Masuki Musim Hujan, Epidemiolog Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus Demam Berdarah Dengue

Potensi kenaikan kasus DBD bisa terjadi di berbagai wilayah baik di desa maupun di kota.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Feb 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2024, 14:00 WIB
Masuki Musim Hujan, Epidemiolog Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus Demam Berdarah Dengue
Masuki Musim Hujan, Epidemiolog Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus Demam Berdarah Dengue. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan negara-negara ASEAN secara umum telah memasuki musim penghujan. Mengingat hal ini, epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD).

“Saya ingin mengingatkan, ini musim penghujan kan di Indonesia dan ASEAN secara umum. Jadi hati-hati, kita bahkan saat ini sudah mengalami lonjakan kasus demam berdarah dan potensi KLB (Kejadian Luar Biasa) demam berdarah ini sangat tinggi di Indonesia,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, ditulis Jumat (2/2/2024).

Potensi kenaikan kasus DBD bisa terjadi di berbagai wilayah baik di desa maupun di kota, lanjut Dicky. Pasalnya, sebaran nyamuk aedes aegypti memang ada hampir di seluruh wilayah di Indonesia.

“Termasuk potensi perkembangbiakannya, yakni dengan adanya genangan air apalagi di musim hujan.”

Oleh karena itu, imbuhnya, hal yang perlu dilakukan adalah pencegahan. Antara lain mencegah adanya genangan air sekecil apapun. Baik di luar rumah maupun di dalam rumah.

“Di luar rumah tentu kita tahu ada kaleng bekas dan sebagainya. Di dalam rumah ya misalnya di bawah kulkas kadang-kadang ada genangan air atau di AC, pot bunga, nah ini penting.”

“Termasuk kalau masih menggunakan bak atau penampungan air ya harus secara berkala dikuras,” saran Dicky.

DBD Bisa Serang Semua Usia

Demam
Orangtua perlu waspada gejala DBD jika anak demam tinggi dan tidak bisa menerima cairan.(Foto: Ilustrasi AI)

Lebih lanjut Dicky menyampaikan bahwa demam berdarah dapat menyerang segala usia. Mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Maka dari itu, pencegahan perlu dilakukan di semua tempat. Termasuk di rumah, sekolah, tempat kerja, dan lain-lain.

“Usahakan tidak ada baju yang menggantung. Ya kalau perlu gunakan pembunuh nyamuk baik itu elektrik atau (lotion) kulit untuk mencegah gigitan nyamuk.”

Kenali Gejala DBD Sejak Dini

Gambar Ilustrasi Sengatan Nyamuk Demam Berdarah
Kenali Gejala DBD Sejak Dini. Sumber: Freepik

Hal yang tak kalah penting, kata Dicky, adalah mengenali gejala DBD sejak dini.

“Kalau ada demam tinggi mendadak, terus-menerus dengan sakit kepala berat terutama di bagian dahi. Kemudian ada sakit di belakang bola mata, termasuk nyeri sendi. Nah ini yang biasanya menjadi ciri dengue.”

Ada pula gejala lain yang lebih terlihat yakni kebocoran plasma atau perdarahan yang kemudian disebut demam berdarah.

“Ini biasanya disertai nyeri ulu hati terus-menerus, ada perdarahan dari hidung, mulut, dan gusi. Ada pula memar pada kulit bahkan ada yang sampai muntah, rasa haus berlebihan, mengantuk, dan ruam di kulit.”

Jika ada gejala demam yang panasnya tidak turun selama dua hari berturut-turut, maka perlu segera ke dokter untuk periksa.

Jangan Coba-Coba Cara Tradisional

Epidemiolog Dicky Budiman
Epidemiolog Dicky Budiman soal DBD. Foto: Dok pribadi.

Dicky tidak menyarankan pasien DBD untuk ditangani dengan cara-cara tradisional tanpa mempertimbangkan kebutuhan cairan pasien.

“Jangan coba-coba cara tradisional tapi melupakan kebutuhan cairan dari si pasien karena ini akan bisa berdampak fatal.”

Sementara bagi pemerintah, Dicky menyebut perlu adanya surveilans yang dilakukan. Tujuannya memastikan respons yang cepat terhadap pengendalian nyamuk di wilayah.

“Ini strateginya ada banyak dan memerlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Meskipun dilakukan fogging itu kan sifatnya sementara, yang penting adalah pengendalian dan pemberantasan jentik nyamuk.”

Meski angka kematian DBD tidak tinggi, sambung Dicky, tapi tetap dalam konteks Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, ini bisa menjadi masalah kesehatan serius, tutupnya.  

infografis beda DBD dan Malaria
Apa bedanya DBD dan Malaria?
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya