Liputan6.com, Jakarta - Berbicara dengan orang terdekat mengenai masalah yang tengah dihadapi rupanya dapat membantu mencegah keinginan seseorang bunuh diri. Ini karena individu yang ingin bunuh diri bisa melepas beban emosional ketika mendapat dukungan emosional dengan menceritakan permasalahan yang mereka hadapi.
"Mereka mungkin dapat memberikan perspektif baru, nasihat yang berharga, atau bahkan membantu mencari solusi bersama," jelas psikolog klinis forensik A Kasandra Putranto, dilansir Antara.
Baca Juga
Unej Pastikan Gedung Tempat Mahasiswa Melompat Dilengkapi Pagar Pengaman, CCTV Rekam Korban Naik Sendiri
Mahasiswa Unej yang Tewas Melompat dari Lantai 8 Gedung Kampus Dikenal Pendiam, Kampus Pastikan Tak Ada Bullying
Ayah Mahasiswa Unej yang Melompat dari Lantai 8 Gedung Kampus Ungkap Anaknya Sempat Kuliah di Kampus Islam Tapi Tidak Kuat
Bunuh diri, kata Kasandra, terjadi ketika seseorang mengalami ketidakmampuan untuk terhubung secara sosial dengan orang lain (terisolasi) dan ketidakmampuan untuk mengatasi situasi hidup yang menyebabkan beban emosional yang berlebihan.
Advertisement
Kasandra menyebut, berdasarkan teori J.S House, K.R Landis dan D Umberson, mendengarkan dan berbicara dengan seseorang dipercaya bisa membantu meredakan stres dan memberi perspektif baru.
Mempertahankan komunikasi terbuka dengan keluarga juga membantu anggota keluarga merasa nyaman berbagai perasaan dan kesulitan mereka. Dalam studi yang dilakukan Holt-Lunstad pada 2017, jelas Kasandra, komunikasi terbuka dalam keluarga bisa meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi risiko depresi.
Di samping itu, psikolog lulusan Universitas Indonesia ini menyebut, penting untuk mengutamakan diri sendiri dan menjaga kesehatan mental dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan.
"Mengedukasi diri sendiri tentang depresi atau masalah kesehatan mental lainnya juga dapat membantu keluarga memahami kondisi tersebut dan memberikan dukungan (keluarga) yang lebih baik," kata Kasandra.
Â
Pemicu Seseorang Mengakhiri Hidup
Mengenai maraknya kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini, Kasandra mengatakan, pengaruh situasi lingkungan masyarakat, budaya, dan profil psikologis yang sangat terkait dengan keputusan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Sumber tekanan dan kemampuan untuk menghadapinya akan menentukan sejauh mana individu akan merespons dengan stres.
Persepsi negatif terhadap diri, rasa malu, situasi terpuruk, merasa gagal, perasaan tidak mampu mengelola keuangan, putus asa, atau merasa dijauhi oleh orang-orang di sekitar mereka serta stigma masyarakat menjadi kondisi psikologis yang menjadi faktor orang melakukan bunuh diri.
"Mereka meyakini bahwa bunuh diri adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan dan menghilangkan beban yang mereka rasakan," kata Kasandra.
Advertisement
Faktor Lainnya
Faktor lainnya yakni gangguan depresi, cemas, stres, kegelisahan yang terus-menerus, kehilangan harapan, tertekan, dan perasaan putus asa yang dalam.
Masalah finansial juga jadi faktor umum lain yang menyebabkan seseorang ingin mengakhiri hidup. Beban keuangan yang berkepanjangan bisa menyebabkan perasaan putus asa, kehilangan harapan, dan gangguan mental serius seperti depresi dan kecemasan.
"Atau terkait dengan misi tertentu yang ingin diperjuangkan untuk memberikan teror kepada orang lain, dalam konteks asmara, ekonomi, maupun sosial politik," tambah Kasandra.
Oleh karena itu, Kasandra mengingatkan perlunya meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap anggota keluarga dan masyarakat sekitar terhadap perubahan perilaku pada diri orang-orang sekitar. Mengenali perubahan seseorang diharapkan bisa membantu mereka mengurungkan niat dengan melibatkan profesional untuk penanganan medis dan psikologis.
Kontak Bantuan
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Advertisement