Liputan6.com, Jakarta - Ada dua pendapat yang membahas mengenai lupa niat puasa Ramadhan sah atau tidak. Niat puasa Ramadhan adalah bagian dari rukun puasa Ramadhan. Lalu, lupa niat puasa Ramadhan sah atau tidak?
Pendapat pertama, menyebut lupa niat puasa Ramadhan tidak sah. Ini merujuk pendapat dari Mazhab Maliki, Syafi'I, Hanbali. Pendapat ini menegaskan bahwa makan sahur tidak cukup untuk mengganti niat puasa.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu dari pendapat kedua, menyebut lupa niat puasa Ramadhan tetap sah merujuk Mazhab Abu Hanifah. Kementerian Agama Provinsi Bali pun menjelaskan bahwa sebagian ulama membolehkan perkara ini.
Universitas Pakuan menjelaskan, niat puasa Ramadhan yang diyakini Mazhab Abu Hanifah mulai dari waktu masuk Maghrib sampai masuk waktu Dzuhur. Pendapat dari Mazhab Abu Hanifah ini dinilai lebih fleksibel daripada pendapat yang pertama.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang lupa niat puasa Ramadhan sah atau tidak, Selasa (14/3/2023).
Pendapat Pertama
Pendapat pertama, menyebut lupa niat puasa Ramadhan tidak sah. Adanya pendapat ini merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad yang sanadnya “hasan” kuat.
“Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)
Lupa niat puasa Ramadhan di malam hari dianggap tidak sah puasanya. Hal yang sama berlaku untuk yang seseorang yang sudah sahur tetapi lupa tidak membaca niat puasa Ramadhan. Pendapat ini menegaskan bahwa makan sahur tidak cukup untuk mengganti niat puasa.
Batasan waktu membaca niat puasa Ramadhan berbeda antara Mazhab Maliki, Syafi'I, Hanbali, dan Abu Hanifah. Universitas Pakuan menjelaskan niat puasa Ramadhan yang diyakini Mazhab Maliki, Syafi'I, Hanbali itu mulai dari masuk waktu Maghrib sampai masuk waktu Subuh.
Advertisement
Pendapat Kedua
Pendapat kedua, menyebut lupa niat puasa Ramadhan tetap sah puasanya. Kementerian Agama Provinsi Bali menjelaskan bahwa sebagian ulama membolehkan perkara ini. Jika bangun di waktu malam dan makan sahur, maka sudah dianggap melakukan niat untuk melakukan puasa.
Maka dari itu, meskipun lupa niat puasa Ramadhan di waktu malam, baik sengaja atau lupa, asalkan niat makan sahur, maka puasa Ramadhan dinilai sah.
Adanya pendapat kedua ini merujuk pada pendapat Mazhab Abu Hanifah. Universitas Pakuan menjelaskan, niat puasa Ramadhan yang diyakini Mazhab Abu Hanifah mulai dari waktu masuk Maghrib sampai masuk waktu Dzuhur. Pendapat dari Mazhab Abu Hanifah ini dinilai lebih fleksibel daripada pendapat yang pertama.
Dalam kitab berjudul Fathul Mu'in oleh Syekh Al-Malibari yang dikutip oleh Buya Yahya melansir dari kanal Youtube Al Bahjah TV, bahwa:
“Barangsiapa di pagi harinya dia lupa belum niat, dia ingin berpuasa, maka hendaknya dia niat ikut mazhabnya Abu Hanifah,” dijelaskan Buya Yahya.
Meskipun mengikuti mazhab Abu Hanifah, Buya Yahya mewanti-wanti perihal mengikuti mazhab Abu Hanifah jangan main-main. Misalnya, tidak boleh dengan sengaja tidak niat puasa saat malam harinya.
Itu artinya, lupa niat puasa Ramadhan tetap sah dengan mengikuti Abu Hanifah, catatannya dilakukan dalam keadaan yang darurat atau terpaksa seperti lupa. Pastikan, ketika akan puasa diniati pada siang hari, belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa.
Apabila ada yang sudah makan lalu ingin niat puasa Ramadhan di siang hari, maka tidak bisa atau niat puasanya menjadi tidak sah. Ini karena perkara yang membatalkan puasa sudah dilakukan.
Bacaan Niat
Niat puasa Ramadhan baiknya dibaca selesai sholat tarawih dan sebelum memasuki imsakiyah. Ada dua versi bacaan niat puasa Ramadhan yang perlu diketahui, yakni niat puasa Ramadhan harian dan niat puasa Ramadhan satu bulan penuh.
Bacaan niat puasa Ramadhan satu bulan penuh, baiknya dibaca pada malam pertama di bulan Ramadhan atau Ramadhan hari pertama. Catatan penting, membacanya pada malam pertama adalah sunnah.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan." (Muttafaqun 'alaihi).
Dalam hadis lain yang diterima dari Siti Hafshah, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang tidak berniat akan berpuasa pada malam hari sebelum terbit fajar, maka tidaklah ia berpuasa."
Niat Puasa Ramadhan Harian
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin an adai fardhi syahri ramadhana haadzhihis sanati lillahi taala.
“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala.”
Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jamî’i syahri ramadlâni hadzihissanati taqlîdan lil imâm mâlikin fardlan lillâhi ta’âlâ.
“Saya berniat puasa selama satu bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah taala.”
Advertisement