Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi berlebih pada daging olahan dan makanan berlemak lainnya berpotensi memicu pembentukan batu pada kantung empedu atau batu empedu.
Pembentukan batu pada kantung empedu terjadi karena jumlah empedu untuk melarutkan kolesterol yang dikeluarkan oleh liver lebih sedikit daripada jumlah kolesterol itu sendiri. Sehingga, kelebihan kolesterol dapat membentuk kristal dan akhirnya menjadi batu.
Baca Juga
Orang yang memiliki batu empedu dalam tubuh bisa saja tidak merasakan tanda atau gejala apapun. Namun, jika batu empedu tersebut tersangkut di leher kantong empedu, maka dapat menyebabkan peradangan pada kantong empedu.
Advertisement
“Bisa pula menyumbat saluran kantung empedu yang seharusnya dapat mengalirkan empedu dari kantung empedu atau hati ke usus kecil,” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero – hepatologi Eka Hospital BSD Murdani Abdullah dalam keterangan pers dikutip Senin (11/9/2023).
Peradangan serta penyumbatan ini dapat memicu gejala-gejala berikut:
- Nyeri yang tiba-tiba dan meningkat dengan cepat di bagian kanan atas perut atau di bagian tengah perut, tepat di bawah tulang dada.
- Nyeri punggung di antara tulang belikat dan bahu kanan.
- Kulit dan mata tampak kuning.
- Kotoran berwarna pucat.
- Mual atau muntah.
2 Jenis Batu Empedu
Jika dilihat dari jenisnya, batu empedu terbagi dalam dua jenis yakni:
Batu Empedu Kolesterol
Jenis batu empedu yang paling umum disebut batu empedu kolesterol. Batu empedu ini sering tampak berwarna kuning.
Batu empedu kolesterol sebagian besar terdiri dari kolesterol yang tidak larut, tetapi mungkin mengandung komponen lain.
Batu Empedu Pigmen
Berbeda dengan batu empedu kolesterol, batu empedu pigmen berwarna coklat tua atau hitam. Batu ini terbentuk ketika empedu mengandung terlalu banyak bilirubin (senyawa pigmen kuning).
Advertisement
Penanganan Batu Empedu
Pengobatan akibat batu yang menyumbat saluran empedu dapat ditangani dengan tindakan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography atau ERCP.
ERCP dapat menjadi langkah yang dapat dipilih untuk menjadi solusi meminimalisasi pembedahan. Pasalnya, ERCP dapat menjangkau batu di saluran empedu yang membuatnya dapat dikeluarkan tanpa harus dilakukan operasi.
Pemeriksaan ERCP ini merupakan kombinasi dari dua jenis pemeriksaan, yakni endoskopi dan foto rontgen (x-ray).
Metode ini memerlukan alat radiologi dengan kemampuan tinggi, monitor televisi, serta ketrampilan khusus dari ahli endoskopi.
Prinsip Teknik ERCP
Prinsip teknik ERCP adalah mula-mula memasukkan endoskop (optik samping) sampai duodenum (bagian terpendek usus halus) dan mencari papila vateri yang merupakan muara bersama dari duktus koledokus (saluran penghubung kandung empedu dengan usus halus) dan dari duktus pankreatikus (saluran penghubung pankreas dengan duodenum).
Kemudian dilakukan kanulasi (memasukkan selang kecil) dari muara papila dengan kateter. Selanjutnya media kontras disuntikkan melalui kateter tersebut sehingga didapatkan kolangiogram (rontgen saluran empedu) atau pankreatogram (rontgen saluran pankreas) yang akan terlihat pada monitor televisi.
Selain digunakan untuk mengatasi batu pada saluran empedu, ERCP dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis berbagai gangguan pada saluran empedu dan pankreas, seperti:
- Sumbatan saluran empedu akibat striktur benign (penyempitan ringan).
- Tumor atau kanker pada pankreas.
- Tumor atau kanker pada saluran empedu.
- Trauma di saluran empedu dan pankreas
- Pankreas divisum, yaitu kelainan dimana pankreas memiliki dua saluran terpisah.
“Nah, selalu perhatikan kadar konsumsi makanan kita, jangan sampai konsumsi makanan yang mengundang selera dan lezat itu malah menimbulkan masalah kesehatan serius yang mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.”
“Selalu konsumsi makan makanan sehat dah pastikan olahraga teratur untuk menjaga kesehatan,” pungkas Murdani.
Advertisement