Liputan6.com, Jakarta - Gigi tiruan atau dikenal pula dengan gigi palsu dibuat untuk menggantikan gigi yang hilang akibat proses kerusakan gigi atau trauma. Gigi tiruan dapat menggantikan sebagian atau seluruh gigi yang hilang.
“Pasien yang kehilangan satu atau beberapa gigi yang hilang, dapat dibuatkan gigi tiruan dengan gigi tiruan sebagian lepasan. Jika semua gigi hilang, akan digantikan dengan gigi tiruan yang disebut gigi tiruan lengkap,” kata Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Titik Ismiyati mengutip laman resmi UGM, Rabu (10/1/2024).
Baca Juga
Dokter gigi spesialis prostodonsia ini menambahkan, pengembangan gigi tiruan sebenarnya dilakukan dengan beberapa tujuan yakni:
Advertisement
- Mengembalikan struktur jaringan rongga mulut yang berubah akibat hilangnya gigi
- Memperbaiki fungsi pengunyahan
- Memperbaiki fungsi pengecapan
- Estetis (keindahan)
- Menjaga kesehatan jaringan
- Mencegah kerusakan lebih lanjut dari struktur rongga mulut yang terjadi akibat hilangnya gigi
- Memelihara secara umum kesehatan dan fungsi sistem pengunyahan.
Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018 menyatakan bahwa penduduk berumur lebih dari 65 tahun menempati peringkat paling atas sebagai pengguna gigi tiruan. Diikuti penduduk yang berumur 35-44 tahun.
Peningkatan Penggunaan Gigi Tiruan Perlu Diimbangi Pengetahuan
Guru besar UGM itu menambahkan, peningkatan penggunaan gigi tiruan ini harus diimbangi dengan pengetahuan dan perkembangan ilmu yang lebih lanjut tentang perawatan gigi tiruan.
Serta diiringi dengan peningkatan pemanfaatan akan keanekaragaman hayati di antaranya bahan alami kitosan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan industri bidang medik.
Kitosan atau Chitosan adalah zat berserat yang dapat menghambat penyerapan lemak dan kolesterol dari makanan. Kitosan juga didefinisikan sebagai polisakarida atau jenis karbohidrat yang paling banyak terkandung dalam makanan.
Adapun kitosan sebagai bahan untuk pembuatan gigi tiruan merupakan polisakarida alami yang diperoleh dari proses yang disebut deasetilasi kitin pada limbah cangkang udang, kepiting, dan tiram.
“Limbah cangkang udang memiliki potensi untuk diolah menjadi bahan gigi tiruan. Sebab, limbah cangkang udang terdiri dari tiga komponen utama yaitu protein (25-44 persen), kalsium karbonat (45-50 persen), dan kitin (15-20 persen). Kandungan kitin pada limbah cangkang udang sekitar 20-50 persen berat,” jelas Titik.
Advertisement
Penelitian Terkait Gigi Tiruan Terus Dilakukan
Penelitian kitosan pada bahan pembuat gigi tiruan, lanjut Titik, telah dilakukan pada bahan basis gigi tiruan flexible denture yaitu termoplastik nilon.
Bahan termoplastik nilon merupakan bahan yang banyak digunakan untuk basis gigi tiruan lepasan (gigi tiruan sebagian). Namun kini gigi tiruan flexible denture merupakan alternatif pembuatan gigi tiruan yang bersifat lentur.
“Bahan termoplastik nilon mempunyai kelenturan lebih baik dibandingkan termoplastik resin sehingga dalam pemakaiannya lebih nyaman, disamping itu dalam desainnya tanpa menggunakan klamer logam sebagai cengkeram,” paparnya.
Pada pemakaiannya, gigi tiruan dari kitosan tersebut lebih estetis karena tidak terlihat adanya kawat yang menempel pada gigi.
Namun, kelemahan bahan termoplastik nilon adalah:
- Mudah abrasi tidak tahan terhadap goresan
- Bersifat higroskopis dan berpori sehingga mudah menyerap pewarnaan dan molekul–molekul dalam saliva (ludah) sehingga menyebabkan mudah berubah warna.
“Hal ini dapat mengawali proses terbentuknya koloni mikroba seperti Candida albicans pada gigi tiruan termoplastik nilon,” imbuhnya.
Meski begitu, pertumbuhan Candida albicans dapat dihambat dengan kitosan. Penggunaan kitosan dalam menghambat Candida albican dengan metode pencampuran antara termoplastik nilon dengan nano kitosan berat molekul tinggi. Dan hasilnya campuran tersebut dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans.
Titik menambahkan, hingga kini penelitian dan percobaan terkait gigi tiruan terus berlanjut untuk menemukan gigi tiruan yang kuat, tahan lama, tapi tetap terjangkau.
“Sampai saat ini percobaan tersebut juga masih berlangsung di bidang Ilmu Prostodonsia FKG UGM,” katanya.
Syarat Plat Dasar Gigi Tiruan
Sementara itu, terkait basis atau plat dasar gigi tiruan, Titik mengatakan ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi yakni:
- Basis (plat) dasar gigi tiruan yang ideal adalah tidak mengiritasi;
- Mempunyai sifat mekanis yang memadai yaitu jika plat dasar gigi tiruan terkena tekanan, tidak mudah mengalami perubahan yang bersifat permanen;
- Kuat;
- Kenyal;
- Tidak terpengaruh oleh cairan mulut;
- Tidak larut dan tidak mengabsorbsi cairan mulut;
- Tidak toksik (bersifat racun).
“Pemilihan bahan resin akrilik sebagai bahan yang favorit penggunaannya perlu dikaji secara mendalam agar dapat memenuhi syarat ideal sebagai basis gigi tiruan,” tutup Titik.
Advertisement