Infiltrasi Adalah Penyerapan Air ke Dalam Tanah, Kenali Proses dan Faktornya

Infiltrasi adalah istilah yang biasanya digunakan dalam ilmu tanah.

oleh Husnul Abdi diperbarui 09 Sep 2022, 17:40 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2022, 17:40 WIB
Kondisi Tanah yang Tidak Seimbang
Ilustrasi tanah/credit: pexels.com/Sigrid

Liputan6.com, Jakarta Infiltrasi adalah istilah yang biasanya digunakan dalam ilmu tanah. Hal ini berhubungan dengan proses masuknya air ke dalam tanah. Proses masuknya air ke dalam tanah ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.

Presipitasi, karakteristik tanah, kelembapan tanah, material organik dalam tanah, hingga penutupan lahan dapat memengaruhi proses infiltrasi ini. Proses ini memiliki peran yang sangat besar dalam siklus air, terutama sebagai sumber air tanah dan air akifer.

Infiltrasi adalah proses penting dalam menjaga kestabilan lingkungan. Kamu perlu mengenali proses terjadinya infiltrasi ini karena manfaatnya berkaitan langsung dengan lingkungan sekitar kamu tinggal. Pahami juga faktor-faktor yang memengaruhinya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (9/9/2022) tentang infiltrasi adalah.

Infiltrasi adalah

Infiltrasi adalah
Infiltrasi adalah (Sumber: Pixabay)

Infiltrasi adalah istilah yang kerap digunakan dalam pembahasan ilmu tanah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), infiltrasi adalah penyusupan; perembesan; campuran tangan. Sementara itu dalam ilmu tanah, infiltrasi adalah masuknya air ke arah bawah ke dalam tanah.

Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu sendiri. Di dalam tanah, air mengalir ke arah pinggir, sebagai aliran perantara menuju mata air, danau, dan sungai, atau secara vertikal, yang dikenal dengan penyaringan menuju air tanah.

Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitar. Air hujan atau air irigasi dapat digunakan oleh tanaman setelah melalui proses infiltrasi ke dalam tanah menjadi kadar air. Sebanyak apapun air hujan yang jatuh, laju infiltrasi tidak akan melebihi kapasitas infiltrasi tanah.

Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu milimeter per jam (mm/jam). Air hujan yang masuk ke dalam tanah ini sangat bermanfaat bagi hewan dan tumbuhan yang ada di situ. Selain dapat  mengontrol kelembapan tanah, air tanah juga diperlukan oleh tumbuhan dan hewan-hewan di tanah lainnya. Faktor yang berpengaruh terhadap infiltrasi adalah jenis tanah dan kadar lengas awal menentukan hisapan kapiter dan konduktivitas hidraulis tanah.

Proses Infiltrasi

Ilustrasi Tanah
Ilustrasi Tanah. Kredit: Khemanun Rugyooprasert via Pixabay

Proses terjadinya infiltrasi terjadi ketika air hujan menyentuh permukaan tanah, baik sebagian atau seluruh air hujan tersebut masuk ke dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah. Proses masuknya air hujan ke dalam tanah ini disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan kapiler tanah. 

Melansir Brilio, proses infiltrasi melibatkan tiga proses yang tidak saling tergantung, yaitu proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah, tertampungnya air hujan di dalam tanah, dan proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain. Proses infiltrasi adalah proses yang sangat ditentukan oleh waktu. Jumlah air yang masuk ke dalam tanah dalam suatu periode waktu disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi pada suatu tempat akan semakin kecil seiring kejenuhan tanah oleh air.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Infiltrasi

Tanah
Ilustrasi Tanah dan Pupuk (Image by Jing from Pixabay)

Faktor-faktor yang memengaruhi infiltrasi adalah sebagai berikut:

- Presipitasi

Presipitasi adalah proses pengendapan, baik dari dalam larutan maupun dari udara permukaan ke permukaan bumi. Besar, tipe, dan durasi presipitasi dapat memengaruhi inflitrasi melalui berbagai cara. Hujan cenderung mempercepat laju infiltrasi, lebih cepat dari peristiwa presipitasi lainnya seperti salju atau campuran antara hujan dengannya. Semakin besar presipitasi yang terjadi, semakin besar pula infiltrasi yang terjadi hingga tanah mencapai kejenuhannya.

Durasi turunnya hujan juga berdampak pada kapasitas inflitrasi. Ketika hujan pertama kali turun, inflitrasi terjadi secara cepat karena tanah masih belum jenuh. Namun seiring dengan berjalannya waktu, laju infiltrasi menurun karena tanah menjadi jenuh. Hubungan antara turunnya hujan dan kapasitas inflitrasi ini juga menentukan seberapa besar limpasan yang terjadi. Apabila laju turunnya hujan lebih cepat daripada kapasitas infiltrasi, limpasan akan terjadi.

- Karakteristik tanah

Salah satu faktor yang memengaruhi infiltrasi adalah karakteristik tanah. Porositas tanah sangat penting dalam menentukan kapasitas infiltrasi. Tanah yang memiliki ukuran pori-pori kecil, seperti lempung, memiliki kapasitas infiltrasi yang lebih kecil daripada tanah yang memiliki ukuran pori besar, seperti pasir. Meskipun demikian, aturan ini memiliki pengecualian pada tanah lempung yang kering. Pada kondisi ini, tanah lempung kering membentuk banyak celah yang berakibat pada semakin besarnya kapasitas infiltrasi.

Kompaksi tanah juga menurunkan kapasitas infiltrasi. Kompaksi tanah menyebabkan semakin kecilnya ukuran pori tanah yang berakibat pada menurunnya porositas tanah. Berkurangnya porositas tanah kemudian berakibat pada berkurangnya kapasitas infiltrasi. Selain itu, tanah hidrofobik yang terbentuk akibat kebakaran hutan dapat memperlambat atau bahkan menghentikan infiltrasi untuk terjadi. Hal ini terjadi karena partikel tanah hidrofobik terlapisi oleh zat yang menahan air. Meskipun demikian, infiltrasi pada tanah hidrofobik dapat terjadi secara perlahan apabila kontak antara air dan tanah terjadi dalam waktu yang lama.

- Kemiringan

Kemiringan juga dapat menjadi faktor yang memengaruhi infiltrasi. Semakin besar kemiringan suatu lahan, maka limpahan yang juga terjadi juga semakin besar dan menyebabkan laju infiltrasi semakin kecil.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Infiltrasi

Hujan - Vania
Ilustrasi Hujan/https://unsplash.com/Matthew Henry

- Kelembapan tanah

Infiltrasi adalah proses yang juga dipengaruhi kelembapan tanah. Tanah yang jenuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk menampung air sehingga kapasitas infiltrasi telah tercapai dan laju infiltrasi tidak lagi dapat dipercepat. Kondisi ini berakibat pada semakin besarnya limpahan permukaan. Ketika tanah berada pada kondisi setengah jenuh, infiltrasi dapat terjadi dengan laju sedang. Sementara itu, kapasitas infiltrasi tertinggi dapat tercapai ketika tanah berada pada kondisi tidak jenuh.

- Material organik dalam tanah

Keberadaan material organik dalam tanah (termasuk tumbuhan dan hewan) meningkatkan kapasitas infiltrasi. Tanaman memiliki akar yang memanjang ke dalam tanah sehingga menimbulkan celah dan retakan pada tanah. Hal ini meningkatkan kapasitas infiltrasi pada tanah tersebut.

Tanaman juga dapat mengurangi kompaksi tanah yang juga berakibat pada meningkatnya infiltrasi. Apabila tidak ada tanaman pada suatu lokasi, laju inflitrasi kemungkinan akan sangat lambat sehingga dapat menyebakan limpahan berlebih dan meningkatnya laju erosi.

- Penutupan lahan

Apabila suatu lahan diberi permukaan impermeabel seperti trotoar di atasnya, infiltrasi tidak dapat terjadi karena air tidak dapat menembus permukaan impermeabel tersebut. Hubungan ini juga menyebabkan terjadinya peningkatan limpahan permukaan. Area dengan permukaan impermeabel seperti ini biasanya mengalirkan air hujan langsung ke perairan, tanpa terjadinya infiltrasi.

Pada daerah savana dan padang rumput, laju infiltrasi tanah bergantung pada persentase tanah yang tertutup. Pada tanah lempung berpasir, laju infiltrasi pada tanah yang memiliki tutupan kecil dapat sembilan kali lebih besar daripada tanah yang tidak tertutup. Laju lambat pada daerah tanpa tutupan tanah sebagian besar disebabkan oleh keberadaan kerak tanah. Infiltrasi di bawah helai rumput terjadi cukup cepat karena helai rumput mengalirkan air menuju akar mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya