Sebuah sekolah di Colorado melakukan pembedaan perlakuan terhadap seorang siswa berumur 6 tahun, yang menjalani perubahan jati diri dari laki-laki ke perempuan, kata laporan Divisi Hak Masyarakat melalui pengacara keluarga pada Minggu waktu setempat.
Pembedaan itu dilakukan dengan melarangnya memakai kamar kecil perempuan, kata laporan tersebut.
Coy Mathis, yang terlahir sebagai laki-laki, tetapi kemudian dikenali sebegai perempuan sejak usia dini, masuk sekolah dasar Eagleside di Colorado Spring sebagai anak gadis sejak masih Taman Kanak-Kanak.
Dia diizinkan memakai kamar kecil perempuan sampai 2012, ketika kemudian kepala sekolah memberitahu orangtuanya agar Coy memakai toilet laki-laki atau toilet untuk staf yang netral untuk pria dan wanita.
  Â
Orangtuanya segera mengeluarkan Coy dari sekolah itu. Pada Februari mereka mengajukan gugatan ke Divisi Hak Sipil Colorado.
  Â
Laporan divisi itu yang ditandatangani Steven Chavez menyebutkan, sekolah di Fountain-Fort Carson telah melanggar hukum yang diperluas untuk melindungi orang-orang yang menjalani operasi ubah kelamin.
  Â
"Melakukan penelitian yang berkembang tentang operasi ubah-kelamin seseorang, menempatkan anak sebagai laki-laki atau perempuan berdasarkan anatomi fisik saja adalah pendekatan yang gampang terhadap masalah yang rumit," demikian isi laporan itu.
 Â
Laporan itu mengecam petugas sekolah yang memaksa Coy untuk "mengabaikan jatidirinya" untuk menggunakan kamar kecil.
  Â
"Ini juga mencabutnya dari ikatan dan interaksi sosial yang biasanya terjadi di kamar kecil perempuan dalam tahun-tahun pembentukan misalnya untuk saling curhat, berbicara dan tertawa."
 Â
Direktur Eksekutif Dana Pertahanan Hukum dan Pendidikan, Michael Silverman, yang mengajukan gugatan mengatakan "Larangan ini membawa pesan lantang dan jelas bahwa siswa transgender tidak boleh menjadi sasaran diskriminasi dan harus mendapat perlakuan setara di sekolah."
  Â
Pengacara pihak sekolah belum bisa diemui untuk diminta komentarnya.
  Â
Pada pernyataan yang disampaikan ketika masalah ini mencuat adalah bahwa keluarganya belum bersedia bertemu dengan pengelola sekolah untuk membahas "usul yang tepat" untuk menyelesaikan masalah ini.
  Â
"Orangtuanya terus mengisyaratkan mereka akan mengajukan tuntutan masalah diskkriminasi jika permintaan mereka tidak dikabulkan sepenuhnya."
  Â
Keluarga Mathis telah pindah ke kawasan Denver tetapi Silverman mengatakan aturan tetap harus ditegakkan sebagai contoh bagi seluruh sekolah tentang cara menangani siswa transgender.
  Â
Ibu gadis itu yang telah mengajar putrinya dengan sistem "home schooling" sejak sengketa itu mengatakan bahwa Coy sangat ingin kembali ke sekolah.
  Â
"Yang kami inginkan hanyalah agar sekolah Coy bisa memperlakukannya seperti gadis-gadis lain," katanya.
  Â
"Kami sangat bahagia mengetahui ia kini akan diperlakukan setara."
Pembedaan itu dilakukan dengan melarangnya memakai kamar kecil perempuan, kata laporan tersebut.
Coy Mathis, yang terlahir sebagai laki-laki, tetapi kemudian dikenali sebegai perempuan sejak usia dini, masuk sekolah dasar Eagleside di Colorado Spring sebagai anak gadis sejak masih Taman Kanak-Kanak.
Dia diizinkan memakai kamar kecil perempuan sampai 2012, ketika kemudian kepala sekolah memberitahu orangtuanya agar Coy memakai toilet laki-laki atau toilet untuk staf yang netral untuk pria dan wanita.
  Â
Orangtuanya segera mengeluarkan Coy dari sekolah itu. Pada Februari mereka mengajukan gugatan ke Divisi Hak Sipil Colorado.
  Â
Laporan divisi itu yang ditandatangani Steven Chavez menyebutkan, sekolah di Fountain-Fort Carson telah melanggar hukum yang diperluas untuk melindungi orang-orang yang menjalani operasi ubah kelamin.
  Â
"Melakukan penelitian yang berkembang tentang operasi ubah-kelamin seseorang, menempatkan anak sebagai laki-laki atau perempuan berdasarkan anatomi fisik saja adalah pendekatan yang gampang terhadap masalah yang rumit," demikian isi laporan itu.
 Â
Laporan itu mengecam petugas sekolah yang memaksa Coy untuk "mengabaikan jatidirinya" untuk menggunakan kamar kecil.
  Â
"Ini juga mencabutnya dari ikatan dan interaksi sosial yang biasanya terjadi di kamar kecil perempuan dalam tahun-tahun pembentukan misalnya untuk saling curhat, berbicara dan tertawa."
 Â
Direktur Eksekutif Dana Pertahanan Hukum dan Pendidikan, Michael Silverman, yang mengajukan gugatan mengatakan "Larangan ini membawa pesan lantang dan jelas bahwa siswa transgender tidak boleh menjadi sasaran diskriminasi dan harus mendapat perlakuan setara di sekolah."
  Â
Pengacara pihak sekolah belum bisa diemui untuk diminta komentarnya.
  Â
Pada pernyataan yang disampaikan ketika masalah ini mencuat adalah bahwa keluarganya belum bersedia bertemu dengan pengelola sekolah untuk membahas "usul yang tepat" untuk menyelesaikan masalah ini.
  Â
"Orangtuanya terus mengisyaratkan mereka akan mengajukan tuntutan masalah diskkriminasi jika permintaan mereka tidak dikabulkan sepenuhnya."
  Â
Keluarga Mathis telah pindah ke kawasan Denver tetapi Silverman mengatakan aturan tetap harus ditegakkan sebagai contoh bagi seluruh sekolah tentang cara menangani siswa transgender.
  Â
Ibu gadis itu yang telah mengajar putrinya dengan sistem "home schooling" sejak sengketa itu mengatakan bahwa Coy sangat ingin kembali ke sekolah.
  Â
"Yang kami inginkan hanyalah agar sekolah Coy bisa memperlakukannya seperti gadis-gadis lain," katanya.
  Â
"Kami sangat bahagia mengetahui ia kini akan diperlakukan setara."