Liputan6.com, Jakarta Dunia baru sedikit bernapas lega usai status kedaruratan pandemi COVID-19 dicabut. Namun, pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memberikan peringatan lagi soal ancaman pandemi baru.
Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa negara-negara di seluruh dunia harus bersiap menghadapi pandemi berikutnya.
Baca Juga
Pergerakan Independen Alex Kuple dalam Bermusik, Ogah Bergantung pada Major Label Berkat Kedekatan dengan Musisi Indie
Mendagri Tito Karnavian Beberkan Alasan Yogyakarta Tetap Naik Pertumbuhan Ekonomi saat Pandemi Covid-19
Pandemi Adalah Wabah Global, Pahami Ciri-Ciri, Cara Menghadapi, serta Bedanya dengan Endemi dan Epidemi
Bersamaan dengan itu, diperingatkan pula jikalau keadaan darurat kesehatan di masa depan ada risiko lebih buruk daripada pandemi COVID-19Â yang terjadi sebelumnya.
Advertisement
"Ancaman munculnya varian lain yang menyebabkan gelombang baru dan kematian tetap ada, dan ancaman munculnya patogen lain dengan potensi yang lebih mematikan tetap ada," ujar Tedros dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa, Swiss mengutip CBS News, Rabu (24/5/2023).
Persiapan Pandemi Selanjutnya
Perhitungan WHO menemukan sudah lebih dari 6,9 juta orang di dunia meninggal karena COVID-19. Tedros pun mencatat bahwa pandemi COVID-19 pada dasarnya menunjukkan manusia perlu mendapat perlindungan lebih baik.
"Kita tidak bisa mengesampingkan itu. Jika kita tidak melakukan perubahan yang harus dilakukan, lalu siapa lagi? Jika kita tidak melakukannya sekarang, lalu kapan? Ketika pandemi berikutnya datang, dan itu akan terjadi, kita harus siap secara tegas, kolektif, dan adil," kata Tedros.
Saat ini, WHO juga telah mendesak fokus pada penelitian soal beberapa penyakit menular tertentu. Seperti virus Ebola, Marburg, Nipah, Zika, dan demam Lassa.
Sebab penyakit-penyakit tersebut punya risiko menyebabkan masalah kesehatan terbesar dan epidemi di masa depan. Selain itu, ada pula peringatan soal penyakit X.
Penyakit X yang Perlu Diwaspadai
Merespons adanya perhatian pada penyakit X, epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security Policy Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengungkapkan apa makna di baliknya.
"Penyakit X itu sebetulnya nama yang diberikan untuk penyakit yang memang belum diketahui. Itu sesuatu yang kita belum tahu apa gitu. Ini lebih disebutnya hypothetical disease atau penyakit yang masih hipotesis," ujar Dicky melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Rabu, 24 Mei 2023.
Begitupun dengan kriterianya. Menurut Dicky, penyakit X biasanya punya beberapa kriteria yang dapat diwaspadai. Lalu, apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
- Dapat menular dengan cepat
- Belum ditemukan obat atau vaksinnya
- Manusia belum punya imunitas terhadap penyakitnya
- Dapat menyebabkan keparahan atau kematian yang signifikan
- Risiko kematian bisa mencapai 20-25 persen
Dicky menambahkan, penyakit X dibuat sebagai hipotesis agar masyarakat menjadi lebih waspada dan bisa mempersiapkan diri di masa depan.
Advertisement
Risiko yang Mungkin Muncul dari Penyakit X
Lebih lanjut Dicky mengungkapkan bahwa penyakit X biasanya dapat menular dengan cepat karena penularannya terjadi lewat udara dan kontak fisik lewat cairan tubuh.
"Itu yang membuat penyakit X harus diantisipasi, dimitigasi," kata Dicky.
Selain itu, bicara soal penyakit zoonosis seperti Ebola dan Nipah, menurut Dicky, memang bisa menyebabkan pandemi berikutnya.
"Zoononis itu penyakit yang semula ada di hewan lompat ke manusia. Contohnya ya Hendra Virus, Ebola, Nipah Virus. Itu kategori zoonosis yang bisa menyebabkan pandemi berikutnya," ujar Dicky.