Saran Ahli untuk Jemaah Haji dengan Diabetes agar Kadar Gula Darah Tetap Stabil di Tanah Suci

Menyiapkan pola makan secara teratur menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga gula darah jemaah haji dengan diabetes tetap stabil.

oleh Tim Health diperbarui 12 Mei 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2024, 09:00 WIB
Jemaah Haji Melaksanakan Thawaf di Kakbah. Foto: Bahauddin/MCH
Jemaah Haji Melaksanakan Thawaf di Kakbah. Foto: Bahauddin/MCH

Liputan6.com, Jakarta - Calon haji dengan diabetes harus mengatur pola makan agar kadar gula darah tetap stabil selama menunaikan ibadah di Tanah Suci. Dietisien dari RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Lilik Fauziyah Ahmad, S.Si, T, RD mengatakan hal itu juga untuk menghindari kondisi hipoglikemia atau kadar gula darah di bawah normal maupu hiperglikemia (gula darah di atas kadar normal).

"Menyiapkan pola makan secara teratur menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga gula darah tetap stabil dan ini perlu diperhatikan dan pintar-pintar sendiri dalam mengaturnya," kata Lilik dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu, dilansir ANTARA.

Jemaah haji penderita diabetes juga harus mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang sebagaimana jemaah haji lainnya.

Selama menunaikan ibadah di Arab Saudi, kata Lilik, anggota jemaah haji Indonesia biasanya setiap hari dapat jatah makan pagi, siang, dan malam hari. Menu makanan untuk jemaah haji seharusnya sudah dirancang sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan gizi harian.

Jika kebutuhan kalori dirasa belum terpenuhi karena banyaknya kegiatan ibadah selama di Tanah Suci, Lilik menyarankan anggota jamaah dengan diabetes menambah asupan gizi dengan buah dan sayur.

"Sebaiknya memang perbanyak sayur dan buah, maksimalkan konsumsi buah-buahan. Misalnya di depan Masjidil Haram ada supermarket, itu bisa dimanfaatkan untuk membeli buah atau jus ,itu baik untuk tubuh," katanya.

 

Pastikan Tetap Terhidrasi

Lilik juga mengingatkan anggota jamaah dengan diabetes untuk memastikan kebutuhan airnya terpenuhi dan menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Lilik menyarankan anggota jamaah haji selalu membawa botol minum berisi air agar bisa minum kapan saja.

"Minum air itu baiknya setiap 35 menit sekali atau satu jam sekali, sesering mungkin harus bisa minum," katanya.

"Saat menjalankan ibadah haji, jangan minum air dingin, karena jamaah haji Indonesia seringnya berpikir ketika cuaca panas minum dingin enak sekali. Padahal setelah itu jadi batuk dan bermasalah dengan tenggorokan. Baiknya minum air dengan suhu normal," ia menjelaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya