Berawal dari Hobi, Maryadi Saputra Buktikan Kostum Copslay Karyanya Mendunia

Maryadi Saputra beberapa kali mewakili Indonesia di Lomba Cosplay Internasional

oleh Tyas Titi Kinapti diperbarui 22 Okt 2019, 07:52 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2019, 07:52 WIB
Maryadi Saputra
Maryadi Saputra, pemilik Yumaki Monster Studio (Sumber: Liputan6.com/ Tyas Titi Kinapti)

Liputan6.com, Jakarta Kecintaan Maryadi Saputra pada tokoh, sosok, karakter pada film, anime atau pun video game membuatnya kreatif. Dari hobi bermain kostum atau cosplay, kini ia menjadi pengusaha muda sukses. Maryadi Saputra juga dikenal dengan nama Yadi atau Yumaki. 

Dunia cosplay dunia segala usia. Penggemarnya dari berbagai lapisan usia, dari anak kecil, remaja hingga dewasa. Sayangnya, masih banyak orang memandang sebelah mata hobi cosplay ini. Beberapa orang menganggap seni kostum kreatif ini hobi yang tidak jelas dan menghambur-hamburkan uang.  

Dengan keseriusannya, Yadi membuktikan hobi cosplay bukanlah hobi yang tidak ada gunanya. Lebih dari sekadar hobi, pria yang lebih dikenal dengan nama Yumaki ini  menemukan jalan hidupnya melalui cosplay.

Dari seni kostum kreatif ini, ia  belajar banyak hal yang sebelumnya tak didapatkan di bangku sekolah. Melalui cosplay juga, pria kelahiran Magelang yang besar di Yogyakarta  ini  menjadi sorotan karena prestasinya yang mengharumkan Tanah Air.

Belajar banyak dari Cosplay

Cosplay
Maryadi Saputra saat memeragakan kostum cosplay buatannya. (Sumber: Liputan6.com/Tyas Titi Kinapti)

Ketertarikan Adi dengan dunia cosplay sebenarnya sudah terjadi sejak kecil. Ia gemar menonton anime Kamen Rider dan Shentai atau yang lebih dikenal Power Ranger. Namun,  ia baru mengetahui karakter tokoh bisa diperankan saat duduk di bangku di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sejak itulah, ia pun mulai mencari komunitas yang dekat dengan cosplay. Pucuk dicinta ulam tiba. Secara kebetulan guru SMP Yadi menjadi salah satu anggota komunitas yang tertarik dengan budaya Jepang yaitu Komunitas Atsuki.  Dari seorang guru, ia akhirnya begabung dengan komunitas ini.

Agenda komunitas tidak hanya berkumpul setiap satu minggu sekali di hari Minggu, tapi hari lain juga kadang ada kegiatan. Ia mengaku bisa belajar banyak hal seperti bahasa jepang, origami, pepapura, melukis manga dan membuat kostum copslay.

“Enggak cuma ngomong soal episode terbaru serial anime yang kita ikuti aja, tapi kita juga ada kelas-kelas dan itu atas inistaitif sendiri. Ada yang kuliah ambil jurusan Jepang, kita jadi belajar bahasa Jepang, yaa meskipun basic aja. Ada yang jago gambar dan jurusan seni lukis, kita belajar bikin manga, Kita juga belajar origami, pepapura dan buat kostum. Kita saling berbagi aja," pungkasnya.

Selain belajar dari komunitas, ia juga belajar secara otodidak melalui YouTube. Dari membuat kostum, makeup, kostum styling, memerankan sebuah karakter cosplay hingga koreografi di panggung.

Tak hanya itu saja, ia  juga gemar mengikuti lomba cosplay. Sejumlah karakter cosplay pun sudah ia perankan. Bahkan, saking banyaknya Adi sudah tak bisa lagi menghitung berapa banyak karakter yang sudah ia perankan. Meski begitu, Yadi tetap memiliki karakter tokoh favorit saat cosplay  ialah Kamen Rider. Visual yang keren dan tidak ribet menjadi salah satu alasan Yadi menyukai cosplay dengan karakter ini.

Nyatanya, memerankan sebuah tokoh karakter bukanlah hal yang mudah. Tidak serta merta hanya menggunakan kostum dan nampak serupa saja. Namun, Yadi pun harus mendalami  karakter yang ia sedang mainkan. Ia bahkan juga rela menghabiskan dana yang tak sedikit untuk cosplay.

“Setiap cosplay sebenarnya bervariatif, tergantung dari desain karakternya dan material. Tergantung  juga  pengen maksimal apa enggak, kalau pengen cosplay maksimal bisa sampai 2-5 juta,” tambah Yadi.

Mewakili Indonesia di Lomba Cosplay Internasional

Maryadi Saputra
Maryadi Saputra saat memeragakan kostum cosplay buatannya. (Sumber: Liputan6.com/Tyas Titi Kinapti)

Tertarik dengan dunia cosplay membuat pria 23 tahun ini tak pernah ketinggalan untuk mengikuti ajang bergengsi cosplay internasional, World Cosplay Summit. Acara ini merupakan acara tahunan yang memperlombakan pertunjukan cosplay yang diikuti  perwakilan-perwakilan dari berbagai negara.

Digelar hanya satu kali dalam setahun, sejak tahun 2012 hingga tahun 2018 Yadi tak pernah absen mengikuti ajang ini.  Meski kalah, namun ia pantang menyerah, hingga akhirnya jerih payahnya berbuah manis.

Pada tahun 2018 silam, Yumaki bersama rekannya iBun alias Ibnu Majid berhasil lolos seleksi di Indonesia untuk mengikuti ajang World Cosplay Summit. Tim inipun harus melawan perwakilan dari berbagai kota di Tanah Air.

Tak hanya berhasil lolos babak seleksi dalam negeri, mereka juga berhasil mengalahkan negara-negara lain di Jepang dengan menempati posisi juara 2 dari 36 negara partisipan. Adapun juara pertama ajang World Cosplay Summit 2018 diraih oleh Mexico. Sedangkan juara ketiga diraih Thailand.

Ibun dan Yumaki pun juga mendapatkan penghargaan dari Azur Lane dengan kategori Best Armor. Sebelumnya, Indonesia sempat meraih juara pertama di ajang World Cosplay Summit 2016. Hal ini menunjukkan jika prestasi Indonesia dalam bidang cosplay ini pun cukup disegani oleh dunia.

Dalam ajang World Cosplay Summit 2018, keduanya memeragakan pertarungan Takenaka Hanbe melawan Orochi dari game Warriors Orochi 3, lengkap dengan aksi panggung yang memukau. Menariknya, dua pemuda ini juga sempat mengcosplaykan karakter asal Indonesia, yaitu si Bolang dan si Unyil  di video perkenalan mereka.

Pengalaman berkunjung di Negeri Sakura untuk pertama kalinya dan masuk di peringkat 2 World Cosplay Summit 2018 menjadi pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan bagi Yumaki.

Membuka Usaha Bengkel Kostum ‘Yumaki Monster Studio’

Maryadi Saputra
Maryadi Saputra saat di bengkel kostum Yumaki Monster Studio (Sumber: Brilio.net)

Tak hanya mendapatkan kesenangan, hobi membuat kostum cosplay  ini juga menjadi mata pencaharian pria tamatan SMK ini.  Bermula dari senang membantu teman membuat kostum dan sering mengunggah hasil karya kostumnya di laman media sosial. Ia pun mulai berpikir bahwa jasa ini bisa menjadi sebuah peluang usaha.

“Setiap udah jadi upload ke media sosial dan ternyata banyak yang suka.  Akhirnya pada banyak yang pesan minta dibuatkan. Setelah dipikir, wah ini bisa jadi peluang usaha nih, kenapa enggak?” katanya.

Mendirikan usaha seorang diri, tentu bukanlah hal yang mudah. Awal mulanya, ia merasa kesulitan dengan pesanan dan target estimasi waktu. Belum lagi bahan material pembuatan kostum cosplay yang terkadang sulit untuk dicari.

“Waktu petama buka, aku masih awam banget, aku belum tahu gimana cara pengiriman ke luar pulau, selain lewat Pos Indonesia. Pesanan, target estimasi waktu, bahan material juga sempat menjadi kendala saat mendirikan usaha ini di awal dulu,” tuturnya.

Setiap pengerjaan kostum membutuhkan waktu pengerjaan 1 minggu untuk 1 kostum. Namun, karena saat ini sudah ada sejumlah pesanan, maka setiap pemesanan harus menunggu proses sekitar 2 bulan.

Kini bisnis usaha “Yumaki Monster Studio” yang berada di Ngaglik, Patalan, Bantul Yogyakarta ini mulai dikenal masyarakat. Meski hanya mengandalkan pemasaran lewat online dan media sosial, kostumnya  tak hanya diminati orang dalam negeri saja. Namun, juga diminati orang luar negeri hasil karyanya juga sudah di ekspor dari  Malaysia, US sampai Mexico.

“Jualan lewat via online aja sih, facebook dan instagram. Jual belinya, di circle anak-anak cosplay, atau grup forum jual beli, open cosmission juga buat jasa pembuatan cosplay. Dari luar negeri juga ada, paling jauh sih di US sama Mexico.”

Tak hanya membuat untuk anime saja, Yumaki juga membuat tokoh film Hollywood seperti Deadpool, Bumblebee Tansformers, Flas, Aquaman dan beberapa tokoh lainnya. Untuk harga dalam setiap kostum pun bervariasi, semuanya tergantung dengan kreativitas dan pesanan masing-masing. Ada kostum yang cukup ratusan ribu aja namun juga ada yang sampai 20 juta untuk satu kostum.

“Sebenernya kalau di pasaran kostum untuk kebutuhan copslay enggak ada range harga pasti, karena ini pasar kreatifitas jadi untuk harga bervariatif tergantung pesanannya. Ada yang ratusan ribu ada yang jutaan, bisa sampai 20 juta,” terangnya kepada Liputan6.com.

 Selain sibuk membuat kostum, Adi juga kerap kali menjadi guest star dalam acara Jejepangan, yakni acara pecinta cosplay. Dalam beberapa kesempatan ia juga menjadi juri dalam perlombaan kostum.

Yumaki pun berharap kepada para pegiat cosplay agar tidak takut lebih mengeksplore skill dan performa di panggung.  “Ya moga-moga  aja temen cosplayer yang sekarang termotivasi, enggak takut buat improve skill dan perform di panggung. Semoga juga bisa jadi perwakilan Indonesia buat kedepannya,” tutur Yumaki.

Saat ditanya apa arti di balik nama Yumaki, Yadi menjelaskan bahwa namanya diciptakan secara tidak sengaja. Karena ia suka anime Naruto, maka nama panggungnya  terinsipirasi dari anime tersebut.

“Ngarang aja deh, karena suka Naruto jadi pakai nama Naruto. Nama asli Naruto Uzumaki, dipakai yang Uzumaki, huruf U depannya dihilangkan diganti Y. Jadi Yumaki deh!” pungkasnya menutup pembicaraan sambil tersenyum.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya