Terapi bekam tanduk kerbau mungkin masih asing di telinga Anda, tapi terapi ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teknik bekam biasa. Bedanya, gelas khusus yang biasanya digunakan terapis, diganti menjadi tanduk kerbau.
Terapi bekam tanduk kerbau memiliki fungsi yang sama juga dengan bekam biasa, yaitu mengeluarkan racun tubuh melalui darah kotor yang disedot keluar melalui media tanduk kerbau yang dipanaskan.
Seperti disampaikan Syeikh, H. Muhammad Arifin yang sudah melakukan praktik terapi bekam tanduk bekam bertahun-tahun. Menurutnya, terapi tersebut hanya mengeluaran darah kotor seperti yang sudah dilakukan dari zaman Rasulullah SAW.
Namun, meski semua penyakit bisa diobati, tidak semua pasien harus menggunakan teknik bekam. Karena untuk beberapa penyakit tertentu, ia hanya mencubit dan menekan saraf. Jadi tergantung kondisi pasien.
"Tidak semua kondisi pasien sama, jadi tidak semua juga perlu diberi terapi bekam tanduk kerbau ini. Seperti misalnya Gina (18) ia hanya mengalami mata minus, jadi tidak perlu dibekam," ujar Syeikh saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (4/9/2013).
Syeikh menyampaikan, terapi bekam tanduk kerbau tidak bisa dilakukan hanya sekali, perlu ada berkelanjutan. "Seperti Rasullullah pernah sampaikan bahwa pengobatan itu harus ada khasiatnya dalam 3, 5 dan tujuh hari. Jika sampai lebih tujuh hari ia tidak merasakan apa-apa berarti kondisinya memang tidak baik, sehingga perlu ada terapi selanjutnya".
Syekh mengklaim, pengobatan bekam tanduk kerbau aman. Pasien yang diterapi mesti menjalani pantangan tertentu. "Seperti misalnya penderita asam urat, pantangannya adalah tidak makan jeroan, kangkung dan lan-lain. Sebaiknya itu harus ditaati".
(Fit/Abd)
Terapi bekam tanduk kerbau memiliki fungsi yang sama juga dengan bekam biasa, yaitu mengeluarkan racun tubuh melalui darah kotor yang disedot keluar melalui media tanduk kerbau yang dipanaskan.
Seperti disampaikan Syeikh, H. Muhammad Arifin yang sudah melakukan praktik terapi bekam tanduk bekam bertahun-tahun. Menurutnya, terapi tersebut hanya mengeluaran darah kotor seperti yang sudah dilakukan dari zaman Rasulullah SAW.
Namun, meski semua penyakit bisa diobati, tidak semua pasien harus menggunakan teknik bekam. Karena untuk beberapa penyakit tertentu, ia hanya mencubit dan menekan saraf. Jadi tergantung kondisi pasien.
"Tidak semua kondisi pasien sama, jadi tidak semua juga perlu diberi terapi bekam tanduk kerbau ini. Seperti misalnya Gina (18) ia hanya mengalami mata minus, jadi tidak perlu dibekam," ujar Syeikh saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (4/9/2013).
Syeikh menyampaikan, terapi bekam tanduk kerbau tidak bisa dilakukan hanya sekali, perlu ada berkelanjutan. "Seperti Rasullullah pernah sampaikan bahwa pengobatan itu harus ada khasiatnya dalam 3, 5 dan tujuh hari. Jika sampai lebih tujuh hari ia tidak merasakan apa-apa berarti kondisinya memang tidak baik, sehingga perlu ada terapi selanjutnya".
Syekh mengklaim, pengobatan bekam tanduk kerbau aman. Pasien yang diterapi mesti menjalani pantangan tertentu. "Seperti misalnya penderita asam urat, pantangannya adalah tidak makan jeroan, kangkung dan lan-lain. Sebaiknya itu harus ditaati".
(Fit/Abd)