Liputan6.com, Jakarta Tata cara shalat gerhana perlu dipahami umat Islam sebagai salah satu shalat sunah yang istimewa. Shalat gerhana adalah shalat sunah yang dikerjakan saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari atau gerhana bulan. Untuk shalat yang dikerjakan saat terjadi gerhana bulan dinamakan shalat Khusuf.
Shalat gerhana ini dilaksanakan sebagai bentuk pengakuan akan kebesaran dari Allah SWT. Shalat sunah ini dilakukan tanpa didahului dengan azan atau iqamat. Namun, disunahkan melakukan panggilan shalat dengan lafaz 'As-Shalatu Jamiah'.
Tata cara shalat gerhana bisa dilakukan secara berjamaah ataupun sendirian. Namun, shalat gerhana sebaiknya dikerjakan secara berjamaah di masjid sebelum atau setelah shalat Subuh. Shalat gerhana termasuk ke dalam amalan sunnah muakkad. Shalat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat. Masing-masing rakaat dikerjakan dengan 2 kali berdiri, 2 kali membaca Surat Al-quran, 2 rukuk, dan 2 iktidal.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/4/2022) tentangtata cara shalat gerhana.
Niat Shalat Gerhana
Sebelum memahami tata cara shalat gerhana, kamu perlu mengenali niatnya terlebih dahulu. Niat shalat gerhana berbeda untuk imam, makmum, maupun sendirian.
Niat shalat gerhana untuk imam:
Usholli sunnatal khusuufi rokataini imaaman lillahi ta'alaa
Artinya: "Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah ta'ala."
Niat shalat gerhana untuk makmum:
Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini ma'muuman lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Niat shalat gerhana untuk sendirian:
Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini lillahi ta'alaa
Artinya: "Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Advertisement
Tata Cara Shalat Gerhana
Tata cara shalat gerhana memiliki sedikit perbedaan dengan shalat wajib. Terutama tata cara shalat gerhana ini berbeda pada jumlah gerakan rukuk dan iktidal. Pada tata cara shalat gerhana ini jumlah Al-Fatihah, rukuk, dan iktidal dalam 2 rakaat shalat gerhana berjumlah 4 kali.
Mengutip jateng.kemenag.go.id, berikut tata cara shalat gerhana yang perlu kamu perhatikan:
1. Berniat di dalam hati.
2. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
3. Membaca doa iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).
4. Rukuk. Disunnahkan waktu rukuk agak lama, seperti waktu berdiri.
5. Bangkit dari rukuk (iktidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”
6. Setelah iktidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Quran yang lebih pendek. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
7. Rukuk kembali (rukuk kedua), yang tidak selama rukuk sebelumnya.
8. Kemudian bangkit dari rukuk (iktidal).
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
11. Salam.
Begitu salam selesai diucapkan, disunahkan pula untuk kamu berdoa. Berdoa di waktu setelah melaksanakan tata cara shalat gerhana adalah waktu yang mustajab untuk berdoa.
Setelah melaksanakan tata cara shalat gerhana ini, imam/Khotib menyampaikan khutbah sebanyak 2 khutbah (seperti khutbanhya shalat Idul Fitri/Idul Adha) kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar serta disunahkan untuk bersedekah.
Dalil Shalat Gerhana
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, shalat gerhana bisa dilakukan secara berjamaah ataupun sendirian. Namun, shalat gerhana sebaiknya dikerjakan secara berjamaah di masjid sebelum atau setelah shalat Subuh.
Shalat gerhana termasuk ke dalam amalan sunnah muakkad. Shalat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat. Masing-masing rakaat dikerjakan dengan 2 kali berdiri, 2 kali membaca Surat Al-quran, 2 rukuk, dan 2 iktidal.
Gerhana adalah fenomena alam yang patut kamu syukuri. Salah satu bentuk syukur dari umat Islam adalah dengan melaksanakan shalat gerhana dan memanjatkan doa. Shalat gerhana ini dilaksanakan sebagai bentuk pengakuan akan kebesaran dari Allah SWT. Shalat sunah ini dilakukan tanpa didahului dengan azan atau iqamat. Namun, disunahkan melakukan panggilan shalat dengan lafaz 'As-Shalatu Jamiah'.
Dalil pelaksanaan shalat gerhana adalah sabda Nabi Muhammad SAW, yaitu:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).” (HR. Bukhari Muslim)
Selain itu, Ibnu Mundzir berkata:
”Shalat gerhana bulan dilakukan sama sebagaimana shalat gerhana matahari.” (Ibnu Mundzir, Al-Iqna’, 1/124-125)
Gerakan dan bacaan shalat gerhana matahari sama dengan saat melaksanaan shalat gerhana bulan. Mengingat peristiwa gerhana bukan peristiwa yang terjadwal dengan pasti, tentu pelaksanaan shalat gerhana jarang dilakukan. Maka dari itu perlu adanya koordinasi jika ingin dilakukan dengan berjamaah agar tidak menimbulkan kebingungan dan kegaduhan saat berjamaah.
Advertisement