnya mungkin lebih kecil ketimbang orang lain yang membuatnya tidak terlalu memedulikan pilihan kursinya.
Advertisement
2. Kursi Lorong
Seseorang yang lebih suka duduk di kursi lorong adalah orang yang lebih suka merasa tidak nyaman terhadap orang lain daripada membuat orang lain tidak nyaman.
Memilih kursi lorong bukan hanya pertanda orang yang mudah kencing, tapi juga berarti penumpang yang menghargai kebebasannya.
"Anda tahu Anda bisa bangun dari tempat duduk dan berjalan-jalan tanpa harus permisi kepada siapa pun atau melewati tempat duduk orang di samping Anda," ujar Bricker.
Tanpa sandaran kursi, orang ini lebih memilih merasa tidak nyaman daripada harus berkomunikasi dengan sesama penumpang. Ini menandakan orang yang duduk di kursi lorong adalah seorang introvert.
"Dalam sekelompok besar orang, introvert merasa tidak nyaman secara fisik dan cenderung ingin tetap berada di pinggir. ia tidak suka dikelilingi oleh orang atau benda."
Meskipun demikian, kursi lorong juga memiliki beberapa masalah. Anda kemungkinan akan terantuk dengan orang yang berjalan di lorong. Jadi, pilihan ini hanya cocok untuk orang yang tak mudah tersinggung.
3. Kursi Dekat Jendela
Seseorang mungkin merasa ia harus bmemilih kursi ini karena menyukai melihat pemandangan di luar—atau agar mendapat kesempatan untuk beristirahat. Akan tetapi, menurut seorang psikolog, memilih kursi dekat jendela menunjukkan bahwa Anda sedikit egois.
"Penumpang yang menyukai kursi dekat jendela suka memegang kendali, cenderung mengurus kepentingan dirinya sendiri, dan seringkali lebih mudah tersinggung," kata kepala psikolog di Klinik Terapi Swasta Harley Street Dr Becky Spelman kepada The UK Telegraph.
"Ia juga suka 'bersarang' dan lebih suka berada di 'gelembungnya'Â sendiri."
Orang yang duduk di kursi dekat jendela selalu yang pertama dilayani oleh pramugari maskapai, dan orang yang di sampingnya juga harus menyalurkan sampahnya. Ia juga dapat dengan bebas menguasai dan menikmati jendela pesawat.
Anda mungkin menyimpulkan bahwa orang ini suka diperlakukan seperti bangsawan. Meskipun demikian, mengecap sifat seseorang hanya dari tempat duduk yang dipilihnya di pesawat bukanlah perbuatan yang baik.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement