Jangan Remehkan Cedera Olahraga agar Tidak Komplikasi

Meski nyeri ringan akibat cedera olahraga sering kali dianggap sepele, Kepala Layananan Orthopedi dan Traumatologi RS Brawijaya Tangerang dr Dody Kurniawan, Sp.OT mengingatkan bahwa rasa nyeri yang berlangsung lama dan mengganggu aktivitas harian harus segera diperiksakan ke dokter.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 27 Jan 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 14:00 WIB
Ilustrasi cedera otot saat berolahraga
Ilustrasi cedera otot saat berolahraga. (Image by aleksandarlittlewolf on Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Cedera olahraga merupakan hal yang lumrah terjadi, namun hal ini sering kali dianggap remeh. Padahal, penanganan cedera olahraga yang tepat sangat penting guna mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kepala Layananan Orthopedi dan Traumatologi RS Brawijaya Tangerang dr Dody Kurniawan, Sp.OT mengatakan, cedera olahraga menyumbang sekitar 10-20 persen dari total kasus orthopedic yang ditangani pihaknya.

“Sering kali cedera dianggap sepele dan hanya diurut. Padahal, jika tidak ditangani dengan benar, cedera tersebut bisa memburuk dan berisiko menjadi komplikasi serius,” ujar Dody di Jakarta, Rabu (22/1).

Jenis Cedera Olahraga

Beberapa cedera olahraga yang umum terjadi meliputi:

  • Cedera tulang, seperti patah tulang atau kerusakan tulang rawan.
  • Cedera sendi, termasuk ligamen atau kapsul sendi.
  • Tarikan otot atau sendi, akibat aktivitas fisik yang melampaui kapasitas tubuh.

Meski nyeri ringan sering kali dianggap sepele, Dody mengingatkan bahwa rasa nyeri yang berlangsung lama dan mengganggu aktivitas harian harus segera diperiksakan ke dokter.

“Hal terpenting saat berolahraga adalah mengenali batas kemampuan tubuh dan melakukannya secara rutin. Jangan memaksakan diri, terutama bagi mereka yang berusia di atas 30 tahun,” tambahnya.

Pencegahan Lebih Baik daripada Pengobatan

Sebagai langkah preventif, RS Brawijaya Tangerang bekerja sama dengan komunitas olahraga di Tangerang untuk memberikan edukasi dan layanan pemeriksaan medis. Program ini bertujuan membantu para atlet muda menjaga kesehatan fisik mereka dan mencegah cedera di masa depan.

“Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Dengan edukasi dan penanganan dini, kita dapat mengurangi risiko cedera olahraga,” ujar Dody.

 

Edukasi dan Inovasi

dr Dody Kurniawan Sp.OT
dr. Dody Kurniawan, So. OT., dokter spesialis orthopedi dan cidera olahraga RS Brawijaya Tangerang, (kiri) bersama Samuel Rizal, pasien Trauma Center RS Brawijaya Tangerang. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Selain layanan di bidang orthopedi, Brawijaya Healthcare Group terus berkomitmen memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat dan mitra. Komitmen ini termasuk dalam kampanye deteksi dini penyakit serta gaya hidup sehat yang lebih baik.

Sebagai contoh, dr. Alfiah Amiruddin, Spesialis Onkologi RS Brawijaya Antasari dalam kesempatan yang sama menyoroti pentingnya deteksi dini kanker payudara. Faktor gaya hidup, genetik, dan lingkungan disebut sebagai kontributor signifikan yang perlu diwaspadai.

 

Perluas Layanan

Sebagai bagian dari langkah strategis, Brawijaya Healthcare Group juga berencana memperluas cakupan layanannya dengan membuka rumah sakit baru. Langkah ini bertujuan memberikan akses kesehatan berkualitas lebih luas bagi masyarakat Indonesia.

“Kami berharap inovasi ini memberikan dampak positif dan memperkuat posisi kami sebagai penyedia layanan kesehatan yang patut dibanggakan,” pungkas Dody.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya