Bersantai di Sauna Bantu Wanita Menopause Jaga Kadar Gula Darah dan Berat Badan

Temuan penelitian terbaru menunjukkan, wanita menopause mungkin dapat mengontrol kadar gula darahnya secara lebih baik dan sedikit mengalami peningkatan berat badan jika mereka melakukan sauna setiap hari.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 04 Agu 2024, 22:16 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2024, 20:42 WIB
Ilustrasi Sauna
Dua wanita usia menopause tengah bersantai di sauna. (Foto: Ilustrasi AI)

Liputan6.com, Jakarta - Menghabiskan waktu dengan bersantai dapat membawa dampak kesehatan, khususnya bagi wanita yang memasuki usia menopause.

Temuan penelitian terbaru menunjukkan, wanita menopause mungkin dapat mengontrol kadar gula darahnya secara lebih baik dan sedikit mengalami peningkatan berat badan jika mereka melakukan sauna setiap hari. Setidaknya demikian hasil penelitian yang dilakukan terhadap tikus putih.

“Studi kami menunjukkan bahwa terapi panas seluruh tubuh dapat berfungsi sebagai solusi non-invasif yang efektif untuk mengelola penambahan berat badan dan resistensi insulin yang terkait dengan menopause,” kata ketua tim peneliti Soonkyu Chung, profesor di Departemen Nutrisi di Universitas Massachusetts Amherst.

Temuan ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Nutrition dalam acara Nutrition 2024.

Untuk penelitian ini, para peneliti mengangkat indung telur tikus betina yang lebih tua untuk mensimulasikan kehidupan setelah menopause, yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 55 tahun.

Tikus tersebut mengonsumsi makanan Barat yang mengandung 45% kalori dari lemak. Satu kelompok tikus ditempatkan di ruang panas bersuhu 104 derajat Fahrenheit selama 30 menit setiap hari, sedangkan kelompok lainnya tidak.

Percobaan Selama 12 Minggu 

Percobaan selama 12 minggu menunjukkan tikus yang menerima perlakuan panas memiliki lebih sedikit kerusakan jaringan akibat penuaan dan meningkatkan sensitivitas insulin – ciri khas diabetes tipe 2. Terapi panas juga tampaknya mengurangi penambahan berat badan akibat diet berlemak, dilansir New York Post

Perubahan hormonal dan metabolisme yang melambat terbukti berkontribusi terhadap penumpukan lemak selama menopause, yang didiagnosis ketika seorang wanita tidak menstruasi dalam 12 bulan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Panas Membantu Tubuh Membakar Lemak

Dalam studi baru ini, para peneliti menemukan bahwa panas memulai proses yang membantu tubuh menggunakan energi lebih efisien dan membakar lemak.

“Rangkaian kejadian ini menunjukkan bahwa penggunaan panas secara teratur dapat meniru efek pembakaran kalori dan hilangnya lemak,” kata Rong Fan, kandidat doktor yang diberi nasihat oleh Chung. “Ini bisa sangat bermanfaat bagi individu yang menganggap aktivitas fisik menantang, memberikan cara santai untuk meningkatkan kesehatan metabolisme.”

 


Diharapkan Ada Penelitian Tambahan pada Etnis Lain

 

Tim Chung berharap penelitian tambahan dapat menunjukkan dengan tepat jangka waktu dan intensitas panas yang memberikan manfaat kesehatan paling besar dan memastikan efektivitasnya pada orang-orang dari kelompok etnis yang berbeda.

Sebaliknya, sebuah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini menemukan bahwa berenang di air dingin dapat mengurangi gejala menopause.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya