Liputan6.com, Jakarta Melakukan 3M Plus (Menguras, Menutup dan Mengubur serta Plus lainnya) merupakan upaya untuk melindungi diri dari demam berdarah dengue (DBD). Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan dengan vaksinasi DBD.
Menurut dokter Monica Cynthia, vaksin DBD menjadi upaya preventif yang terbukti efektif untuk melindungi diri dari DBD.
Baca Juga
Data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia Republik Indonesia (BPOM RI) menunjukkan vaksin dengue memiliki efikasi hingga 80,2% untuk mencegah DBD. Selain melindungi dari infeksi, vaksin dengue juga mampu mencegah kasus rawat inap akibat virus Dengue hingga 95,4%.
Advertisement
"Berbagai studi melaporkan bahwa antibodi yang ada di dalam vaksin dapat melemahkan virus dengue sehingga menghindarkan pasien dari komplikasi serius yang dapat timbul dari penyakit ini,” kata Monica.
Vaksin DBD dapat diberikan sejak usia 6 tahun hingga 45 tahun yang memiliki kondisi sehat. Namun, vaksin dengue tidak disarankan bagi individu yang tengah hamil, mengalami kondisi imunokompromais (kanker dalam kemoterapi, steroid dosis tinggi, imunodefisiensi primer) dan penderita HIV yang tidak dalam terapi ARV.
Efek Pasca Disuntik Vaksin DBD
Mengenai efek samping pasca mendapat vaksin DBD, Monica mengatakan hal itu bisa terjadi. Diantaranya nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, malaise, demam ringan, dan lain-lain. Dokter yang melakukan vaksinasi bakal memberitahukan hal tersebut.
Namun, jika efek samping itu terjadi bisa kembali menghubungi dokter.
"Apabila itu terjadi, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter,” tambah Monica.
Cara Mudah Dapatkan Vaksinasi DBD
Di tengah kenaikan kasus DBD yang hingga pekan ke-18 di angka 91 ribu, layanan kesehatan digital Halodoc memiliki layanan yang mempermudah masyarakat mendapatkan vaksin DBD. Lewat layanan Home Lab & Vaksinasi masyarakat bisa mengakses untuk mendapatkan vaksin DBD.
Pelaksanaan vaksinasi DBD bisa dilakukan di rumah, kantor atau maupun kafe sesuai perjanjian.
“Kami ingin turut berperan dalam upaya penanganan lonjakan kasus DBD. Dalam hal ini, Halodoc hadirkan akses vaksin dengue yang dapat dimanfaatkan secara mudah oleh masyarakat di rumah atau kantor mereka," kata Chief Operating Officer Halodoc, Veronica Sari Utami.
Vaksin DBD serta vaksin lain yang diakses di Halodoc dipastikan terdaftar di BPOM. Lalu, yang menyuntikkan vaksin DBD adalah dokter.
"Dengan adanya dokter profesional yang melakukan pemeriksaan sebelum dan setelah vaksinasi, diharapkan pengguna dapat merasa lebih aman saat menjalani vaksinasi,” kata Veronica.
Advertisement
Kasus DBD di Indonesia
Hingga pekan ke-18 tahun 2024 sudah ada 91.269 kasus demam berdarah dengan 641 kematian seperti disampaikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Angka kasus DBD pada 2024 tiga kali lipat lebih tinggi dari 2023. Di pekan yang sama pada tahun lalu, Kemenkes mencatat 29.822 kasus dengan angka kematian 227.
Kenaikan Kasus DBD Efek El Nino
Mengenai angka kasus yang tiga kali lipat lebih tinggi, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan efek dari El Nino.
"Kalau kita lihat data 20-30 tahun terakhir, peningkatan kasus DBD selalu terjadi di kisaran El Nino dan El Nino itu ada siklusnya," kata Budi Gunadi Sadikin dalam video di akun Youtube Komisi IX DPR RI
Siklus El Nino, kata Budi, ada di kisaran 3 tahun sekali dan lima tahun sekali. Maka bila menilik data angka kasus DBD juga sempat naik pada 2016 kemudian turun lagi. Lalu, beberapa tahun kemudian alami kenaikan lagi.
Advertisement