Sejak Dini, Sebaiknya Anak Sudah Diajari Cuci Tangan Pakai Sabun

Namun sayang, aktivitas sederhana yang memiliki dampak baik yang cukup besar ini, masih sedikit orang yang mau melakukannya, terutama dewas

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 23 Okt 2013, 19:48 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2013, 19:48 WIB
hari-cuci-tangan-1-131021b.jpg
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir memang sangat bagus untuk diri sendiri. Namun sayang, masih sedikit orang yang mau melakukannya, terutama orang dewasa.

Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Lily S. Sulistyowati, MM mengatakan,  mengubah perilaku untuk CTPS di kalangan dewasa terbilang susah. Karena itu, sejak dini anak-anak sebaiknya sudah diajari.

"Kebiasaan seperti ini memang harus selalu didengungkan. Terlebih untuk anak-anak. Pada dasarnya, mengedukasi dan membiasakan CTPS sejak dini, lebih mudah ketimbang mengubah perilaku ketika dewasa," kata Lily S Sulistyowati  dalam acara 'Dukung Anak NTT Capai Usia 5 Tahun' di the Cone fX Sudirman, Jakarta, Rabu (22/10/2013).

Lebih lanjut Lily mengatakan, yang terpenting dan harus selalu diingat  adalah menerapkan kepada anak-anak untuk cuci tangan pakai sabun dalam 5 waktu yang pas. "Kalau cuci tangan sesuai 5 waktu ini, anak-anak akan terhindar dari penyakit diare itu," tambahnya.

Lima waktu yang harus selalu diingat untuk cuci tangan pakai sabun adalah sebelum dan sesudah buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB), sebelum dan sesudah makan, sesudah bermain, dan sesudah melakukan aktivitas apa pun.

Penyakit diare dan ISPA dapat dicegah melalui kebiasaan yang sederhana, murah dan mudah, yaitu cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan air mengalir. Data UNICEF menyebutkan kebiasaan ini dapat menurunkan risiko diare hingga 50 persen dan ISPA hingga 45 persen. Untuk itu, sosialisasi cuci tangan pakai sabun memang dianjurkan.

(Adt/Abd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya