Pemanis Buatan Aspartam Diduga Masih Belum Aman

Ada lima pemanis buatan yang disetujui FDA yaitu sucralose, Acesulfame kalium, aspartam, neotame, dan sakarin.

oleh Kusmiyati diperbarui 15 Agu 2013, 12:50 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2013, 12:50 WIB
aspartam-130815b.jpg
Pada dasarnya, reseptor tubuh hanya mendeteksi rasa manis dalam jumlah besar. "Reseptor tubuh terhadap rasa manis sangat tidak sensitif," ujar penulis The Book Sweetener, Eric Walter dikutip CNN, Kamis (15/8/2013).

Pemanis buatan yang berada pada makanan atau minuman hanya beberapa yang direkomendasikan Food and Drug Administration (FDA) untuk dikonsumsi.

Ada lima pemanis buatan yang disetujui FDA, dan masing-masing memiliki susunan kimiawi yang berbeda. Ada sucralose, Acesulfame kalium, aspartam, neotame, dan sakarin.

Menurut American Cancer Society, aspartam merupakan pemanis yang paling sering digunakan dalam diet soda, terdiri dari dua asam amino: asam aspartat dan fenilalanin.

Sebuah studi yang lebih baru, dilakukan pada tahun 2005 menemukan ketika tikus diberi aspartam dengan dosis tinggi atau setara dengan minum sebanyak 2.000 kaleng diet soda setiap hari maka berisiko lebih tinggi terkena limfoma atau leukemia.

Namun menurut para ilmuwan peningkatan risiko ini kemungkinan tidak terjadi pada manusia.

Minuman manis terkait dengan 180.000 kematian di seluruh dunia. Para ahli masih meneliti apakah pemanis buatan yang disebutkan benar aman atau bahkan dapat menyebabkan kanker otak.

Menurut National Cancer Institute, tidak ada bukti jelas bahwa pemanis buatan dapat menyebabkan kanker pada manusia.

Walaupun dibeberapa studi menyebutkan pemanis buatan dapat berdampak negatif pada hewan.

Seperti studi yang dilakukan pada 1970, sakarin dapat menyebabkan kanker kandung kemih pada tikus. Para ilmuwan menyatakan hal ini tidak mungkin terjadi pada manusia karena mekanisme tubuh keduanya berbeda.

Selain itu pada 1996 studi menunjukkan aspartam dikaitkan dengan peningkatan tumor otak antara tahun 1975 dan 1992.

Tetapi analisis NCI kemudian menyimpulkan peningkatan kanker otak secara keseluruhan dimulai beberapa tahun sebelum persetujuan FDA terhadap aspartam.

Pemanis buatan tidak mengandung kalori, sehingga mereka dapat membantu dalam penurunan berat badan.

Namun studi baru menunjukkan kurangnya kalori juga bisa memiliki efek berlawanan pada tubuh. Para ilmuwan Universitas Purdue percaya pemanis buatan dalam soda diet menggoda tubuh dengan berpura-pura memberikan makanan nyata.

Pada tingkat fisiologis, ini berarti ketika peminum soda diet mengkonsumsi gula yang sebenarnya, tubuh tidak melepaskan hormon yang mengatur gula darah dan tekanan darah.

FDA merekomendasikan untuk mengonsumsi aspartam tidak lebih dari 50 miligram dari berat badan tubuhnya setiap hari.

"Saya benar-benar berpikir bahwa jika Anda mengkonsumsi lima atau enam kaleng diet soda sehari, Anda mungkin memiliki lebih banyak masalah dari mengkonsumsi terlalu banyak kafein atau asam," kata Walters. Para peneliti masih mengembangkan penelitian tentang dampak Aspartam untuk manusia.

(Mia/Abd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya