Seperti di Drakor Doctor Cha, Spesialis Kedokteran Keluarga Berbeda dengan Dokter Umum, Apa Itu?

Ingat serial drama Korea bertajuk Doctor Cha, dimana peran utamanya yang diperankan aktris Korea Selatan Uhm Jung Wa, mengambil spesialis Dokter Keluarga. Ternyata di Indonesia, juga ada program spesialis dokter keluarga, apa itu?

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 26 Jul 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2023, 11:00 WIB
Spesialis Kedokteran Keluarga Berbeda dengan Doktet Umum, Apa Itu?
Masih ingat serial drama Korea bertajuk Doctor Cha, dimana peran utamanya Doctor Cha yang diperankan aktris Korea Selatan Uhm Jung Wa, mengambil spesialis Dokter Keluarga. Ternyata di Indonesia, juga afa program spesialis dokter keluarga, apa itu?

Liputan6.com, Jakarta - Ternyata, di Indonesia, Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (PPDS KKLP) seperti dalam drama Korea Doctor Cha, sudah ada. Namun, ketenaran Dokter Keluarga di Indonesia dinilai masih kurang di kalangan masyarakat. 

Bahkan, banyak yang mengira dokter spesialis KKLP memiliki peran yang mirip dengan dokter umum, padahal dalam praktiknya, dokter spesialis KKLP mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan komprehensif bagi individu dan keluarga guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), di Indonesia baru tersedia 46.200 dokter spesialis, masih kurang sekitar 31.481 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk di antaranya adalah spesialis dokter keluarga.

Artinya, kebutuhan akan dokter spesialis KKLP masih sangat diperlukan dan diharapkan dapat mendukung pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Lalu, apa sebenarnya spesialisasi KKLP dan apa saja perannya? Untuk memahami lebih lanjut tentang spesialisasi KKLP, Universitas Pelita Harapan (UPH) sebagai salah satu universitas swasta pertama yang menghadirkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) KKLP, memperkenalkan KKLP melalui sebuah webinar. 

"Sebenarnya, spesialis KKLP bukanlah profesi baru di dunia Kedokteran. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, dan bahkan di negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina, sudah memiliki program spesialisasi serupa yang dikenal dengan nama Dokter Keluarga (Family Doctor) atau General Practice Specialist," ungkap dr. Marshell Timotius Handoko, Sp. KKLP, selaku dosen Fakultas Kedokteran (FK) UPH.

Dokter spesialis KKLP merupakan bagian dari pelayanan kesehatan primer bagi pasien yang bertanggung jawab dalam memberikan pembinaan berkelanjutan (continuing care), memberikan diagnosa medis dan penanganannya, memberi dukungan, serta mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosa, pengobatan, serta pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku kepada pasien.

 

Di Indonesia Sudah Ada Sejak 50 Tahun Lalu

Lebih lanjut, Dr. dr. Maria Selvester Thadeus menjelaskan, KKLP di Indonesia sudah berdiri sejak 40 hingga 50 tahun yang lalu dengan nama Dokter Layanan Primer (DLP). 

Namun, di tahun 2021, Kemenkes melakukan transformasi layanan primer yang menitikberatkan pada tindakan preventif, pencegahan, membangun infrastruktur, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

"Ke depan, spesialisasi ini akan menjadi satu-satunya spesialis yang bekerja pada layanan primer. Layanan primer merupakan tingkat pertama (first contact) pelayanan kesehatan dari tenaga medis kepada pasien dan berfungsi sebagai fondasi sistem perawatan kesehatan yang komprehensif," katanya.

 

Apa saja yang dipelajari di PPDS KKLP?

Secara umum, spesialis KKLP mempelajari tidak hanya aspek biologi manusia dari lahir sampai meninggal, tetapi juga segala aspek bio-psiko-sosio-kultural-ekonomi yang memengaruhi seseorang. 

"Sebagai seorang dokter KKLP, kami tidak hanya melihat penyakit pasien saja, melainkan juga seluruh aspek kesehatan yang mempengaruhi individu, seperti keluarga, komunitas, lingkungan, hingga gaya hidup mereka," jelas dr. Indrawan Adhitomo.

Lebih lanjut, Indrawan juga mengatakan, apa yang dipelajari dalam spesialisasi KKLP berbeda dengan apa yang dipelajari oleh dokter umum. Ilmu pengetahuan tersebut sangat membantu seorang dokter untuk memberikan pelayanan secara komprehensif dalam setting layanan primer.

Durasi studi spesialisasi KKLP sendiri adalah 7 semester atau sekitar 3,5 tahun.

 

Berbeda dengan Dokter Umum

Dibandingkan dengan dokter umum, dokter spesialis KKLP memiliki lebih banyak keterampilan spesialis yang telah diatur dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 65 tahun 2019.

Menurut dr. Indrawan Adhitomo, setelah menjadi seorang spesialis KKLP, dia menemukan banyak hal yang acap kali terlewatkan oleh dokter umum. 

"Salah satu hal yang paling saya rasakan dari pendidikan KKLP ini adalah perubahan pola pikir. Saya belajar melihat pasien sebagai individu yang kompleks, tidak hanya sebagai pasien dengan penyakitnya saja, atau hanya melihat pasien sebagai organ saja, tapi juga memahami kompleksitas latar belakang dan sisi psikologisnya," ujar dr. Indrawan. 

Berbeda dengan dokter umum, spesialis KKLP tidak hanya memberikan pelayanan terhadap penyakitnya saja, melainkan juga memperhatikan dan memanfaatkan peran keluarga pasien, komunitas, masyarakat, dan lingkungannya dalam kesembuhan pasien.

"Hasilnya tentu akan meningkatkan tingkat kepuasan pasien dan kesembuhan. Selain itu, dari segi pembiayaan akan lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena kami melihat pasien dari segala aspeknya, misalnya saja ada pasien datang dengan keluhan batuk, lalu diberikan obat batuk. Seminggu kemudian datang lagi dengan keluhan demam, lalu diberikan lagi obat demam. Nah, ini yang membedakan secara biaya, menjadi tidak efisien karena harus bolak-balik pergi ke dokter untuk meminta obat. Sedangkan yang kami lakukan adalah melihat secara holistik, mencari akar penyebab batuk, dan memberikan obat untuk pencegahan agar tidak terjadi demam," jelas dr. Indrawan.

 

Dokter KKLP Diperlukan untuk Mengedukasi Masyarakat

Berdasarkan pengalamannya, dr. Indrawan sering menemui kasus di mana pasiennya masih kurang paham dan tidak memiliki pengetahuan tentang tindakan pencegahan terhadap bahaya penyakit kronis. Sebagai contoh, salah satu pasiennya datang dengan keluhan sesak nafas dan mengalami obesitas. Setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, dr. Indrawan menyadari bahwa pasien tersebut kesulitan bernafas dan memiliki risiko terkena serangan jantung.

"Setelah kami telusuri lebih lanjut, ternyata satu keluarga juga mengalami obesitas. Ibunya memiliki mindset bahwa gemuk itu berarti sehat. Tentu saja pemahaman seperti itu salah besar, dan setelah kami melakukan pemeriksaan terhadap gaya hidupnya, apa yang sering dikonsumsi oleh keluarga tersebut, hingga melakukan rekam jantung, kami menyadari bahwa pasien ini tidak hanya mengalami sesak napas, tetapi juga berisiko terkena serangan jantung di kemudian hari," paparnya 

Oleh karena itu, peran dokter KKLP sangat diperlukan dalam memberikan edukasi dan tindakan preventif.

Menurutnya, sebagai seorang dokter spesialis KKLP, diperlukan kesabaran, ketelitian, dan trik tertentu agar pasien dapat percaya dan terbuka. Dokter KKLP juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pasien, sehingga informasi yang disampaikan menjadi jelas dan komprehensif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya