Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mengalami suatu kejadian dimana diri sendiri ataupun hal-hal disekeliling Anda terasa seperti berputar dan Anda mengalami sakit kepala yang luar biasa hebat? Bisa jadi sakit kepala tersebut bukanlah sakit kepala biasa, melainkan vertigo.
Vertigo adalah kejadian dimana terjadi serangan sakit kepala secara tiba-tiba. Dengan serangan tersebut bisa membuat penderitanya mengalami disorientasi, sulit berkonsentrasi, sehingga salah satu kasus akut vertigo adalah mengalami pingsan.
Advertisement
Baca Juga
Gejala bagi setiap penderita vertigo adalah bervariasi. Tergantung tingkat keparahannya. Mulai dari sakit kepala ringan dengan durasi yang pendek, hingga sakit kepala luar biasa hingga bisa mengalami hilang kesadaran diri. Penyakit ini membuat para penderitanya sulit beraktivitas normal tatkala sedang kambuh.
Penyakit vertigo ini kerap kali terjadi pada orang-orang dengan usia lanjut. Namun tidak menutup kemungkinan pula untuk terjadi pada orang-orang dengan usia muda yang memiliki kondisi medis tertentu seperti halnya orang yang mengidap migrain, anemia, hipotensi, hingga stroke.
Berikut ini merupakan penjelasan tentang vertigo adalah penyakit sakit kepala, gejala, penyebab, cara mengatasi beserta cara pencegahannya. Dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Jumat (16/10/2020).
Gejala Vertigo
Gejala vertigo adalah bervariasi, namun gejala yang paling utama dirasakan yakni kepala dan lingkungan sekitar akan terasa berputar. Sehingga kadang kala penderitanya kehilangan keseimbangan. Selain kepala terasa berputar, vertigo juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti:
1. Mual
2. Muntah
3. Pergerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus)
4. Berkeringat
5. Hilangnya pendengaran
6. Tinnitus
Setiap mengalami kondisi vertigo adalah baiknya untuk segera mencari penanganan. Hal ini supaya penyakit tersebut tidak memburuk dan tidak membahayakan bagi penderitanya. Dianjurkan untuk segera membawa penderita ke dokter jika terdapat tanda atau gejala berupa:
1. Anggota tubuh terasa lemah
2. Penglihatan berbayang
3. Kesulitan berbicara
4. Pergerakan mata yang tidak normal
5. Penurunan kesadaran
6. Respon melambat
7. Kesulitan berjalan
8. Demam
Advertisement
Penyebab dan Faktor Risiko Vertigo
Seperti halnya sudah disebutkan secara singkat di atas, vertigo adalah dipicu oleh berbagai kondisi. Namun, penyakit vertigo biasanya memang sudah diidap bersamaan dengan penyakit lainnya. Meskipun terkesan bisa kambuh tiba-tiba namun biasanya vertigo dipicu oleh kondisi berikut ini:
1. Diabetes
2. Migrain
3. Stroke
4. Penyakit Parkinson
5. Tumor otak
6. Anemia
Kemudian, vertigo juga memiliki kecenderungan tingkat bahaya yang tinggi bagi orang-orang berusia lanjut, punya kebiasaan merokok, serta mengonsumsi minuman yang beralkohol.Â
Pengobatan Vertigo
Sebenarnya vertigo adalah sebuah gejala, bukan penyakit yang harus ditakuti. Namun, karena vertigo adalah gejala, maka penanganan bagi setiap penderitanya bisa berbeda-beda. Hal ini menyesuaikan dengan kondisi gejala tersebut beserta kondisi medis sang pasien. Beberapa kasus vertigo bisa sembuh tanpa pengobatan, dikarenakan otak berhasil adaptasi dengan perubahan pada telinga bagian dalam.
Vertigo membutuhkan langkah pengobatan khusus apabila disebabkan oleh:
- Manuver Epley untuk menangani BBPV.
- Obat-obatan.
- Melakukan terapi rehabilitasi vestibular yang bertujuan untuk membantu otak beradaptasi dengan sinyal membingungkan dari telinga yang bisa jadi penyebab munculnya serangan vertigo, agar frekuensinya berkurang.
Selain dari beberapa metode tersebut, penanganan vertigo juga bisa dilakukan di rumah selama gejalanya tidak terlalu parah. Penanganan vertigo yang muncul sebagai sakit kepala ringan bisa diobati dengan melakukan pijatan ringan di sekitar area kepala, minum teh jahe, memakan kacang almond, meminum campuran cuka apel dengan madu. Terakhir, minum air putih yang cukup agar tubuh tidak dehidrasi. Hal itu tentu saja karena air putih memperlancar peredaran darah.
Kemudian, pasien dapat mengatasi vertigo dengan duduk diam saat gejala kambuh. Beberapa jenis obat juga bisa digunakan untuk meredakan gejala, namun harus dengan resep dokter. Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien dapat berbeda-beda, tergantung penyebab yang mendasarinya.
Vertigo ringan dapat diatasi secara mandiri. Namun, kasus vertigo berulang atau cukup berat membutuhkan konsumsi obat, terapi, hingga operasi, yang mungkin membutuhkan biaya pengobatan cukup besar. Oleh karena itu, coba pertimbangkan untuk memiliki asuransi kesehatan mulai dari sekarang sehingga tidak perlu repot memikirkan biaya pengobatan di kemudian hari.
Advertisement
Pencegahan Vertigo
Akibat vertigo biasa muncul dengan tiba-tiba, maka sebagai langkah antisipasi Anda bisa melakukan tindakan-tindakan berikut ini sebagai upaya untuk mengurangi atau mencegah gejala-gejala vertigo muncul:
1. Menghindari gerakan secara tiba-tiba agar tidak terjatuh.
2. Segera duduk jika vertigo menyerang.
3. Gunakan beberapa bantal agar posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi.
4. Gerakkan kepala secara perlahan-lahan.
5. Hindari gerakan kepala mendongak, berjongkok, atau tubuh membungkuk.
6. Kenalilah pemicu vertigo dan lakukan latihan yang dapat memicu vertigo. Otak akan menjadi terbiasa dan malah menurunkan frekuensi kambuhnya vertigo.Â
7. Lakukan latihan ini dengan meminta bantuan orang lain.
8. Bagi yang juga mengidap penyakit Meniere, batasi konsumsi garam dalam menu sehari-hari.