5 Dampak Terlalu Sering Pakai Sabun Pembersih Kewanitaan, Jangan Dianggap Sepele

Dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan perlu untuk diketahui.

oleh Selma Intania Hafidha diperbarui 27 Okt 2020, 21:40 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 21:40 WIB
Vagina Alat Kelamin Perempuan
Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan tidak boleh dianggap sepele. Kebersihan daerah kewanitaan memang harus senantiasa dijaga, namun jika terlalu sering membersihkan daerah kewanitaan dengan sabun pembersih kewanitaan juga tidak baik dan memiliki efek buruk.

Sabun pembersih kewanitaan ini digunakan oleh banyak wanita ketika tengah mengalami keputihan ataupun menstruasi. Namun, sebenarnya sabun pembersih kewanitaan ini tidak perlu digunakan. Vagina sebenarnya mampu rutin membersihkan dan melindungi dirinya sendiri tanpa perlu dibantu. Oleh sebab itu ada baiknya kamu mengurangi penggunaan sabun pembersih kewanitaan ini.

Dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan penting untuk diketahui agar tidak sembarang menggunakan sabun pembersih kewanitaan tersebut. Sabun pembersih kewanitaan kerap digunakan untuk membersihkan keputihan, namun keluarnya keputihan sebetulnya merupakan pertanda fungsi pembersihan vagina berjalan normal.

Keputihan adalah fase yang normal dialami oleh setiap wanita. Oleh sebab itu penggunaan sabun pembersih kewanitaan tidak diperlukan, selain itu juga ada dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan yang ditimbulkan.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan, Selasa (27/10/2020).

Dampak Terlalu Sering Pakai Sabun Pembersih Kewanitaan

Ilustrasi
Malas membersihkan vagina dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan. Apa saja?

Dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan tidak boleh dianggap sepele. Lingkungan dalam vagina bersifat asam yang secara alami sangat ideal untuk memelihara koloni bakteri baik. Keberadaan bakteri baik inilah yang menjadi pelindung terhadap risiko infeksi.

Sabun pembersih kewanitaan yang dijual di pasaran mengandung banyak bahan kimia, keseimbangan pH dalam vagina akan terganggu. Ini membuat bakteri dan ragi (jamur) jahat bisa tumbuh secara berlebih sampai menyebabkan infeksi.

1. Infeksi Vagina

Dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan yang pertama yakni dapat menyebabkan infeksi vagina. Vagina memiliki bakteri baik yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Produk sabun kewanitaan yang berpewangi atau berwarna bisa mengubah keasaman vagina sehingga kadar bakteri baiknya berkurang. Ketika pHnya terganggu, kamu akan rentan mengalami infeksi bakteri (bacterial vaginosis) dan infeksi jamur vagina. Oleh sebab itu ada baiknya kamu membatasi penggunaan sabun pembersih ini atau tidak menggunakannya.

Infeksi bakteri dan jamur bisa membuat vagina terasa gatal, mengeluarkan keputihan yang tidak normal, bahkan terasa panas seperti terbakar. Jika tidak diobati, infeksi pada vagina bisa menyebar dan masuk ke organ reproduksi lainnya. Infeksi yang menyebar berisiko membuat wanita sulit hamil dan rentan terkena penyakit menular seksual.

2. Vagina Kering

Dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan selanjutnya yakni dapat menyebabkan vagina menjadi kering. Vagina yang kering memang tidak selalu tanda bahaya, tetapi bisa membuat tidak nyaman. Selain itu, vagina yang kering akibat bahan kimia dalam sabun kewanitaan juga bisa membuat seks terasa sakit.

3. Risiko Penyakit Kelamin

Dapat menyebabkan risiko penyakit kelamin merupakan dampat terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan selanjutnya yang tidak boleh dianggap sepele. Menggunakan sabun kewanitaan dapat merusak keseimbangan bakteri baik pelindung vagina dari infeksi. Itu kenapa sabun pembersih vagina justru bisa meningkatkan risiko Anda tertular penyakit kelamin dari aktivitas seksual yang tidak aman.

4. Penyakit Radang Panggul

Dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan selanjutnya yakni dapat menyebabkan penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul adalah infeksi pada rahim, saluran tuba, dan atau ovarium. Fakta menyebutkan bahwa wanita yang menggunakan pembersih vagina atau melakukan douching berisiko 73% lebih tinggi terkena penyakit ini.

Douching adalah teknik membersihkan bagian dalam vagina dengan menyemprotkan larutan air dengan cuka, soda kue, atau yodium.

Kemunculan penyakit radang panggul cukup sulit dikenali. Pasalnya, penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala di awal terinfeksi. Radang panggul ini bisa menyebabkan :

- Nyeri di perut bagian bawah atau panggul

- Keputihan tidak normal

- Mengalami perdarahan setelah berhubungan seks atau di antara siklus haid

- Rasa sakit saat berhubungan intim

- Demam terkadang disertai dengan menggigil

- Sakit saat kencing

5. Risiko Komplikasi Kehamilan

Dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan selanjutnya yakni dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Wanita yang menggunakan sabun kewanitaan lebih dari seminggu sekali dilaporkan berpotensi sulit hamil dibandingkan dengan yang tidak.

Menggunakan pembersih vagina juga dicurigai dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik sebanyak 76 persen. Kehamilan ektopik membuat embrio menempel pada organ di luar rahim.

Cara Aman Membersihkan Vagina

Mengobati Kandidiasis Vagina
Ilustrasi Penyakit Kandidiasis Vagina Credit: pexels.com/Olenka

Jika tidak ingin merasakan dampak terlalu sering pakai sabun pembersih kewanitaan, kamu hanya perlu menggunakan daerah kewanitaan dengan air mengalir. Cukup bilas vagina hanya dengan air hangat bersih mengalir, dengan mengusapnya dari depan ke belakang. Bilas bersih dan keringkan dengan baik agar vagina tidak terus-terusan lembap. Selain itu, rutinlah ganti celana dalam beberapa sekali dengan yang berbahan katun. Membiasakan pola makan sehat dan rajin olahraga juga membantu menjaga vagina tetap sehat.

Cara membersihkan bagian terluar vagina adalah dengan membuka dua bibir yang disebut “labia” dan bersihkan lipatannya dengan air. Tak hanya itu, area di antara vulva dan anus juga perlu dibilas dengan air hangat. Posisi terbaik untuk membersihkannya adalah dari depan ke belakang. Artinya, yang perlu dibersihkan terlebih dahulu adalah bagian vulva, baru ke bagian anus. Hal ini penting untuk menghindari bakteri dari anus tersebar ke vagina yang bisa menyebabkan infeksi.

Hal yang perlu kamu ingat yakni jangan menggunakan sabun untuk membersihkan bagian dalam vagina. Membersihkan bagian dalam vagina justru membunuh bakteri baik dan bisa memicu infeksi. Pakai sabun hanya untuk membersihkan area kulit luar dan sekitar vagina dan bokong.

Cara Aman Membersihkan Vagina

Vagina Alat Kelamin Perempuan
Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, vagina bisa menjaga kebersihan dan keseimbangan pH dengan cara mengeluarkan cairan vagina.Tak hanya itu, vagina juga menjadi rumah bagi banyak bakteri baik. Bakteri-bakteri ini pula yang berfungsi menjaga keseimbangan pH di vagina dengan sifat sedikit asam. Ketika pH vagina bersifat asam, maka bakteri tidak akan mudah menginfeksi.

Mekanisme alami yang menakjubkan ini bisa saja terganggu dengan adanya intervensi dari luar. Salah satunya ketika seorang perempuan kerap memakai produk-produk sabun kewanitaan atau pembersih vagina.

Vagina tidak memerlukan sabun kewanitaan. Selama kadar pH vagina terjaga, tidak ada istilah vagina beraroma tidak sedap. Memang ada aroma khas dari vagina namun tidak dengan mudah tercium oleh orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya