Begitu rumitnya masalah jaminan sosial atau JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang baru berlalu satu bulan ini masih dianggap optimis oleh Wakil Menteri Kesehatan, Ali Gufron Mukti. Ia bahkan menyampaikan, permasalahan yang terjadi di masyarakat memang pasti akan terjadi karena ada perubahan sistem.
Ali Ghufron yakin sistem saat ini lebih baik dari sebelumnya. Bahkan lebih baik dari sistem jaminan sosial di luar negeri.
"Pada 1883 di Jerman, sampai terealisasi baik seluruh warga Jerman memiliki jaminan sosial butuh 100 tahun. Saat itu juga penuh konflik dan dinamika," jelas wamenkes dalam sambutannya di acara silaturahmi sosial 'Mendorong Optimalisasi Pelayanan Kesehatan', Wisma Antara, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Begitu juga di Amerika, Wamenkes menyebutkan, di Amerika badan penyelenggara itu dikelola swasta. Dan saat ini ada ribuan penyelenggara swasta yang menaungi jaminan sosial warganya.
"Di China, jaminan sosialnya seperti kita dulu, sistemnya seperti Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah). Di India pun, hampir sama seperti di Amerika. Di sana, modelnya seperti tender dan baru bisa meng-cover sekitar 100 juta orang," jelasnya.
Melihat hal tersebut, Wamenkes menyatakan bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara dengan penduduk banyak, variasi penduduk, kepulauan, perkembangan pembangunannya luar biasa sehingga dengan kondisi seperti ini, wajar bila ada dinamika dalam implementasi JKN.
"Mari kita maklumi kalau ada kekurangan sedikit-sedikit untuk terus kita perbaiki," katanya.
(Fit/Mel)
Ali Ghufron yakin sistem saat ini lebih baik dari sebelumnya. Bahkan lebih baik dari sistem jaminan sosial di luar negeri.
"Pada 1883 di Jerman, sampai terealisasi baik seluruh warga Jerman memiliki jaminan sosial butuh 100 tahun. Saat itu juga penuh konflik dan dinamika," jelas wamenkes dalam sambutannya di acara silaturahmi sosial 'Mendorong Optimalisasi Pelayanan Kesehatan', Wisma Antara, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Begitu juga di Amerika, Wamenkes menyebutkan, di Amerika badan penyelenggara itu dikelola swasta. Dan saat ini ada ribuan penyelenggara swasta yang menaungi jaminan sosial warganya.
"Di China, jaminan sosialnya seperti kita dulu, sistemnya seperti Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah). Di India pun, hampir sama seperti di Amerika. Di sana, modelnya seperti tender dan baru bisa meng-cover sekitar 100 juta orang," jelasnya.
Melihat hal tersebut, Wamenkes menyatakan bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara dengan penduduk banyak, variasi penduduk, kepulauan, perkembangan pembangunannya luar biasa sehingga dengan kondisi seperti ini, wajar bila ada dinamika dalam implementasi JKN.
"Mari kita maklumi kalau ada kekurangan sedikit-sedikit untuk terus kita perbaiki," katanya.
(Fit/Mel)