Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tengah memasuki fase aging population dimana proporsi penduduk berusia lanjut (lansia) semakin meningkat. Data Sensus Penduduk Indonesia pada 2023 menunjukkan, hampir 12 persen atau sekitar 29 juta penduduk Indonesia masuk kategori lansia.
Menurut Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, jumlah lansia di Indonesia akan terus meningkat hingga 2045. Diperkirakan, Indonesia akan memiliki 20 persen atau sekitar 50 juta jiwa lansia.
Advertisement
Baca Juga
Dengan meningkatnya jumlah populasi lansia, Indonesia perlu berupaya menjaga kesehatan lansia agar mereka tetap sehat, aktif, dan bahagia. Salah satu upaya tersebut adalah melalui skrining kesehatan.
Advertisement
“Skrining kesehatan tersebut harus dilakukan secara maksimal, yaitu didukung oleh pengetahuan medis yang lebih baik. Salah satunya adalah apa yang disampaikan pada diseminasi hasil penelitian ini,” kata Dante saat menghadiri Diseminasi Hasil Penelitian yang dilakukan tim FKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) dan ERIA (Economic Research Institute for ASEAN and East Asia) di IMERI FKUI, Jakarta pada Kamis (11/12).
Diseminasi hasil penelitian bertema “Longevity in Indonesian Population: Nutrition and Health Status, Dietary Intake, and Lifestyle Profile from Gili Iyang and Miduana Villages” ini merupakan studi tentang daerah-daerah di Indonesia yang memiliki penduduk berusia lebih dari 100 tahun, tetapi masih dapat berkegiatan secara aktif.
Penelitian ini mengidentifikasi empat pilar utama dalam menjaga keseimbangan hidup para lansia: gaya hidup, lingkungan, nutrisi dan kesehatan, serta faktor sosial-ekonomi.
Cianjur dan Madura Punya Lansia Sehat dan Aktif
Penelitian singkat selama enam bulan ini dilakukan di dua wilayah yaitu Dusun Miduanna, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan Pulau Gili Iyang di Madura, Jawa Timur. Kedua wilayah ini terkenal karena memiliki populasi yang berusia panjang, bahkan beberapa di antaranya berusia lebih dari 100 tahun dan masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Yang menarik adalah kedua wilayah ini memiliki geografi dan cuaca yang sangat kontras. Dusun Miduana mewakili lingkungan yang sejuk, sedangkan Pulau Gili Iyang mewakili wilayah pesisir.
Meskipun memiliki perbedaan geografis, terdapat kesamaan dalam aspek gaya hidup, aktivitas fisik, psikologis, dan sosial-ekonomi lansia di kedua wilayah ini yang berkontribusi pada panjang usia yang sehat dan aktif.
Advertisement
Diharapkan Proses Penuaan Sehat Bukan Sekadar Keniscayaan
Dante Saksono menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penelitian ini. Menurutnya, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kesehatan lanjut usia, terutama mengenai bagaimana meningkatkan kualitas hidup hingga usia lanjut.
“Hasil penelitian yang diseminasikan hari ini akan sangat bermanfaat bagi kami dan akan mendukung kami dalam memformulasikan kebijakan untuk mewujudkan Lansia Indonesia yang tidak hanya panjang umurnya, namun menjadi Lansia yang sehat, mandiri, aktif, dan produktif,” ucap Prof. Dante.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi lansia yang berusia lebih dari 90 tahun tetapi tetap aktif. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi contoh potensial untuk masa depan yang memberikan gambaran bahwa proses penuaan yang sehat bukan sekadar keniscayaan.