Liputan6.com, Jakarta Ada banyak alasan Gen Z memilih untuk menikah lebih lambat dibandingkan generasi sebelumnya, salah satunya adalah karena mereka lebih fokus pada pendidikan tinggi.
Setelah lulus, mereka memilih untuk menghabiskan waktu di usia 20-an untuk mengembangkan karier, mencapai kemandirian finansial, dan mengembangkan diri, daripada langsung memulai kehidupan berumah tangga.
Baca Juga
Kebanyakan Gen Z memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap hubungan sebelum menikah, dan cinta dianggap sebagai alasan utama untuk menikah, bukan tekanan sosial.
Advertisement
Perubahan gaya hidup dan sikap merupakan faktor utama yang menyebabkan menunda pernikahan.
Untuk memahami mengapa Gen Z menunda pernikahan, berikut enam faktor dan alasannya, seperti dilansir dari Brides pada Senin, 1 Juli 2024.
1. Meraih Pencapaian Penting Sebelum Menikah
Gen Z biasanya memiliki daftar pencapaian yang ingin mereka raih sebelum menikah, seperti memulai karier dan menjadi mandiri secara finansial.
Sebaliknya, generasi yang lebih tua melihat pernikahan sebagai langkah awal, seperti yang dikatakan psikoterapis klinis Dr. Delverlon Hall
"Dulu, pasangan menikah untuk membangun kehidupan bersama. Sekarang, generasi muda membangun kehidupan mereka terlebih dahulu," kata Hall.
Pakar hubungan dan kencan, Megan Weks, menjelaskan bahwa generasi muda sekarang memiliki pola pikir yang lebih individualis, membuat mereka bertekad untuk mencapai tujuan pribadi sebelum menikah.
“Orang-orang bekerja demi keuntungan dan kepuasan diri sendiri serta mengutamakan cita-cita 'kebebasan' daripada memikirkan kepentingan bersama, baik itu masyarakat atau keluarga,” katanya.
2. Mengejar Pendidikan
Perkembangan pendidikan tinggi, khususnya bagi perempuan, telah mengalami transformasi signifikan dari masa lalu hingga saat ini.
Dahulu, menghadiri perguruan tinggi tidak begitu umum di kalangan perempuan. Namun, seiring berjalannya waktu, tren ini berubah secara dramatis
Ini menggambarkan pergeseran besar dalam pandangan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan tinggi dalam meraih kesuksesan dan kemajuan karier.
Gen Z menunjukkan minat yang tinggi dalam mengejar pendidikan formal. Mereka tidak hanya mencari gelar sarjana atau lebih tinggi, tetapi juga aktif dalam memperoleh pendidikan lanjutan untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan mereka.
Maka dari itu, kebanyakan Gen Z tidak berpikir untuk menetap dan berkeluarga sampai mereka menyelesaikan sekolah, dimana hal ini cenderung terjadi pada saat usia yang lebih tua.
Advertisement
3. Fokus pada Karier
Beberapa dekade yang lalu, ketika ketimpangan ekonomi masih sangat mencolok, laki-laki sering kali adalah satu-satunya pencari nafkah yang bekerja penuh waktu untuk menafkahi istri dan anak-anak mereka.
Kini, baik laki-laki maupun perempuan aktif membangun karier mereka sendiri. Pernikahan bukan lagi hanya tentang kebutuhan ekonomi bagi perempuan.
Individu saat ini melihat pekerjaan sebagai jalan untuk mencapai kemandirian, kepuasan pribadi, dan pengembangan diri yang lebih luas, bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Bagi Gen Z, pekerjaan menjadi prioritas utama di usia awal dan pertengahan 20-an. Mereka lebih cenderung fokus pada membangun karier yang stabil dan memenuhi ambisi pribadi sebelum mempertimbangkan langkah besar seperti pernikahan.
4. Ingin Aman Secara Finansial Terlebih Dahulu
Generasi yang lebih muda cenderung menunggu hingga mereka merasa stabil secara finansial sebelum siap untuk berkomitmen pada hubungan dan memikirkan memiliki anak.
Menurut The Institute for Family Studies, memiliki dan mengasuh anak merupakan investasi finansial yang signifikan, sehingga banyak yang memilih untuk menunda pernikahan dan memulai keluarga sampai mencapai stabilitas finansial yang diinginkan.
5. Memprioritaskan Pengembangan Diri
Pengembangan diri telah menjadi prioritas bagi banyak Gen Z di awal usia 20-an, ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka terlambat menikah.
Sebelum menghabiskan sisa hidup dengan seseorang, mereka berfokus untuk mempelajari diri mereka sendiri.
“Saat ini, pernikahan tidak lagi digunakan untuk mencari penerimaan dan kenyamanan. Sebaliknya, orang dewasa muda menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan kepercayaan diri dan harga diri mereka terlebih dahulu," kata Hall.
Advertisement