Liputan6.com, Jakarta - Selain puasa, bulan Ramadhan sangat khas dengan aktivitas mudik. Masyarakat yang hidup merantau biasanya akan pulang kampung pada momentum satu ini agar bisa merayakan Hari Raya Lebaran bersama keluarga.
Saat memilih mudik Lebaran jalur darat pun, tak sedikit yang membawa bekal untuk asupan di perjalanan. Lantas, bekal mudik seperti apa saja yang perlu dipersiapkan jika hendak menempuh jalur darat?
Baca Juga
Edukator Kesehatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr dr Tan Shot Yen mengungkapkan bahwa kebersihan saat mudik menjadi hal yang utama. Apalagi jika bekal tersebut disiapkan untuk anak berusia di bawah dua tahun.
Advertisement
"Bagi anak yang masih berusia dua tahun ke bawah, baduta, mereka masih dalam fase mengonsumsi makanan pendamping ASI. Nah, MPASIÂ untuk anak di bawah dua tahun memang risk-an sekali untuk terkena kontaminasi bakteri terutama kalau sudah dua jam di suhu ruangan," ujar Tan dalam acara media briefing bersama IDI ditulis Minggu, (2/4/2023).
"Jadi jangan pernah nekat membawa bubur bayi dimasukkan ke dalam cooler bag. Cooler bag Anda berpikir kalau dingin kan lebih tahan, entar dulu, sebab lima sampai 60 derajat celcius adalah suhu dicmana kuman hobi banget berkembang biak," dia menegaskan.
Bekal MPASI Saat Mudik Harus pada Suhu yang Tepat
Sehingga, Tan mengungkapkan bahwa jika Anda hendak membawa bekal MPASI untuk anak saat mudik, maka pastikan suhu di tempat penyimpanannya tepat.
"Jadi kalau Anda ingin membawa makanan untuk MPASI terutama ya, suhunya harus bisa Anda pertahankan dibawah lima derajat celcius atau sekaligus di atas 60 derajat celcius. Sebab, dua jam saja di luar ruangan, MPASI anak Anda rentan dengan kontaminasi," kata Tan.
Hindari Santan dalam Bekal Mudik Lebaran Lewat Jalur Darat
Lebih lanjut Tan mengungkapkan bahwa penting pula untuk menghindari makanan berbahan santan untuk bekal mudik. Sebab, santan lebih mudah untuk basi.
"Kalau Anda ingin membawa bekal, usahakan bekal itu tidak mengandung santan karena santan itu rentan untuk basi," ujar Tan.
Tan menambahkan, Anda bisa memilih telur pindang sebagai salah satu ide bekal untuk mudik nanti. Mengingat telur pindang bisa tahan dalam waktu yang lama.
"Bisa saja Anda bawa lauk yang tidak punya risiko terkontaminasi. Misalnya, telur pindang. Telur pindang itu masih ada dengan cangkangnya. Jadi telur pindang yang warnanya cokelat itu, kalau diketuk putih telurnya bisa kayak marmer," kata Tan.
"Nah biasakan bawa telur pindang, itu jauh lebih awet. Enam jam saja tahan, barangkali ada yang bisa sampai 12 jam kalau Anda bikinnya resik,"Â dia menambahkan.
Advertisement
Pastikan Makanan Bekal Mudik Tidak Mudah Terkontaminasi
Tan mengungkapkan bahwa Anda juga bisa menyiapkan makanan-makanan yang memang mudah dibawa. Seperti ubi kukus, misalnya. Sedangkan, bila hendak membawa nasi, sebaiknya pilih nasi yang dibungkus dengan daun pisang.
"Makanan-makanan yang mudah dibawa, seperti misalnya ubi kukus atau Anda membawa nasi tapi nasinya dibungkus pakai pincuk. Jadi nasinya di dalam daun, jadi nasinya tidak terpapar," ujar Tan.
"Jadi pakai nasi satu porsi Anda habiskan, tidak diciduk-ciduk di dalam termos nasi. Setiap kali Anda ciduk punya risiko kontaminasinya masuk," sambungnya.
Pilih Rest Area Saat Mudik yang Memang Punya Dapur
Dalam kesempatan yang sama, Tan mengungkapkan bahwa jika Anda memilih untuk makan di rest area pun, pilihlah rest area dimana tempat makannya memiliki dapur.
"Makan di luar atau di rest area, pastikan rest area Anda itu mempunyai dapur. Jadi artinya dia betul-betul membuat makanannya di tempat. Itu jauh lebih aman dan tolong perhatikan, apakah mereka mencuci perabotan makannya dengan benar," kata Tan.
"Jangan sampai piring sendok yang bekas Anda makan, hanya ditumpuk di dalam ember dan dicuci seadanya, lalu ditiriskan. Jadi kerap kali diare itu bisa disebabkan dari makanannya atau perkakasnya," tambahnya.
Advertisement