Kenapa Ada Ibu yang Tega Sakiti Anaknya?

Terkadang para ibu merasa tertekan dengan lingkungan sehingga emosi negatif dilampiaskan kepada anak lewat kekerasan.

oleh Kusmiyati diperbarui 25 Des 2013, 14:45 WIB
Diterbitkan 25 Des 2013, 14:45 WIB
ibu-marah-pada-anak-130925b.jpg
Kasus kekerasan yang melibatkan anak sepertinya tidak pernah habis diberitakan di media. Kebanyakan kasus tersebut dilakukan oleh orang terdekat anak misalnya orangtua.

Menurut laporan akhir tahun dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Komnas Anak) sebanyak 1.620 kasus diadukan terkait kekerasan pada anak baik fisik, psikis dan kejahatan seksual.

"Pengaduan kekerasan pada anak terbilang tinggi. Ada 490 kasus kekerasan fisik, 313 kasus psikis dan 817 kejahatan seksual. Ironisnya kekerasan itu terjadi di lingkungan terdekat anak misalnya keluarga dan sekolah," kata Sekertaris Jenderal Komnas Anak, Samsul Ridwan seperti ditulis Rabu (25/12/2013).

Menurut pemerhati anak, Seto Mulyadi kasus kekerasan pada anak yang dilakukan oleh para ibu juga masih banyak.

"Di media banyak kita dengar anak yang dipukul ibu, ibu menyetrika anak. Hal tersebut bisa jadi karena kondisi psikologis ibunya yang membuat dia tega melakukan hal itu kepada anaknya," kata Seto.

Seto menambahkan terkadang para ibu merasakan ada tekanan bisa jadi dari suami atau keluarganya, perasaan itu yang dilampiaskan ke anak.

"Kadang suami sibuk kerja. Kita sering sekali dengar di masyarakat kalau anaknya pintar wah siapa dulu bapaknya. Nah kalau anaknya nakal biasanya suami bilang tuh bu anak kamu. Perkataan ini membuat ibu terus tertekan," ungkap Seto.

Belum ada kesiapan mental juga menurut Seto menjadi salah satu faktor penyebab ibu melakukan kekerasan pada anak.

"Bisa juga karena menikahnya terlalu dini sehingga belum ada kesiapan mental menjadi seorang ibu yang tanggung jawabnya berat kepada anak. Emosi masih tinggi sehingga mudah dilampiaskan pada anak," kata Seto.

Seto berharap para ibu tidak lagi melampiaskan emosi negatifnya kepada anak, karena akan membuat trauma mendalam.

"Jangan lagi dilampiaskan ke anak. Kalau mau marah atau emosi lampiaskan ke hal positif. Para ibu juga harus rajin mencari pengetahuan tentang cara mendidik anak yang benar, nanti akan diajarkan bagaiman meredam emosi itu," ujar Seto. (Mia/Igw)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Baca Juga :

Yuk, Ketahui Perkembangan Ketrampilan Oromotor Bayi!
Kata Kasar, Hukuman Fisik, Berbahaya bagi Anak, Waspada!
Agar si Kecil Tak Menangis di Tempat Umum

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya