Liputan6.com, Jakarta Surat Al-Fatihah dan artinya merupakan salah satu surat dari 114 surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim, membaca dan mendalami makna Al-Qur’an adalah suatu kewajiban. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah pedoman hidup atau panduan setiap muslim.
Baca Juga
Advertisement
Maha Besar Allah dengan segala firman-Nya yang ada di dalam Al-Qur’an dibuka dengan sebuah surat yang sangat indah maknanya, yaitu surat Al-Fatihah. Surat Al-Fatihah dan artinya merupakan pembuka dari Al-Qur’an. Al-Fatihah sendiri berarti “pembukaan”. Inilah mengapa surat Al-Fatihah disebut dengan fatihatul kitab atau ummul kitab yang berarti surat pembuka atau pembukaan kitab (Al-Qur’an).
Surat Al-Fatihah merupakan surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keistimewaan. Dalam hal ini, pengertian keistimewaan adalah dari segi maknanya, bukan dari kedudukannya karena semua surat yang ada dalam Al-Qur’an itu mulia. Surat Al-Fatihah mengandung doa dan kebaikan yang sangat besar. Surat Al-Fatihah dan artinya mengandung makna tentang Allah dan manusia.
Surat Al-Fatihah juga merupakan surat yang wajib dibaca ketika sholat. Hal ini bukan tanpa sebab. Dilansir dari sebuah buku milik Muhammad Rasyid Ridha dan Tiar Anwar Bachtiar yang berjudul “Tafsir Al-Fatihah”, melalui pernyataan makna surat Al-Fatihah, orang yang sholat akan merasakan spiritualitas sholat sebagai tiang agama dan dasar yang kuat yag mampu mencegah perbuatan atau perilaku keji dan mungkar.
Berikut liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tentang Surat Al-Fatihah, prinsip dan keutamaannya Selasa (6/12/2022).
Surat Al-Fatihah, Arti dan Penjelasannya
1. Surat Al-Fatihah dan Artinya
Berikut adalah surat Al-Fatihah dan artinya yang ada di dalam Al-Qur’an :
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn
Artinya : "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam"
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
Ar-raḥmānir-raḥīm
Artinya : "Yang Maha Pengasih, Maha Penyanyang."
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
Māliki yaumid-dīn
Artinya : "Pemilik hari pembalasan."
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn
Artinya : "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan."
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Artinya : "Tunjukanlah kepada kami jalan yang lurus."
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ
Ṣirāṭal-lażīna an‘amta ‘alaihim, gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn
Artinya :(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Advertisement
Prinsip Surat Al-Fatihah
1. Prinsip Surat Al-Fatihah
Al-Fatihah dan artinya merupakan surat dalam Al-Qura’an yang terdiri dari tujuh ayat dan merupakan bagian dari surat Makiyyah. Kemudian, Rasyid dan Tiar dalam bukunya menyebutkan bahwa surat Al-Fatihah mempunyai beberapa nama, termasuk Umm Al-Qur’an (induk Al-Qur’an), Al-Sab’Al-Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang), Al-Asas (pondasi) dsb. Dalam buku yang berjudul “Tasfir dan Makna Doa-Dia dalam Al-Qur’an” oleh Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulifat, disebutkan bahwa bagian pertama dalam surat Al-Fatihah dan artinya merupakan pujian, pengagungan dan berserah diri kepada Allah SWT. Sementara itu, bagian lainnya merupakan bagian untuk Allah SWT dan hamba-Nya.
Surat Al-Fatihah juga merupakan surat yang dibaca berulang-ulang dalam sholat. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahih miliknya, dari Ubadah bin Ash-Shamit bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Tidak sah sholat seorang hamba yang tidak membaca surat Al-Fatihah”. Seperti yang kita tahu, sholat wajib saja sudah berjumlah lima dan belim lagi semua sholat sunnahnya dalam satu hari.
Surat Al-Fatihah dan artinya juga mengandung beberapa prinsip yang perlu kita pahami. Muhammad Rasyid dan Tiar Anwar lebih lanjut menyebutkan dalam bukunya tentang lima prinsip Al-Qur’an yang ada di dalam surat Al-Fatihah. Berikut lima prinsip tersebut :
a. Tauhid
Penyebab dari adanya prinsip ini karena semua manusia yang berpotensi menyembah selain Allah, seperti berhala. Prinsip tauhid dalam surat Al-Fatihah dan artinya terdapat pada ayat kedua, “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam semesta.” Ini menunjukan bahwa semua pujian karena semua nikmat, penciptaan, pengadaan dan pemeliharaan hanya untuk Allah SWT. Ayat ini juga menggunakan lafal “rabb” yang berarti lebih dari “raja”, ini berarti “mengurus” dan “mengembangbiakan”. Oleh karena itu, seluruh nikmat manusia dan alam semesta hanya berasal dari Allah SWT.
Prinsip tauhid dalam Surat Al-Fatihah juga ditegaskan dalam ayat kelima yang artinya “Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau lah kami memohon pertolongan.” Ayat ini menghancurkan akar-akar kemusyrikan dan penyembahan berhala yang menyebar di seluruh umat manusia.
Prinsip Surat Al-Fatihah
b. Janji dan Ancaman
Prinsip janji dan ancaman diterangkan dalam surat Al-Fatihah dan artinya pada ayat pertama, “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Ini menunjukkan janji Allah tentang kasih sayang Allah terhadap segala sesuatu. Janji Allah yang satu ini juga terulang pada ayat ketiga. Ini merupakan bagian dari perintah tauhid dan beribadah kepada-Nya yang bertujuan memenuhi kesejahteraan dan kebaikan kita sendiri.
Sementara itu, ancaman sekaligus prinsip tauhid ditunjukkan pada ayat keempat “Pemilik hari pembalasan”. Al-din adalah ketundukkan atau kepatuhan. Artinya, pada hari itu hanya Allah yang memiliki kuasa mutlak serta tidak ada yang bisa membantah-Nya. Al-din juga diartikan sebagai balasan. Maksudnya adalah balasan pahala bagi orang yang berbuat baik dan siksaan bagi para pendosa.
c. Ibadah
Ibadah akan menghidupkan tauhid di dalam hatu manusia dan memantapkannya dalam jiwa. Ayat kelima dalam surat Al-Fatihah juga menunjukkan prinsip ibadah ini, yang mana kita semua hanya beribadah kepada-Nya.
d. Penjelasan tentang jalan menuju kebahagiaan cara menempuhnya
Sementara itu, ayat keenam yang berarti “Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus”, artinya Allah SWT menetapkan jalan yang lurus supaya manusia dapat mengikutinya. Manusia yang beristiqamah tentu akan mendapat kebahagiaan dan yang menyimpang hanya akan sengsara.
e. Kisah-kisah tentang orang yang menepati apa yang Allah perintahkan
Prinsip sejarah dan kisah dalam surat Al-Fatihah ditunjukkan pada ayat ketujuh yang artinya “ (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” Ayat ketujuh menjelaskan bawah umat terdahulu diberikan syariat oleh Allah sebagai petunjuk bagi mereka.
Hal Ini juga berarti dengan perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk meneladani nabi-nabi sebelumnya. Dengan demikian, ayat ini Allah menjelaskan bahwa kisah-kisah sebelumnya untuk dijadikan nasihat dan pelajaran.
Advertisement
Keutamaan Surat Al-Fatihah
3. Keutamaan Surat Al-Fatihah
Surat Al-Fatihah dan artinya memiliki beberapa keutamaan. Hal ini disebutkan dalam buku “Mukjizat Al-Fatihah” dan buku oleh Syaikh Bakar. Berikut penjelasannya :
a. Paling utama
Muhammad S. El-Bantani dalam bukunya yang berjudul “Mukjizat Al-Fatihah” menyebutkan bahwa Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan, “Yahya bin Said menyampaikan kepada kami dari Syu;bah yang menerima kabar ini dair Hubaib bin Abdurrahman, dari Hafidz bin Ashim, dari Abu Said Al-Ma’alli ra, “Ketika aku sedang sholat, Rasulullah SAW memanggilku. Aku tidak menyahut. Setelah selesai sholat, aku mendatangi beliau. Kemudian, Rasulullah bersabda, “Kenapa kamu tidak segera mendatangiku?”, Aku menjawab “ Karena aku sedang sholat, ya Rasulullah”. Steah itu, Rasulullah bersabda, “Aku akan mengajarkan kepadamu surat yang paling utama dalam Al-Qur’an sebelum kamu keluar dari masjid ini, yaitu Alhamdulillahairabbil’aalamiin (dan seterusnya) ialah tujuh ayat yang berulang-ulang dan itulah Al-Qur’an Al-Adzim yang telah disampaikan kepadaku.”
b. Tidak ada yang menyerupaianya dalam Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Ubay bin Ka’ab membacakan Al-Fatihah kepada Rasulullah SAW, lalu beliau berkata, “Demi Dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya! Sungguh Allah SWT tidak menurunkan pada Taurat, Injil, Zabur dan tidak juga pada Al-Furqan (Al-Qur’an) surat semisalnya. Sesungguhnya ia adalah As-Sab’u Al-Matsani dan Al-Qur;an Al-Adzim yang diberikan kepadaku.” (Ma’ani Al-Qur’an).
c. Langsung dari Arsy
Diriwayatkan dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas ma berkata, “Ketika Nabi Muhammad SAW duduk di hadapan Jibril AS, maka beliay mendengar suara menggelegar dari atas kepalanya, kemudian beliau mengangkat kepalanya, maka Jibril berkata, “ Ini adalah salah satu pintu langit yang telah dibuka hari ini dan tidak pernah dibuka kecuali hari ini.” Turunlah darinya seorang malaikat. Maka disebutkan, “ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan tidak pernah turun sebelumnya kecuali hari ini.” Kemudian mengucapkan salam. Maka malaikat tersebut mengucapkan salam dengan mengatakan, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu dan tidak ada seorang nabi pun yang pernah diberikan dua cahaya ini, yaitu Al-Fatihah dan beberapa ayat akhir dari surat Al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca satu hurud pun di antara dua surat tersebut kecuali akan diberikan kepadamu (Shahih Muslim, Bab Fadhl Surah Al-Fatihah wa Khawatim Surah Al-Baqarah wa Al-Hatsts’ala Qira’ah Al-Ayatin min Akhir Al-Baqarah.No. 806).
Keutamaan Surat Al-Fatihah
d. Sebagai Penawar (Obat)
Diriwayatka dari Abu Sa’id Al-Khudri berkata bahwa, “Pada suatu hari, kami bermalam di suatu dusun. Seorang budak perempuan datang kepada kami dan berkata, “Kepala desa di sini sedang sakit dan tak seorang pun di antara kami yang dapat mengobatinya. Adakah di antara tuan-tuan yang dapat mengobatinya?” Salah seorang dari kami berdiri dan mengikuti budak tadi. Kami tidak yakin ia dapat mengobatinya. Ia membacakan sesuatu dan ternyata kepala desa itu sembuh. Ia diberi hadiah 30 ekor kambing dan kamu disuguhkan susu. Ketika ia kembali, kamu bertanya, “Apakah yang kau baca tadi? Apakah engkau tukang mantra?” Ia menjawab, “Tidak, saya bukan tukang mantra, tetapi saya hanya membacakan Ummul Kitab (Al-Fatihah).” Kami berkata, “Jangan kabarkan kejadian ini kepada siapa pun sebelum kita tanyakan kepada Rasulullah SAW.” Sesudah sampai Madinah, kami mendatangi Rasulullah dan menceritakan kejadian tersebut. Kemudian, Rasulullah bersabda, “Al-Fatihah itu obat”.
Kisah tersebut juga disebutkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud. Dalam beberapa riwayat Imam Muslim dijelaskan bahwa orang yang dimaksud terkena sengatan binatang berbisa dan yang mengobati adalah Abu Sa’id Al-Khudri. Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama dengan maksud Al-Fatihah yang bisa menjadi obat. Hal ini karena pada beberapa ayat Al-Qur;an, seperti Q.S Yunus ayat 57, Q.S Fushilat ayat 44 dan Q.S Al-Isra ayat 82 yang pada dasarnya menjelaskan bahwa Al-Qur’an itu sendiri adalah obat. Intinya adalah Al-Fatihah adalah surat yang memiliki keistimewaan.
Reporter magang : Friska Nur Cahyani
Advertisement