Liputan6.com, Jakarta Memahami baptis adalah bentuk penerimaan seseorang ke dalam gereja untuk penyucian dari dosa dan mengakui keimanan kepada Yesus. Proses baptis disebut pembaptisan, dilakukan dengan air sebagai wujud penyucian.
Dalam Kitab Hukum Kanonik kanon 842 ps 1 disebutkan: “Orang yang belum dibaptis tidak dapat diizinkan menerima sakramen-sakramen lain dengan sah.”
Tak hanya untuk mengakui keimanan, baptis adalah lambang pembersihan dosa, memasuki lembaran hidup baru, dan kematian bersama Yesus. Baptis adalah menjadi tanda seseorang telah menjadi milik Kristus selamanya.
Advertisement
Itulah pemahaman tentang baptis secara sederhana. Berikut Liputan6.com ulas tentang baptis adalah proses penyucian dosa dan mengakui keimanan lebih dalam, Jumat (24/12/2021).
Memahami Istilah Baptis
Memahami tentang baptis adalah penting sebelum pembaptisan dilakukan. Apa itu baptis? Praktik baptis adalah wujud penyucian yang dilakukan dengan air. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), baptis adalah sakramen penerimaan seseorang ke dalam gereja, biasanya menggunakan air sebagai lambang penyucian.
Baptis adalah wujud keimanan kepada Yesus. Dalam website resmi Katredal Medan melalui laman katredalmedan.or.id, ditegaskan sakramen baptis adalah tanda dan saranan yang mengungkapkan iman akan Yesus Kristus dan penerimaan orang menjadi anggota gereja. Tak hanya itu, baptis adalah lambang pembersihan dosa, memasuki lembaran hidup baru, dan kematian bersama Yesus.
Dalam Kitab Hukum Kanonik kanon 842 ps 1 disebutkan, “orang yang belum dibaptis tidak dapat diizinkan menerima sakramen-sakramen lain dengan sah.” Dijelaskan lebih dalam, menerima pembaptisan berarti seseorang telah dimasukkan ke dalam misteri Kristus: kita mati, dikuburkan dan dibangkitkan bersama Dia, kita menerima roh pengangkatan menjadi putera Allah.
Baptis adalah menjadi tanda seseorang telah menjadi milik Kristus selamanya karena mendapat meterai kekal, tanda tak terhapuskan. Itulah mengapa, orang yang sudah mendapatkan baptis adalah mempunyai kewajiban mengambil bagian dalam imamat, kenabian, dan rajawi Kristus. “Ia ikut ambil bagian dalam korban Kristus, tugas pewartaan dan penggembalaan Kristus,” dijelaskan.
Advertisement
Kategori Penerimaan Baptis
Pada proses pembaptisan, pelayanan baptis yang akan melakukan, yakni Uskup, Pastor Paroki atau Vikaris Parokial, dan Diakon yang ditunjuk Pator Paroki serta memang ditugaskan di sana.
Ada tiga kategori penerima baptis yang perlu diketahui. Mulai dari baptis dewasa, baptis bayi atau anak, dan penerimaan resmi. Ini penjelasannya melansir katedralmedan.or.id:
1. Baptis Dewasa
Baptis dewasa adalah baptisan yang diberikan kepada yang sudah berusia genap 7 (tujuh) tahun dan yang sudah dapat menggunakan akal budi secara cukup.
Umumnya baptis dewasa dilaksanakan bagi calon baptis (katekumen) yang telah menjalani hidup menggereja (Prakatekumenat) selama 6 (enam) bulan dan menjalani pembelajaran katekese (Katekumenat) selama 6 (enam) bulan.
Diharapkan juga dilakukan masa pendalaman iman lanjutan bagi baptisan baru (Mistagogi).
2. Baptis Bayi atau Anak
Baptis bayi atau anak adalah baptisan yang diberikan kepada yang belum berusia genap 7 (tujuh) tahun atau yang belum dapat menggunakan akal budi secara cukup meskipun sudah melebihi 7 (tujuh) tahun.
Dalam hal ini yang diberi pelajaran adalah orang tua dan wali baptis mengenai makna sakramen baptis dan hak serta kewajiban yang melekat pada baptis. Orang tua juga dianjurkan untuk mengaku dosa sebelum perayaan pembaptisan anaknya.
3. Penerimaan Resmi
Penerimaan resmi dalam baptis adalah dilaksanakan bagi mereka yang baptisannya dilakukan di Gereja Kristen (anggota PGI) yang dinyatakan sah oleh Gereja Katolik.
Secara kriteria sah tidaknya baptis Kristen non-katolik berlaku material baptis (pencurahan dengan air) dan forma (rumus trinitas) yang dapat diteliti antara lain dalam surat baptisnya. Masa pembelajaran mengikuti masa pembelajaran baptis dewasa.
Syarat dan Proses Baptis
Apa saja persyaratan yang diperlukan dalam proses pembaptisan? Ini persyaratan administrasi melansir katedralmedan.or.id:
1. Syarat Baptis Dewasa
- Akta kelahiran
- Surat pernyataan bermeterai ingin menjadi penganut katolik tanpa paksaan
- Surat baptis calon bapa atau ibu baptis
2. Syarat Baptis Bayi atau Anak
- Akta kelahiran
- Surat baptis orang tua (jika Katolik)
- Surat baptis calon bapa atau ibu baptis
3. Syarat Penerimaan Resmi
- Akta kelahiran
- Surat baptis gereja asal
Lalu bagaimana proses pembatisan itu?
1. Dalam tradisi gereja yang dipaparkan dalam katedralmedan.or.id, sebelum air penyucian dicurahkan pada kepala calon baptis, maka pelanan akan mengajak calon baptis mengakui imannya kepada Allah Tri Tunggal.
2. Proses selanjutnya, pelayan baptis akan mengambil air dari bejana pembaptisan dan menuangkannya tiga kali pada dahi calon baptis sambil mengucapkan forma pembaptisan : “ … (sambil menyebut nama) aku membaptis engkau dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.”
3. Pelayan baptis kemudian mengurapi ubun-ubun orang yang dibaptis dengan minyak krisma dan mengenakan kain putih serta memberikan lilin yang bernyala kepada mereka.
4. Orang yang dibaptis akan memiliki nama baptis yang diambil dari nama orang kudus yang dapat ditemukan pada Ensiklopedi Orang Kudus, Puji Syukur, Kalender Liturgi, dan Kitab Suci.
Advertisement