[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: 5 Hal Terkait Wolbachia

Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan 5 hal terkait bakteri Wolbachia yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini.

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 03 Des 2023, 23:29 WIB
Diterbitkan 03 Des 2023, 14:00 WIB
Memerangi DBD dengan Nyamuk Ber-Bakteri Wolbachia (Khlungcenter/Shutterstock)
Memerangi DBD dengan Nyamuk Ber-Bakteri Wolbachia (Khlungcenter/Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta - Sehubungan dengan masih terus berkembangnya pembicaraan tentang pendekatan nyamuk ber-Wolbachia untuk menangani dengue, bersama ini disampaikan lima hal, terutama dalam kaitannya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan usulan penelitian mendatang. 

Pertama, tim Advisor yang ditunjuk WHO ("Vector Control Advisory Group VCAG") pada tahun 2020 sudah menyatakan bahwa pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti dengan pendekatan bakteri Wolbachia ini memang terbukti punya nilai kesehatan masyarakat ("public health value") untuk menangani dengue, antara lain berdasar penelitian "randomized case control trial - RCT" yang dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kedua, perlu diketahui bahwa "Vector Control Advisory Group VCAG" adalah tim pakar yang dibentuk oleh WHO, yang tugasnya memberi masukan kepada WHO. Jadi VCAG bukanlah penentu kebijakan WHO secara langsung. Tugasnya mengkaji secara ilmiah mendalam dan lalu memberi masukan serta mendukung WHO dalam formulasi programnya.

Ketiga, tim Advisor VCAG ini pada 2020 merekomendasikan WHO memulai ("initiate") proses pembentukan guideline (panduan) untuk memformulasi rekomendasi penggunaannya pada pengendalian dengue. Jadi memang belum disebutkan tentang penerapan langsung saat ini. Hal ini tergambar juga dalam laman WHO tentang dengue terbaru tahun 2023 yang memang pendekatan Wolbachia belum secara eksplisit disebut dalam program penanggulangan resmi WHO kini.

 

3 Usulan terkait Penanganan Dengue dengan Nyamuk Wolbachia

Keempat, untuk masa mendatang maka saya usul tiga hal. Pertama, sangat perlu dibenahi maksimal bentuk sosialisasi ke masyarakat, agar penolakan dan resistensi masyarakat dapat dikendalikan dengan baik. Ini sangat penting dan merupakan suatu hal utama dalam kesuksesan program, kalau memang ingin dijalankan.

Usul kedua, sejak sekarang perlu diantisipasi tentang aspek logistik yaitu pengadaan nyamuk ber-Wolbachia ini dalam jumlah yang besar. Tanpa persiapan logistik, maka hasil tidak akan tercapai optimal.

Usul saya yang ketiga, perlu dilakukan penelitian jangka panjang, antara lain tentang dampak paparan Wolbachia yang relatif homolog pada variasi ekologi (dan epidemiologi) yang kenyatannya ada di alam, hal ini sesuai publikasi di jurnal ilmiah internasional Lancet bulan Oktober 2023 tentang "pisau bermata dua" dari pendekatan dengan nyamuk ber-Wolbachia ini.

 

Dua Catatan Mengenai Pendekatan Wolbachia

Hal kelima, seperti disampaikan di atas, pendekatan Wolbachia memang terbukti punya nilai kesehatan masyarakat yang bermanfaat dalam pengendalian dengue. Tetapi walaupun demikian, kita harus menyadari dua catatan penting. Kesatu, pendekatan dengan nyamuk berwolbachia ini bukanlah "silver bullet" dalam pengendalian dengue. Hal ini juga disampaikan oleh badan pengendalian lingkungan ("National Environmental Agency") Singapura beberapa waktu yang lalu.

Hal kedua yang perlu dicatat adalah bahwa pengendalian dengue dengan nyamuk ber-Wolbachia tidak dapat dilakukan sendiri saja, harus bersama dengan program pengendalian vektor yang lain, dalam koridor bersama yang tercakup dalam IVM ("integrated vector management"). Hal ini disampaikan juga oleh WHO Amerika dalam publikasinya pada bulan Agustus 2023.

 

Prof Tjandra Yoga Aditama

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya