Kadar Gula Darah Tidak Dikelola Baik, Pasien Diabetes Perlu Waspada Risiko Retinopati Diabetik

Agar terhindar atau mencegah komplikasi termasuk retinopati diabetik, pasien diabetes diasarankan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara rutin seperti kadar gula darah, fungsi ginjal, serta pemantauan kondisi kaki.

oleh Tim Health diperbarui 08 Des 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 08 Des 2023, 14:30 WIB
Penyebab Diabetes Tipe 1
Penyebab Diabetes Tipe 1 (Image by Steve Buissinne from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Spesialis mata dr Sesaria Rizky Kumalasari, Sp.M mengatakan, penyandang diabetes bisa mengalami retinopati diabetik jika tidak mengelola kondisi kesehatannya dengan baik serta memiliki penyakit penyerta seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, serta kerap mengalami hiperglikemia.

Mulanya retinopati diabetik tidak menimbulkan gejala berarti, kata Sesaria. Gejala tersebut seperti penglihatan kabur, bintik-bintik mengapung, perubahan penglihatan warna, hingga kehilangan penglihatan baru akan dirasakan saat retinopati diabetik berada pada tahap yang berat.

Oleh karena itu, Sesaria mengatakan pemeriksaan foto fundus mata secara periodik perlu dilakukan.

"Karenanya, pemeriksaan foto fundus mata setiap tahun penting dilakukan oleh penyandang diabetes untuk mengidentifikasi retinopati diabetik di tahap awal," tutur Sesaria, dilansir Antara.

Retinopati diabetik merupakan penyakit komplikasi yang bisa dialami penyandang diabetes tipe 1 maupun 2. Kondisi ini disebabkan pembuluh darah yang terganggu di retina mata akibat kadar gula darah tinggi.

Agar terhindar atau mencegah komplikasi termasuk retinopati diabetik, pasien diabetes diasarankan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara rutin seperti kadar gula darah, fungsi ginjal, serta pemantauan kondisi kaki.

Untuk kaki, pasien bisa menjalani pemeriksaan USG Doppler jika ada rasa nyeri di kaki, hal ini demi mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut atau penyakit kaki diabetes yang bisa berujung amputasi. 

Selain itu, pasien diabetes juga harus menjalani terapi pengobatan dan tetap beraktivitas fisik serta berolahraga ringan dengan pengawasan dokter. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)menganjurkan individu sehat usia 18-64 untuk beraktivitas fisik dengan durasi 150 menit per minggu. Ini juga berlaku bagi penyandang diabetes atau diabetesi.

Olahraga Bantu Kontrol Kadar Gula Darah

Pakar kedokteran olahraga dr Grace Joselini Corlesa, Sp. K.O mengatakan, olahraga bisa membantu mengontrol berat badan, mencegah seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, serta membantu mengelola kadar gula darah dalam tubuh.

"Ketika berolahraga, otot memerlukan lebih banyak glukosa sebagai sumber energi. Hal ini mampu membantu mengurangi kadar gula darah yang tinggi dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin," jelas dokter yang berpraktik di Sport Medicine Injury and Recovery Center RS Pondok Indah-Bintaro Jaya.

 

Konsultasi dengan Dokter Terlebih Dahulu

Olahraga juga bisa mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati, tambah Grace. Hal tersebut berdampak positif pada kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Meski demikian, penyandang diabetes tetap harus memerhatikan beberapa hal dalam berolahraga sehingga direkomendasikan untuk berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelumnya.

Di sisi lain, pasien perlu memastikan kadar gula darah tetap normal selama berolahraga, melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah berolahraga serta memastikan asupan cairan cukup dan tidak memaksakan diri jika sudah terlalu lelah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya