Kolesterol Tinggi dan Risiko Stroke, Bagaimana Hubungan Keduanya?

Kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 19 Des 2024, 18:16 WIB
Diterbitkan 19 Des 2024, 18:00 WIB
ciri ciri stroke mau sembuh
Hubungan kolesterol tinggi dan stroke ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke. Kondisi ini terjadi ketika kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal.

Menurut dokter spesialis neurologi Sahat Aritonang, jika kolesterol tinggi dibiarkan tanpa penanganan, dapat terjadi perlengketan pada pembuluh darah. Perlengketan ini kemudian menyebabkan dinding pembuluh darah mengalami penebalan, suatu kondisi yang dikenal dengan istilah aterosklerosis.

"Kalau itu terjadi terus-menerus, akan mengakibatkan penebalan dinding pembuluh darah atau yang dikenal dengan aterosklerosis," ujar Sahat.

Dinding pembuluh darah yang menebal membuat saluran darah menjadi sempit. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Bila aliran darah tidak lancar, risiko terjadinya stroke meningkat secara signifikan.

"Perlengketan dan penebalan dari sel-sel sisa akibat kolesterol tinggi akhirnya bisa menyebabkan stroke," tambah Sahat, yang sehari-hari bertugas di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya ini menjawab pertanyaan Health Liputan6.com beberapa waktu lalu. 

Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa gangguan saraf sebagian atau menyeluruh.

Stroke ada dua jenis yakni karena sumbatan atau penyempitan pembuluh darah dan pecahnya pembuluh darah. Saat stroke terjadi menyebabkan kematian jaringan otak akibat gangguan pasokan aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otak.

 

Cara Menurunkan Kolesterol Tinggi

Menjaga kadar kolesterol tetap sehat merupakan salah satu faktor risiko yang dapat kita modifikasi atau upayakan sendiri.

"Apa yang bisa dilakukan? Ya sebenarnya banyak ya," ujar Sahat.

Setidaknya ada dua langkah utama yang dapat dilakukan, yaitu aktif bergerak dan menjaga pola makan dengan menerapkan prinsip gizi seimbang. Menghindari makanan tinggi gula, lemak, dan garam juga menjadi kunci penting dalam upaya ini.

Untuk aktivitas fisik, Sahat menjelaskan bahwa jenis olahraga bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing. Salah satu opsi yang dapat dilakukan adalah berlari. Agar lebih semangat, ia menyarankan bergabung dengan komunitas lari.

Berapa Kadar Kolesterol Normal?

Mengingat kadar kolesterol tinggi sering tidak disadari maka perlu secara rutin tes kadar kolesterol ke dokter.

Jika hasil tes menunjukkan kadar kolesterol total di bawah 200 mg/dL, ini menandakan bahwa kolesterol berada dalam batas normal.

Selain itu, kadar LDL yang ideal adalah di bawah 100 mg/dL, sementara HDL sebaiknya di atas 60 mg/dL.

Faktor Risiko Stroke Lainnya

Sahat mengatakan ada faktor risiko stroke terbagi menjadi dua yakni yang tidak bisa dimodifikasi dan bisa dimodifikasi.

Faktor risiko stroke tidak bisa dimodifikasi:

- Usia lebih dari 55 tahun

- Jenis kelamin pria

- Genetik dalam keluarga

- Riwayat stroke sebelumnya

- Ras terutama ras kulit hitam

 

Faktor risiko stroke yang bisa dimodifikasi:

- Tekanan darah tinggi

- Diabetes

- Merokok

- Kegemukan atau obesitas

- Kurang aktivitas fisik

- Diet tidak sehat

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya