Liputan6.com, Pekanbaru Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mempunyai keinginan agar orang Indonesia yang berobat ke luar negeri dapat berkurang. Hal ini melihat banyaknya warga Indonesia yang lebih memilih berobat ke negara lain.
"Kita ingin mengurangi sebanyak-banyaknya warga kita yang berobat ke luar negeri, utamanya ke (negara) tetangga-tetangga, (negara) sahabat-sahabat," ucapnya saat memberikan keterangan pers usai Peresmian Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang di Kampar, Pekanbaru, Riau pada Rabu, 4 Januari 2023.
Baca Juga
Salah satu upaya yang dilakukan, yakni memenuhi penyediaan alat kesehatan (alkes) yang mumpuni di seluruh rumah sakit di Indonesia, baik rumah sakit nasional maupun daerah.
Advertisement
Di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, penyaluran alkes juga akan segera dilakukan. Alkes ini disalurkan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terutama untuk penanganan penyakit kronis seperti jantung dan kanker.
"Dari Kementerian Kesehatan sudah membantu peralatan untuk jantung, untuk kanker tahun ini dan itu akan segera tiba alkesnya senilai Rp130 miliar," jelas Jokowi.
Penyaluran alkes dari Kemenkes ke RSUD Arifin Achmad diketahui Jokowi setelah dirinya melakukan kunjungan mendadak pada hari yang sama.
Setibanya di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada Rabu (4/1/2023), Jokowi sebenarnya diagendakan untuk langsung menuju Pasar Bawah. Namun, dalam perjalanan, ia meminta untuk berkunjung ke salah satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di Kota Pekanbaru.
Kurang Rumah Sakit Khusus
Secara umum, Jokowi juga mendapatkan laporan bahwa di Pekanbaru masih kekurangan rumah sakit khusus. Misalnya, rumah sakit khusus jantung dan kanker.
Hal itu pun sudah dibicarakan dalam pertemuannya bersama Gubernur Riau Syamsuar. Ke depan, akan disiapkan lahan untuk pembangunan rumah sakit khusus.
"Ya memang masih kurang kebutuhan rumah sakit di Pekanbaru, maksudnya rumah sakit khusus. Mungkin rumah sakit khusus, misalnya jantung, rumah sakit khusus mungkin untuk kanker," tutur Presiden.
"Ini yang dibutuhkan di Provinsi Riau itu baru saya bicarakan dengan Pak Gubernur (Syamsuar). Tanahnya mungkin disiapin dari provinsi. Nanti kita bangunan (rumah sakit khusus)."
Advertisement
Bangun Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan
Berkaitan dengan mengurangi orang Indonesia berobat ke luar negeri, Pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia yang berlokasi di Sanur, Bali.
Pada rilis 14 Oktober 2022, KEK Sanur yang mengintegrasikan sektor kesehatan dengan sektor pariwisata sejalan dengan fokus Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, yakni layanan kesehatan inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.
Bali dipilih sebagai lokasi KEK Kesehatan dan Pariwisata untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kelas dunia sekaligus memanfaatkan keindahan Bali sebagai pilihan berwisata. Pulau Bali memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata medis di Asia Tenggara.
Sebagai KEK pertama di Indonesia yang menggabungkan sektor kesehatan dan pariwisata, Pemerintah berharap KEK Sanur dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
KEK Sanur juga didorong untuk menjadi lokasi investasi baru, sekaligus menyerap tenaga kerja. Diharapkan setelah beroperasi penuh, KEK Sanur dapat menyerap sekitar 43 ribu tenaga kerja. Pada tahun 2045, KEK Sanur diharapkan mampu menambah total perolehan devisa hingga USD 1,28 miliar.
Pengembangan KEK Sanur diproyeksikan mampu menyerap sekitar 4 persen hingga 8 persen masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Harapannya, pada tahun 2030, jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur mencapai 123.000 hingga 240.000 orang.
Berikan Layanan Kesehatan Kelas Dunia
Data menunjukkan bahwa penduduk Indonesia merupakan penyumbang utama wisata medis di kawasan Asia Tenggara dengan lebih dari 2 juta warga bepergian ke luar negeri pada tahun 2019 untuk mendapatkan layanan kesehatan senilai USD 6 miliar.
Menteri BUMN Erick Thohir meyakini, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur akan mendorong perekonomian, baik nasional maupun lokal.
“Potensinya cukup besar sehingga bisa menjadi prioritas untuk menghidupkan kembali kegiatan pariwisata di Bali,” katanya.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan, intervensi ini harus dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri karena Indonesia telah mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan berkelas dunia.
Selain itu, proyeksi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali diperkirakan mencapai 24,6 persen pada periode 2020 - 2024, dan pertumbuhan wisata medis di Asia Tenggara diprediksi mencapai sekitar 18 persen pada periode yang sama.
KEK Sanur menawarkan alur perjalanan pasien end-to-end bagi pengunjungnya dengan berbagai fasilitas. Selain fasilitas taman, hotel, dan pusat niaga. Ada enam kawasan di KEK Sanur yang dikhususkan untuk pelayanan kesehatan.
Dua di antaranya, telah disewakan dan nantinya akan dibangun sebagai rumah sakit berkelas internasional yang dioperasikan oleh Mayo Clinic. Sementara itu, empat area lain tersedia bagi investor yang memiliki spesialisasi sesuai dengan master plan yang telah ditentukan seperti bedah plastik dan kosmetik, geriatrik, pusat penelitian sel punca, serta pusat pengobatan oriental dan kesuburan.
Advertisement