Pengertian Riya, Hukum, Jenis, dan Cara Menghindarinya dalam Beribadah

Pengertian riya harus dikenali setiap muslim supaya bisa segera menghindarinya.

oleh Husnul Abdi diperbarui 02 Jun 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2021, 19:30 WIB
Ibadah bukan karena Allah SWT
Ilustrasi Ibadah. Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Pengertian riya perlu dikenali dan dipahami oleh umat Islam. Riya adalah perbuatan yang dipahami sebagai seseorang yang melakukan suatu amalan dengan tujuan pamer agar dilihat oleh manusia lain.

Riya merupakan salah satu perbuatan tercela dalam Islam dan termasuk perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Perbuatan riya dapat menghapus amal baik seseorang dan bisa menyebabkan penyakit hati.

Pengertian riya harus dikenali setiap muslim supaya bisa segera menghindarinya. Pasalnya, riya digolongkan sebagai salah satu syirik kecil. Kamu harus menjauhinya, karena hal ini dapat muncul dalam bentuk perbuatan maupun hanya niat dalam hati.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (2/6/2021) tentang pengertian riya.

Dasar Hukum Riya dalam Islam

Ilustrasi Sholat, Ibadah
Ilustrasi Sholat, Ibadah (Photo created by rawpixel.com on freepik)

Sebelum mengenali pengertian riya, kamu harus mengetahui terlebih dahulu dasar hukumnya dalam Islam. Riya merupakan perbuatan tercela dan Allah SWT melarang perbuatan satu ini.

Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 264 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.”

Selain itu, kamu juga harus tahu hukum perbuatan riya ini. Hukum perbuatan riya adalah haram dan digolongkan dalam syirik kecil. Ini sesuai dengan hadis:

Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para sahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar?

Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’.” Rasulullah juga mengajarkan untuk beramal dengan niat semata-mata hanya karena Allah SWT. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:

“ ....Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Ini berarti jika seseorang melakukan suatu amalan karena Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai yang ia niatkan. Sementara itu, orang yang melaksanakan amal ibadah tidak dilandasi niat karena Allah SWT, maka amalnya tidak diterima oleh Allah SWT.

Pengertian Riya

Secara bahasa, pengertian riya merupakan istilah yang berasal dari kata Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer. Pengertian riya adalah perbuatan memperlihatkan sesuatu baik barang atau perbuatan baik dengan maksud agar dilihat orang lain dan mendapat pujian. Padahal tujuan utama dari beramal atau beribadah harus dilakukan demi mencari ridha Allah SWT.

Pengertian riya adalah perbuatan yang dibenci Allah SWT karena perbuatan yang dilakukan tidak didasarkan dengan niat semata-mata hanya untuk Allah SWT. Riya merupakan bentuk syirik kecil yang dapat merusak ibadah dan mengurangi pahala. Kebaikan yang didasarkan dengan riya tidak bernilai di hadapan Allah.

Pengertian riya adalah sikap yang muncul karena kurangnya pemahaman akan tujuan amal dan ibadah yang dilakukan. Riya muncul akibat kurang iman kepada Allah dan hari akhirat serta ketidakjujuran menjalankan perintah agama. Orang yang riya adalah orang yang beribadah karena ingin dianggap sebagai orang yang taat pada agama.

Jenis Riya

ibadah
Ilustrasi Ibadah Credit: pexels.com/pixabay

Setelah memahami pengertian riya, kamu juga perlu mengenal jenis-jenisnya. Dalam Islam, riya terbagi menjadi dua, yaitu:

- Riya Kholish atau riya perbuatan

Riya kholish adalah jenis riya perbuatan yang dimaksudkan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia. Riya ini juga terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

riya badan, misalnya memamerkan tubuh langsing dengan alasam karena rajin berpuasa.

riya pakaian, misalnya berhijab panjang hanya karena untuk dianggap sebagai orang alim.

riya ucapan, misalnya melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan suara yang merdu dan fasih dihadapan orang hanya karena ingin dipuji.

- Riya syirik atau riya niat

Riya syirik atau riya niat adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah SWT, namun juga dilandasi dengan niat agar mendapat perhatian dan pujian dari manusia sekaligus.

Kerugian saat Berbuat Riya

Pengertian riya adalah sikap yang dilaknat Allah SWT dan orang yang riya tergolong sebagai orang munafik. Ini sesuai dengan QS. An-Nisa ayat 142 yang berbunyi:

“ Dan apabila mereka (kaum munafik) berdiri mengerjakan shalat, maka mereka berdiri dalam keadaan malas dan riya’ di hadapan manusia dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”

Beberapa bahaya riya di antaranya adalah:

- Menghapus pahala atas amal kebaikan yang dilakukan

- Riya lebih berbahaya daripada fitnah

- Menimbulkan kesempitan dalam hidup

- Jiwa menjadi tidak tenang dan terus menerus gelisah

- Hilangnya wibawa dan kharisma diri di hadapan orang lain.

- Hilangnya keimanan.

- Timbul Kesengsaraan

- Bisa mendapat siksa di akhirat

- Terjebak dalam kesombongan yang nantinya akan membuat sulit diri sendiri.

- Orang yang melakukan riya akan terhalang daripada taufik dan hidayah Allah SWT

- Menjadikaan amal ibadah yang berpotensi mendatangkan kebaikan dan pahala menjadi hilang, bahkan membuat dosa.

Cara Menghindari Perbuatan Riya

Ilustrasi Ibadah.
Ilustrasi Ibadah. Credit: pexels.com/AliArapoglu

- Niatkan ibadah hanya kepada Allah SWT Semata

Riya bisa dihindari dengan memfokuskan niat ibadah hanya semata-mata karena Allah SWT dan bukan karena ingin mendapat sanjungan dari manusia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim).

- Selalu mengingat Allah

Manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah, salah satunya lewat dzikir. Sebab dengan berzikir seorang muslim akan senantiasa teringat oleh Allah.

- Mengendalikan hati

Berusaha mengendalikan hati agar tidak terbuai dengan pujian orang lain. Sebuah pujian memang bisa memotivasi diri agar menjadi lebih baik. Namun, terkadang pujian juga bisa menjadi racun hingga membuat seseorang menjadi riya. Maka dari itu, cobalah untuk tidak berbangga diri dengan mengendalikan hati.

- Menyembunyikan amal kebaikan seperti menyembunyikan aib

Cara menghindari riya selanjutnya adalah menyembunyikan amal kebaikan seperti bersedekah seolah tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui. Namun, ibadah umum yang tidak bisa disembunyikan, seperti sholat jamaah di masjid, membaca Al-Qur’an atau puasa tak perlu ditutupi. Terpenting berusahalah ikhlas mengerjakan ibadah karena Allah.

- Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah

Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk melibatkan Allah dalam segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya. Dengan berdoa, keimanan akan diperkuat dan dilindungi dari godaan setan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya