Kemoterapi untuk Pasien Kanker: Tantangan dan Solusi untuk Mengatasi Efek Sampingnya

Kemoterapi bagi pasien kanker, bisa menjadi momok yang menakutkan. Padahal, langkah ini diperlukan untuk proses penyembuhan, bahkan untuk sembuh permanen.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 20 Sep 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 19:00 WIB
[Fimela] Ilustrasi kemoterapi
Ilustrasi kemoterapi | unsplash.com/@creativegangsters

Liputan6.com, Jakarta Kemoterapi bagi pasien kanker kerap menjadi momok yang menakutkan. Padahal, langkah ini diperlukan untuk proses penyembuhan, bahkan untuk sembuh permanen.

Dokter spesialis bedah onkologi Bernard Agung Baskoro dari Siloam Hospital Lippo Village menjelaskan bahwa pengobatan untuk pasien kanker dibagi beberapa tahapan. Saat didiagnosis, pasien akan mendapatkan treatment dengan operasi untuk biosi dan radiasi.

Baru kemudian masuk pada tahap yang sistematis, yakni dengan cara terapi. Bisa dengan terapi hormon,  kemoterapi hingga terapi target.

Sayangnya, saat pasien memasuki tahapan kemoterapi, akan ada tantangan dan efek samping yang akan dirasakan. Setiap pasien pun akan berbeda-beda tantangan dan efek sampingnya, tergantung penerimaan badan pasien terhadap obat yang diberikan. 

“Meski begitu, langkah kemoterapi ini memiliki tujuan, untuk penyembuhan, mengontrol pertumbuhan kanker di tubuh pasien, hingga paliatif. Untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien,” ungkap Bernard.

 Setelah dikemoterapi, mayoritas respons tubuh pasien akan menunjukan hasil yang positif. Mulai dari merespons penuh, yakni tumor hilang seluruhnya.

Ada juga respons yang parsial, yakni diameter tumor yang berkurang lebih dari 30 persen.

Sayangnya, ada juga yang direspon stabil, yakni hanya sedikit perubahan. Bahkan ada juga progresif, yakni terjadi pembesaran lebih dari 20 persen pada tumor atau malah adanya tumor baru.

“Kalau sudah begini, dokter akan melakukan evaluasi penanganan terapi, pemberian obat dan sebagainya. Sehingga, diperlukan penanganan baru untuk pengendalian jaringan kanker atau penyembuhan,”ujarnya.

Efek Samping dan Solusi Kemoterapi

Kemoterapi untuk Pasien Kanker, Kenali Efek Samping untuk Dapat Solusinya
Kemoterapi bagi pasien kanker, bisa menjadi momok yang menakutkan. Padahal, langkah ini diperlukan untuk proses penyembuhan, bahkan untuk sembuh permanen.

Bernard pun tak menampik, langkah kemoterapi akan menimbulkan berbagai efek samping pada tubuh. Seperti rambut rontok, memori menurun, ansieti dan depresi, sariawan, menopause, jantung melemah, mual dan muntah, stress saluran pencernaan, dan sebagainya.

“Ini karena kemoterapi efektif dalam membunuh sel kanker, tapi dia juga dapat mempengaruhi sel-sel sehat yang membelah cepat. Seperti sel rambut, kulit, saluran pencernaan, ini yang menyebabkan berbagai efek samping,” ungkapnya.

Namun, ada solusi yang bisa dibarengi atau bahkan sebelum munculnya efek samping dari kemoterapi dalam tubuh.

Misal saja, rambut rontok, ini hanya efek jangka pendek, rambut akan tumbuh seperti sedia kala. Makanya cukup memotong pendek rambut, hindari produk kimia rambut, atau termudah dengan menggunakan wig.

 Ada juga efek kemoterapi yang membuat pasien mengalami penurunan memori. 

“Kalau efeknya memori menurun, bisa dengan latihan memori," katanya. 

Bila mengalami efek samping sariawan maka cukupkan vitamin c. Bila mengalami mual muntah pastikan minum cukup, menu diet ringan, hindari makanan siap saji dan pedas. 

"Jadi sesuaikan dengan efek samping yang diperkirakan akan muncul,” tutur Bernard. 

Jangan Takut Kemoterapi

Bernard mengimbau agar pasien yang diharuskan kemoterapi jangan takut menjalaninya. Sebab, kemoterapi pun ampuh untuk menyembuhkan kanker.

“Fokus kemoterapi tujuannya untuk pengobatan. Jangan takut efek sampingnya. Ibaratnya orang nyebrang, pasti ada kemungkinan tertabrak, tapi ya harus nyebrang untuk sampai tujuan. Jadi fokus pada penyembuhan,” katanya.

Namun yang harus diperhatikan, pasien kanker setelah kemoterapi harus tetap menjaga kesehatan tubuhnya, makanya perlu untuk menghindari keramaian untuk sementara waktu.

Lalu, pasien juga jangan mengonsumsi makanan ataupun minuman mengandung antioksidan terlebih dulu, agar obat kemonya tetap bekerja beberapa hari kedepan.

“Jadi, efek samping kemo tidak perlu ditakuti, bisa dicegah dan diatasi. Yang penting fokus pada penyembuhannya,” kata Bernard.

Beri Semangat untuk Pasien Kanker

Sementara, Siloam Hospital Lippo Village bekerja sama dengan Pita Kasih dan Bhoelan, menyelenggarakan “Strength in Style: Empowering Survivors with Confidence,” sebuah community gathering yang didedikasikan untuk mendukung para penyintas kanker.

Acara ini juga akan menyajikan workshop makeup dan fashion yang didukung oleh Bhoelan dan Pavettia. Workshop ini mencakup kelas Personal Styling dengan tema “Positivity with Adaptive Clothing.”

Workshop ini akan memberikan panduan praktis tentang bagaimana memperkuat citra tubuh dan merangkul sikap positif melalui pakaian adaptif, lengkap dengan tips dan saran yang personal.

“Tujuan acara ini adalah untuk membangun komunitas yang mendukung, di mana para penyintas kanker dapat saling terhubung, berbagi pengetahuan, dan merasa lebih kuat. Melalui kombinasi edukasi kesehatan dan workshop, peserta diharapkan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan praktis yang membantu mereka menghadapi berbagai tantangan,” ungkap Jennifer Hendra, Direktur Siloam Hospitals Lippo Village.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya